The Dream...

5.2K 463 11
                                    

.

.

.

Author pov.

Jungkook membuka matanya. Ia terbangun karena suara angin yang mengusiknya. Jungkook bangun dan menatap bingung sekelilingnya.

Tempat sekarang ia berada begitu indah. Hamparan bunga-bunga yang mekar membuat tempat itu menjadi lebih indah. Jungkook berdiri dan mulai berjalan menyusuri tempat itu.

Jungkook masih bingung dengan tempat itu. Seingat Jungkook, dirinya berada diapartemennya dan berbaring disofa. Tapi, sekarang dirinya berada ditempat seindah ini. Begitu membingungkan bagi Jungkook.

"Seekor kelinci kecil dalam lubang yang kecil. Tak bisa keluar dan tak bisa bergerak. Hanya bisa bernafas.."

Jungkook melihat seorang yeoja tengah duduk jongkok ditengah hamparan bunga. Jungkook dapat melihat yeoja itu tengah bermain dengan seekor kelinci.

Yeoja itu berdiri dan berbalik kearah Jungkook. Yeoja itu menatap Jungkook yang berdiri disana cukup lama.

Jungkook pov.

Yeoja itu menatapku cukup lama. Wajahnya sangat cantik. Baju putih yang dikenakannya menambah kecantikan dari yeoja itu. Rambutnya tergerai indah.

"Ada yang bisa aku bantu, tuan?"

Suara lembut yeoja itu menyapa telingaku. Aku tersadar dan tersenyum.

"Aku ingin bertanya, ini dimana?"

Yeoja itu tersenyum manis kearahku. Aku terpesona dengan senyum manis yeoja itu.

"Menurutmu ini dimana?"

Yeoja itu berjalan pergi dengan membawa kelinci itu. Aku tak tau dengan ucapan yeoja itu. Kenapa ia menanyakan padaku?

Aku tersadar ketika yeoja itu semakin menjauh.

"Nona, chakamman!"

Aku berlari mengejar yeoja itu. Tapi, yeoja itu tiba-tiba menghilang entah kemana. Seperti disapu oleh angin.

"Nona! Dimana kau?! Aku ingin bertanya sesuatu! Nona!"

Aku terus berteriak memanggil yeoja itu. Tapi tak ada tanda-tanda yeoja itu muncul. Aku terus berlari hingga aku tak memperhatikan jalanku, dan..

Sret!

"Aaakkkhhh~!!" Mataku terbuka lebar. Aku terduduk disofa. Ya, aku tertidur disana dan bermimpi aneh. Untung saja semua itu hanya mimpi.

Aku kembali memikirkan mimpi itu. Aku, seorang diri ditempat itu. Tanpa teman sama sekali. Meski di tempat itu terasa damai dan tenang, tapi aku tak ingin sendiri. Sendiri tanpa Jin dan Jimin hyung.

Ya, tanpa dua hyungku itu. Entah kenapa aku tak bisa jika tak bersama mereka? Aku tak bisa membenci mereka, meski mereka memperlakukanku seperti ini. Aku sangat menyayangi mereka berdua.

.

.

.

Author pov.

Hari ini Jungkook masih tak masuk sekolah. Seharian Jungkook menghabiskan waktunya untuk membersihkan apartement Jin. Tak ada hal lain selain itu.

Hari sudah menjelang malam. Jungkook duduk di balkon. Menatap langit malam yang gelap. Tak ada satu bintang pun yang bersinar.

Pikiran Jungkook melayang. Ia masih teringat akan mimpinya. Mimpi anehnya yang membingungkan ditempat yang indah itu. Jungkook menutup matanya, merasakan angin malam menerpa tubuhnya.

.

.

.

Jungkook pov.

Aku membuka mataku ketika sesuatu bergerak diatas tubuhku. Mataku membulat ketika melihat seekor kelinci berada diatas tubuhku. Aku duduk dan mengambil kelinci itu.

Aku menatap sekelilingku. Ya, aku kembali ketempat itu. Tempat dimana aku bertemu dengan yeoja dan kelinci yang aku bawa saat ini. Tapi, aku tak melihat keberadaan yeoja itu.

Aku menoleh ke kelinci yang kubawa. Aku kembali terkejut ketika kelinci itu tak berada ditanganku. Aku mencari kelinci itu dengan bingung.

"Apa yang kau cari?"

Suara seorang yeoja mengejutkanku. Aku melihat yeoja yang pernah aku temui berdiri tak jauh dariku dengan membawa kelinci itu. Aku menghela nafas lega melihat kelinci itu. Aku tersenyum dan berjalan mendekat ke yeoja itu.

"Tadi, aku mencari kelinci itu. Ternyata kau yang membawanya. Em~ waktu itu kemana kau pergi? Aku ingin bertanya sesuatu."

"Apa yang ingin kau tanyakan?"

"Ku mohon jawab dengan jelas. Dimana ini?"

"Pertanyaan bodoh itu lagi. Kau itu bodoh atau idiot huh?!"

Aku terkejut ketika mendengar jawaban yeoja itu. Suaranya yang semula lembut kini menjadi dingin dan kasar. Entah kenapa suara yeoja itu terdengar seperti suara Jin hyung.

Aku menundukkan kepala. Mencoba membuat diriku paham dengan apa yang terjadi dihadapanku.

"Ya! Park Jeongguk! Kenapa kau diam saja, huh?!"

Aku mendongak dan terkejut melihat yeoja dihadapanku berubah menjadi Jin hyung. Mulutku kaku ketika melihat Jin hyung yang terlihat kesal.

"Jin hyung.." hanya itu yang bisa keluar dari mulutku. Ah, rasanya sangat kaku. Aku tak bisa menggerakkan mulutku.

"Jadi kau kemari untuk bermalas-malasan? Meninggalkan tugasmu, huh?!" Jin hyung mencengkram bajuku dan mendorong tubuhku dengan kasar.

"Kau memang ingin mencari masalah denganku! Aku sama sekali tak menginginkan adik sepertimu! Kau tak pantas untuk hidup dikeluarga Park! Lebih baik kau mati saja.."

Jin hyung mendorong tubuhku. Aku terhuyung dan aku tak menyadari jika aku berada di tepi jurang. Aku tak bisa menyeimbangkan tubuhku. Jin hyung tersenyum menang ketika melihatku terhuyung.

"Aakkhh~!! Jin hyung!"

Aku terbangun dan terduduk disofa. Aku menatap seluruh ruangan. Aku berada di apartement. Dan lagi-lagi aku bermimpi aneh. Dan yang membuat aneh, kenapa Jin hyung masuk kedalam mimpiku? Dan ingin membunuhku?

.

.

.

To Be Continue

Last Letter From God [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz