Spesial 3

5.3K 500 21
                                    

Teach You

Karena ada kunjungan mendadak salah satu klien Sasuke di sore hari, Sasuke jadi pulang terlambat hari itu.

Lampu di ruang tamu sudah menyala tapi tak satupun ada di sana. Sasuke langsung menuju ke kamar dan  melihat Naruto dengan kepala basah, menyender santai di kaki ranjang dan tengah membaca sebuah buku. 

Sasuje mengernyit menatap rambut panjang Naruto yang yang masih basah dan membuat piyamanya ikut basah.

Dengan pelan di taruhnya tas kerjanya di atas meja rias Naruto, lalu mendekati Naruto dan memenjarakan gadis itu dalam pelukannya. 

"Kenapa kau tak keringkan dulu rambutmu?"

"Karena aku tau akan pulang." Naruto begitu konsentrasi membaca sehingga mengabaikan Sasuke.

Sasuke mendesah, mau tak mau dia pergi ke kamar mandi untuk mengambil pengering rambut, mencolokannya ke poket di dekat ranjang.

"Kemarilah."

Dengan patuh, Naruto yang tetap menatap bukunya menyenderkan tubuhnya ke pangkuan Sasuke. Dia menggesek-gesek badannya ke dada Sasuke mencari posisi yang membuatnya nyaman untuk meneruskan membaca.

Sasuke yang juga menikmati posisi intim seperti itu dengan setengah hati tetap menceramahi Naruto. "Berapa umurmu? Masih saja bertingkah seperti anak-anak?"

"Kau yang memintaku memanjangkan rambutkan? jadi kau harus ikut bertanggung jawab." bantah Naruto dengan lancar. "Lagipula menurut pandangan secara hukum rambut panjangku tumbuh setelah kita menikah. Jadi itu  bisa di anggap sebagai properti bersama antara suami dan istri. Akibatnya, kau punya kewajiban untuk ikut memeliharanya."

Tanpa bisa di cegah Sasuke merasa geli mendengar nada bicara Naruto yang di buat buat seperti dirinya.

"Darimana kau belajar membuat alasan seperti itu?"

"Aku belajar dari Ucapan dan tindakan Uchiha Sasuke."

Beberapa saat kemudian Naruto menaruh buku di tangannya lalu memandang Sasuke. "Sasuke, jika kau kembali berumur 14 tahun, apa yang akan kaulakukan?"

Melihat Sasuke yang mengabaikannya dan memilih berkutat mengeringkan rambutnya Naruto mencebik jengkel. Dengan keras kepala ia bertamya lagi "Apa kau akan pergi dan mencariku lebih awal?"

"Nyonya Uchiha, dengan menyesal aku beritahkan padamu bahwa aku tak berniat memiliki cinta monyet denganmu."

"Hmm, kau juga bilang kau tak akan berkencan denganku saat kuliah dulu. Pada akhirnya, aku tetap mendapatkanmu." ujar Naruto dengan bangga. "Payah, bagaimana kau bicara sombong begitu."

Beberapa orang tampaknya hidup sangat nyaman hingga bertingkah arogan. Sasuke menyelesaikan pekerjaannya dalam diam. Begitu ditaruhnya hair dryernya ke nakas, dia langsung mengangkat Naruto yang masih terkikik geli.

Naruto yang baru sadar dari keterkejutannya, ingin memprotes sebelum bibirnya di kunci dengan bibir dan lidah Sasuke. Aroma mint dan khas Sasuke melumpuhkan seluruh indra Naruto.

"Naruto, rambutmu membuat kemejaku basah." Ujar Sasuke sambil terus menciumi Naruto yang terpenjara dipangkuannya. "Bantu aku melepaskan bajuku."

"Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Naruto diancara ciuman beruntun Sasuke.

Mendengar pertanyaan seperti ini dari mulut istrinya itu membuat Sasuke menyeringai geli. "Kau pikir?"

Naruto mendesis. "Sasuke ini sudah malam, aku ada pemotretan besok pagi."

"Apa yang kau fikir ingin kulakukan?" tanya Sasuke dengan kening berkerut. "Sejak aku pulang aku melayanimu sejak tadi jadi aku belum mandi."

Huh?

"Jadi bantu aku melepas bajuku agar aku bisa mandi."

Sasuke dengan santai menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang, matanya terus menatap Naruto yang duduk di atas pahanya dan dengan serius melepas kemejanya. Tangannya meraih remote di nakas dan langsung menekan tombol yang membuat tirai jendela menutup.

Kancing terakhir kemejanya berhasil di buka, tapi Sasuke tampak tak berniat untuk beranjak ke kamar mandi. Naruto mengangkat kepalanya dan menatap Sasuke dengan penuh tanda tanya.

Melihat seringai aneh di wajah Sasuke membuat Naruto berusaha bangkit dari pangkuan Sasuke, tapi tangan besar Sasuke langsung menghentikan gerakannya.

"Tiba-tiba saja aku ingin mengajarimu sesuatu langsung dengan praktek."

Naruto cuma bisa menyesal dalam hati. Harusnya dia tahu jika Sasuke membiarkan seseorang untuk menang berdebat dengannya, kau harus bersiap membayar dobel suatu saat nanti.

Tak pernah ada yang tahu Sasuke yang begitu sempurna itu akan berubah jadi serigala mengerikan di atas ranjang.

Poor Naruto.

End

Chapter terakhir untuk minggu ini, moga terhibur.

Oh, Baby! Where stories live. Discover now