The Gift

4K 273 22
                                    

Masih di tempat yang sama. Kamar Jungkook. Disana Seokjin dan Jimin tengah duduk di atas tempat tidur Jungkook. Menatap kearah kotak yang mereka pegang masing-masing. Kotak yang di berikan Jungkook pada mereka. Hadiah terakhir dari Jungkook, mungkin?

Seokjin dan Jimin perlahan membuka tutup kotak itu. Dan perlahan mulai terlihat isi kotak itu. Sebuah syal untuk Seokjin dan sebuah beannie hitam untuk Jimin. Benda yang sederhana. Namun sangat berarti untuk Seokjin dan Jimin.

Pluk!

Sebuah amplop biru terjatuh ketika kotak Seokjin terangkat. Seokjin mengambil amplop itu dan membukanya. Ada sebuah surat di dalamnya.

Jin hyung dan Jimin hyung, annyeong!

Jika kalian membaca surat ini, itu artinya Yoongi hyung sudah memberikan hadiahku pada kalian. Dan juga, aku sudah tak bersama kalian lagi, mungkin. Tapi, yang aku yakin, waktuku tak banyak lagi, hyungdeul.

Hyungdeul.. gomawo sudah menjadi hyungku. Gomawo sudah merawat ku selama ini. Gomawo sudah menyayangi ku meski cara kalian sedikit berbeda, kekeke. Tapi aku menyukainya.

Aku harap setelah aku pergi, kalian bisa hidup bahagia. Tolong jaga appa dan eomma dengan baik hyungdeul. Banggakan mereka. Mereka sangat menyayangi kalian. Terutama eomma. Eomma tak henti-hentinya menjaga kalian.

Ah, untuk hadiah ini. Aku menyiapkannya sebagai hadiah kepulangan kalian dari rumah sakit nantinya. Aku ingin memberikan hadiah ini langsung pada kalian. Tapi, aku ragu kalian akan menerimanya jika aku yang memberikan langsung, kkk. Tidak, aku bercanda tentang itu. Aku ragu kalau aku bisa memberikan langsung pada kalian di waktuku yang sudah sedikit ini. Jadi, mungkin aku akan meminta Yoongi hyung memberikan pada kalian.

Hadiah ini bukan hadiah yang mahal. Hanya benda yang sederhana tapi selalu kalian lupakan. Aku sedih melihat kalian yang selalu melupakan benda-benda ini.

Seokjin hyung, jangan lupa gunakan syalmu ketika keluar di musim dingin. Itu akan membuatmu hangat. Kau selalu keluar dengan jaket dan melupakan syalmu di kamar. Jaket saja tak akan membuatmu hangat, hyung. Jadi setelah ini, tolong gunakan syalmu, Jin hyung.

Jimin hyung. Ah, kau juga sama dengan Jin hyung. Melupakan topi hangatmu. Aku tak melihat keberadaan topi hangatmu di kamarmu ketika aku membersihkannya. Padahal hari itu sedang dingin, dan hyung tak menggunakan topi hangat mu. Aku tau, hyung tak tahan dingin. Meski dengan jaket tebal itu, hyung tak bisa menghangatkan telinga mu. Telingamu bahkan sampai merah karena kedinginan. Jadi, gunakan beanie ini untuk menghangatkan telingamu, hyung. Meski tidak terlalu hangat setidaknya dapat mengurangi telingamu yang memerah karena kedinginan, hyung.

Aa, apa suratku terlalu panjang? Mungkin iya. Hahh.. menulis surat bahkan bisa membuatku lupa waktu. Ya, setidaknya untuk menunggu hujan diluar, aku menulis surat ini untuk kalian. Semoga Jin hyung dan Jimin hyung tak bosan membaca surat yang panjang dariku ini, hahaha.

Hyungdeul, boleh aku memberitau kalian mimpiku. Mungkin akan menjadi mimpi terakhirku. Aku sangat ingin ketika aku pergi nanti, aku berada diantara orang-orang yang aku sayangi. Appa, eomma, Yoongi hyung, dan hyungdeul. Aku ingin pergi dengan kalian menggenggam tanganku.

Apa aku pernah mengatakan jika aku ingin pergi di pelukan hyungdeul? Sepertinya tidak, kkk. Bukankah mimpiku konyol sekali, hyungdeul. Aku tak akan bisa merasakan pelukan kalian sampai ajalku datang pun aku tak akan bisa. Ya, mungkin menggenggam tangan kalian lebih baik, daripada aku pergi tanpa melihat kelian sama sekali.

Ah, apa yang kutulis? Kenapa air mataku turun seperti ini? Tidak. Aku tak boleh menangis. Jin hyung tak suka melihatku menangis. Jin hyung lebih suka melihatku yang kuat. Aku tak boleh cengeng. Jimin hyung mengatakan padaku, kalau seorang namja itu harus kuat dan tak menitikkan air mata seperti ini. Ah, aku harus menghentikan air mata lemah ini.

Last Letter From God [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang