13: Lembaran Baru (Tanpa Dia)

1.8K 135 3
                                    

Sebulan kemudian, Desember 2015.

Tak lama lagi dunia sudah akan memasuki tahun baru. Kata orang, tahun baru berarti membuka lembaran hidup yang baru. Mungkin ia harus mengenang beberapa peristiwa penting dalam hidupnya sebelum tahun ini berganti.

Terkadang penyebab hancurnya hubungannya dengan Gian masih membuatnya tidak percaya.

Hubungannya dengan Leo? Hm, tidak ada yang terlalu menarik. Sejak pemuda itu tak sengaja bertemu dengan dirinya dan Gian di Sweet Butters, Leo jarang menghubunginya secara langsung.

Menurut Budhe Lasti, Leo lebih sering datang sendiri dan bermain bersama anak-anak panti. Mungkin ia sudah cukup akrab dengan seisi panti sehingga tidak memerlukan Amanda lagi. Oh, pernah satu kali pemuda itu datang bersama dengan pacarnyu. Ah, siapa namanya? Arlina kalau tidak salah, gumamnya dalam hati.

Tapi mereka tidak pernah bertemu. Dan Amanda sendiri entah mengapa memang berharap supaya jangan bertemu Leo dan Arlina di panti. Mungkin suasananya akan menjadi rumit kalau sampai hal itu terjadi.

Urusan Leo yang suka bermain dengan anak-anak panti sama sekali bukan masalah. Ia bebas untuk hal itu. Bagi Amanda sendiri, yang penting mereka bahagia.

Oke, lalu Sindi, seperti biasa sahabatnya itu selalu menjadi tempat curhatnya dalam keadaan apa pun. Tapi, Sindi belum tahu bahwa ia dan Gian sudah tak bersama lagi. Amanda belum siap untuk bercerita soal itu.

Susahnya, sebentar lagi ia akan kembali bertemu dengan Sindi. Mereka akan pergi liburan di Rajaampat menjelang akhir tahun nanti. Mungkin ia baru akan memberitahukan semuanya setelah ia bertatap muka dengan sahabat terbaiknya itu. Dan Amanda sangat-sangat tak sabar menunggu hingga liburan itu tiba.

***

Ia merindukan gadis itu. Sungguh.

Walau sudah cukup lama mereka tidak betemu, jujur saja Leo selalu memikirkan Amanda. Kenapa bisa begitu? Ia sendiri juga tidak tahu. Sudah pasti Arlina tidak akan senang jika ia akan betemu Amanda untuk waktu yang intens.

Lagipula, Amanda ternyata sudah punya Gian. Mungkin Gian akan berpikiran yang sama seperti Arlina ketika ia dan gadis itu terus berdekatan. Padahal sebenarnya...

"Le, kamu jadi ke panti?"

"Jadi."

Seperti biasa Leo akan meluangkan waktunya untuk pergi ke panti pada akhir pekan.

"Aku mau ikut lagi. Boleh kan?"

Leo menatap Arlina yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Boleh."

Pemuda itu sama sekali tidak tahu bahwa sebenarnya Arlina selalu resah jika Leo bilang akan pergi ke panti, meski gadis itu tahu bahwa kekasihnya memang hanya akan bermain dengan anak-anak di sana. Arlina tidak ingin baik sengaja atau tak sengaja Leo bertemu dengan Amanda tanpa ada dirinya.

Tidak tahu kenapa, setiap kali mendengar sesuatu yang berhubungan dengan Amanda, ia cemas. Khawatir Leo bisa terjerat oleh perasaannya dan kembali pada cinta masa lalunya, meski ia tahu itu sangatlah tidak mungkin karena Amanda sudah bahagia dengan cowok lain dan tidak mungkin menginginkan Leo kembali.

Arlina benci menjadi posesif. Ia ingin sekali kembali seperti dulu, membiarkan semuanya mengalir tanpa kekhawatiran. Tapi, sejak ia melihat Amanda waktu itu, semuanya mendadak berubah.

Seharusnya memang ia percaya bahwa Leo tidak akan melukainya. Namun hatinya sendiri tak dapat dicegah untuk tak memikirkan segala kemungkinan terburuk.

Janji Hati 2: "Setelah Dava Tiada"Where stories live. Discover now