Come & Go

4.5K 371 28
                                    

Author POV.

Haru.

Hanya satu kata itu yang bisa menggambarkan perasaan beberapa orang yang tengah berkumpul saat ini.

Tuan Park, nyonya Park dan Yoongi.

Tiga manusia itu tengah diselimuti perasaan haru ketika melihat Jungkook sudah tersadar dari komanya. Mereka amat bersyukur. Setidaknya Jungkook sadar lebih cepat dari kondisi yang membuat siapapun tak akan pernah tenang.

"Jungkook-ah.."

Nyonya Park menatap dengan wajah bahagia dan sendu bercampur menjadi satu.

"Maafkan eomma, sayang.. Hiks.. Eomma.. eomma.."

Jungkook tersenyum lemah kearah nyonya Park. Ia tau apa yang ingin di katakan eommanya.

"Eomma.. jangan men-nyalahkan.. diri eomma. Eomma.. tidak salah." ucap Jungkook dengan nada yang terdengar lemah.

"Tapi, eomma.."

"Sudahlah, yeobo. Jangan terus menyalahkan dirimu. Lihatlah Jungkook. Dia sudah sadar. Itu bukan kesalahanmu." ucap tuan Park, mencoba menenangkan istrinya yang sudah terisak.

"Kookie-ya.."

Jungkook menoleh kearah kanannya. Dimana ada Yoongi yang berdiri disana dengan ekspresi yang tak bisa di artikan oleh Jungkook.

"Hyung senang kau sudah sadar, Kookie. Berjanjilah untuk tetap membuka matamu. Jangan pernah menutup matamu selama itu."

Yoongi menatap dengan wajah sedihnya. Ia benar-benar tak ingin melihat adik manisnya ini terbaring dengan mata yang tertutup dalam waktu yang lama. Ia tak ingin itu kembali terjadi menimpa adik manisnya.

Jungkook tak menjawab perkataan Yoongi. Ia hanya menatap wajah tampan hyung sepupunya itu. Senyum lemah bahkan terpatri indah di wajah Jungkook.

"Hyung.. kau jelek."

Yoongi menatap Jungkook ketika mendengar suara Jungkook. Kekehan kecil keluar dari bibir tipis Yoongi. Terdengar miris. Bagaimana bisa Jungkook yang kondisinya seperti ini mengatakan sebuah lelucon. Yoongi hanya bisa menanggapi dengan kekehannya. Ia tak mungkin memasang wajah sedihnya.

Jungkook masih memasang senyumannya. Meski kepala sudah berdenyut sejak tadi, Jungkook tak ingin menunjukkannya pada keluarganya. Ia ingin melihat wajah senang keluarganya saat ini.

"Kau masih bisa mengejekku, bocah. Ku biarkan kali ini." ucap Yoongi dengan nada berguraunya.

"Waeyo, hyung? Bi-biasanya kau.. akan memukul ku. Atau mungkin.. bersikeras mengelak." tanya Jungkook dengan menatap Yoongi.

"Ya, mana mungkin aku memukulmu. Kondisi mu-" Yoongi tak melanjutkan perkataannya. Ia menundukkan kepalanya perlahan. "-baru saja sadar." lanjutnya.

"Kenapa hyung mengatakan hal bohong seperti itu? Itu bukan Yoongi hyung sekali." ucap Jungkook dengan menatap Yoongi yang sudah menegakkan kepalanya. Senyuman manis dari Jungkook yang di tangkap oleh kedua netra Yoongi.

"Bagaimana kondisi hyungdeul?" tanya Jungkook. Pikirannya sejak tadi tercurah pada dua hyungnya. Namun, baru saat ini ia mengungkitnya.

"Kondisi mereka masih sama, Jungkook-ah. Tapi, kabar baiknya, Seokjin sudah mendapatkan donor matanya. Kedua matanya sudah di operasi." ucap tuan Park dengan nada senang di akhir perkataannya.

"Syukurlah. Andai saja aku bisa mendonorkan kedua mataku pada Jin hyung, itu akan sangat menyenangkan untukku." ucap Jungkook dengan menatap lurus ke langit-langit. Senyuman kembali terukir. Namun, kali ini senyuman miris.

Last Letter From God [END]Where stories live. Discover now