Prolog

11.8K 706 19
                                    

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto only. I don't take any material profit from it.

Pairing : SasuFemNaru

Rated : T+

Genre : Romance, Drama

Warning : Gender switch, OOC, maybe OC, typo (s)

Note : Don't like, don't read.

Happy reading!!! 😘😘

Prolog

Melihat lelaki itu lagi setelah tujuh tahun lamanya. Di antara ramainya supermarket Konoha di akhir pekan.

Naruto mendorong troli miliknya. Sendiri. Berjuang menentukan arah di keramaian. Sungguh, seharusnya ia mengajak Menma menemaninya walaupun harus mentraktir monyet satu itu paling tidak Naruto tidak harus seperti orang gila mencari arah ke kasir. Sudah lebih setengah jam ia berputar-putar dan Naruto yakin ia sudah berada di tempat sayur-sayuran untuk ke tiga kalinya.

Dia baru pulang dari studinya di luar negeri jadi ia masih belum familiar dengan tempat ini.

Dan di sanalah ia melihatnya.

Tujuh tahun.

Tujuh tahun yang panjang. Jadi bagaimana bisa ia yang baru kemarin kembali dari Amerika sudah bertemu lelaki itu. Tidak bukan dia, lebih tepatnya mereka.

Apa lagi-lagi takdir mempermainkannya.

Apa masih belum cukup kemalangan Naruto selama ini.

Naruto diam-diam melihat pasangan yang berdiri tak jauh dari tempatnya, tengah sibuk memilih sekantong baby carrot dan lagi-lagi perasaan aneh itu muncul.

Tujuh tahun lalu, mereka berdualah yang membuat Naruto memutuskan untuk pergi.

'Tentu saja kami bukan saudara. Hanya karena nama keluarga kami sama bukan berarti kami saudara. Orang tua kami sangat dekat, setelah orang tua Sasuke meninggal mereka memutuskan untuk merawatnya'

'Kamu pikir bisa menggantikan posisiku di hati Sasuke. Kamu bermimpi. Hari ini aku akan menyatakan cintaku pada Sasuke. Kita lihat siapa yang berada di hatinya. Kamu atau aku.'

Tahun itu, ketika ia berusia 20 tahun, sehari sebelum ulang tahun Sasuke. Satsuki yang pendiam dan pemalu tiba-tiba dengan berani membuat deklarasi itu padanya.

'Kamu tidak tahu betapa aku membencinya. Namikaze Naruto. Beraninya dia masih bisa tersenyum seperti itu.'

Dengan mata menyala karena amarah Sasuke mengucapkan kata-kata kejam itu dihadapan sahabatnya.

Naruto kalah. Dan kemudian ia langsung memutuskan untuk terbang ke Amerika Serikat.

Naruto pikir ia bisa melupakan rasa sakit di hatinya. Naruto salah, sekalipun tak terasa tapi Naruto tahu rasa sakit itu masih di sana.

Ia tidak mau bertemu mereka lagi.

Ia harus pergi.

Lari,

Oh, Baby! Where stories live. Discover now