사라지다 (Lost)

3.8K 261 0
                                    

Hujan air mata terus menerus membanjiri kamar ICU. Terlihat tiga orang tengah berdiri menatap kearah seorang yang tengah asik memejamkan kedua matanya. Mata yang tak akan kembali terbuka untuk selamanya. Mata seorang namja manis dengan gigi kelincinya. Mata dari Park Jungkook yang sudah tenang di alamnya yang baru.

Tuan Park hanya bisa merangkul sang istri yang sudah terisak ketika tersadar dari pingsanya. Mendengar penuturan Jongin yang begitu menyakitkan untuk di dengar oleh siapapun. Bahkan mungkin tak ingin di dengar oleh siapapun, kini terus menerus terngiang di telinga tiga manusia itu. Terutama Yoongi.

Namja pucat itu hanya berdiri di dekat ranjang pesakitan Jungkook. Menatap dengan pandangan mata sayunya. Jejak air mata jelas tercetak di kedua pipinya. Wajahnya terlihat kacau. Sangat kacau.

"Jwesonghamnida. Park Jungkook sudah berpulang ke Tuhan. Ia sudah meninggalkan kita semua."

Yoongi menutup matanya erat-erat ketika mendengar suara Jongin. Jejak air mata yang semula mengering kini kembali tercetak basah karena aliran itu kembali tercipta. Bahkan air matanya tak henti-hentinya mendesak keluar. Terus mengalir dengan lancarnya. Yoongi tak pernah menangis seburuk ini meski ketika ibunya meninggal dulu. Ia hanya akan menitikkan air mata sebentar, namun setelahnya ia sudah kembali seperti biasa. Namun, kali ini, kepergian Jungkook berefek begitu besar pada Yoongi.

Kenapa kau begitu cepat pergi, Kookie? Bahkan hyung masih sehari bersamamu. Kau jahat sekali, Kookie. Setidaknya tunggu sampai hyung-hyungmu sadar. Tapi, kenapa kau memilih pergi sekarang?

Yoongi mengusap air matanya. Berkali ia mengusap, berkali juga air mata itu jatuh di pipinya. Astaga, Yoongi benar-benar kacau hanya karena bocah kelinci yang tak akan pernah bisa melihat senyum kelincinya lagi.

"Imo.. Samcheon.. aku akan ke kamar Jin hyung dan Jimin." pamit Yoongi dengan suara seraknya.

Tanpa menunggu jawaban dari tuan Park dan nyonya Park, Yoongi sudah melangkahkan kakinya keluar dari ruang ICU. Ia tak akan berhenti menangis jika terus berada di ruangan itu. Akan lebih baik, Yoongi menenangkan dirinya di kamar rawat Seokjin dan Jimin.

Cklek!

Yoongi berjalan masuk dengan wajah blanknya. Tak ada ekspresi sama sekali, selain wajah datar dan tatapan kosongnya. Mata sayu itu hanya menyorotkan satu perasaan. Kesedihan yang mendalam.

"Eo-mma.."

Yoongi tersadar dari dunianya ketika telinganya menangkap suara yang tak asing di telinganya. Matanya menatap lurus ke arah dua namja yang masih menutup matanya.

Mata Yoongi membulat ketika melihat tangan Seokjin bergerak. Ia juga melihat Jimin melakukan hal yang sama. Dengan segera, Yoongi menghampiri ranjang itu. Perasaan senang menyeruak ketika melihat tanda-tanda dua sepupunya itu akan terbangun dari tidur panjangnya. Dengan segera, jari Yoongi menekan tombol di dekat ranjang pasien. Menekan beberapa kali dengan tempo cepat. Terlihat sangat tak sabaran.

Cklek!

"Ada apa?"

Seorang dokter masuk dengan di temani dua perawat di belakangnya. Melayangkan pertanyaan begitu saja kepada Yoongi.

"Seonsaengnim, aku melihat Jin hyung dan Jimin menggerakkan jari mereka." ucap Yoongi dengan nada senangnya. Bahkan air matanya kembali turun. Kali ini air mata bahagia yang terjatuh.

"Kami akan memeriksanya. Silahkan tunggu diluar."

Yoongi berjalan keluar dan pintu kamar rawat itu tertutup. Ia duduk di kursi dengan perasaan cemas dan bahagia. Yoongi terus merapalkan doa agar dua sepupunya itu benar-benar kembali dari tidur panjangnya.

Last Letter From God [END]Where stories live. Discover now