Three

5.9K 517 2
                                    


Tiga


Lelaki tampan yang tengah berdiri di depan jendela meja resepsionis yang memunggunginya itu memang benar-benar Sasuke. Ketika ia mendengar langkah kaki Naruto ia berbalik tiba-tiba,menatap Naruto dengan dua matanya yang dingin bagai baja. Benar-benar tidak menunjukkan emosi apapun.

Untuk sekali ini Ino tampaknya tidak berlebihan. Benar Sasuke memang tampan dan one hundred percent good looking. Setelan jasnya yang dari sekilas pandang adalah jas dengan kualitas nomor satu benar-benar pas memeluk tubuh tinggi dan tegapnya. Dia masih tetap terlihat seperti dulu, penuh perhitungan, tenang serta percaya diri.

Naruto ingat pernah bertanya dalam hati apakah kepercayaan diri sebesar itu bisa di beli?.

Sasuke menundukkan kepalanya singkat dan menyapa Naruto. "Namikaze san."

'Namikaze san?'

Naruto terhenyak mendengar panggilan itu, dengan kaku Naruto tersenyum dan menunjuk sofa panjang di sudut ruang."Uchiha san, silahkan duduk."

"Hm. Apa kau ingin minum?"

"Terima kasih tapi tidak perlu." katanya datar. "Aku tidak lama."

"Jadi ada perlu apa?"

Mendengar pertanyaan Naruto tatapan Sasuke bertambah dingin. "Namikaze san tampaknya datang ke kantorku tiga hari lalu. Aku pikir kau akan datang lagi tapi setelah beberapa waktu kau tak muncul juga. Aku tak punya pilihan lain kecuali datang ke sini secara pribadi."

Mata Naruto membola bertanya dengan suara bergetar. "How do you know?"

"I have my way."

"Aku pergi hanya untuk mengembalikan dompet. Karena kau sudah menerimanya, kau tak perlu repot-repot datang kemari."

"Selain mengembalikan dompet kau tak punya keperluan lain?"

'Keperluan lain?' batin Naruto bingung.

Naruto dengan buru-buru menggeleng. "Tak ada."

"Baguslah." desah Sasuke ada sedikit nada kecewa dalam suaranya. "Tapi aku ada masalah."

"Di dalam dompet itu seharusnya ada sebuah foto.
Apa kau tahu sesuatu tentang itu."

"Benarkah? Aku tak memperhatikan."

"Oh. Kau tahu di dalam dompet ini tak ada tanda pengenal apapun kecuali sebuah foto dan uang tunai. Jadi bagaiman bisa kau tahu itu milikku?"

Naruto terhenyak dan tak bisa menjawab, dia lupa lelaki di depannya itu adalah seorang pengacara. Seseorang yang ahli menemukan celah dalam ucapan seseorang. Ingin mengelabuinya harusnya dia tahu kapasitas kemampuannya terlebih dahulu.

"Namikaze san. Bisa anda kembalikan foto itu pada saya."

"Orang di foto itu adalah aku. Jadi katakan kenapa aku harus mengembalikan padamu?"

"Namikaze san, saranku kau tak mendiskusikan kepemilikan sah benda itu pada seorang pengacara." ucap Sasuke.

Naruto terdiam, tahu dia tak akan menang berdebat dengan Sasuke. "Foto itu tak di sini."

"Berikan padaku besok."

"Besok aku ada....."

"Namikaze san." potong sasuke. "Aku pikir kita berdua tidak mau banyak berurusan di masa depan. Mari kita akhiri ini secepatnya."

Naruto terdiam sejenak. "Apa yang ingin kau lakukan pada foto itu?"

"Siapa tahu." wajah Sasuke semakin menggelap. "Mungkin aku ingin menyimpannya agar aku teringat pada kebodohan masa laluku"

Oh, Baby! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang