Chapter 3 : Memory Loss and Identity

7.9K 707 76
                                    

Warning : Typo dan bahasa yang tidak baku
BXB
KOOKV (Jungkook x Taehyung)


.

.

.
 

Suara langkah kaki milik Jinoo bergema dikoridor sekolah yang sepi karena kegiatan belajar-mengajar sudah selesai untuk hari ini. Para guru pun sudah bersiap-siap untuk pulang, terlihat dari jendela ruang guru yang dilewati Jinoo, mereka tampak membereskan barang-barangnya. Menghembuskan nafas perlahan, ingatannya kembali pada pertemuannya dengan sunbae manis itu. Tadi mereka berpapasan dikoridor dengan berlawanan arah, Taehyung mengajaknya untuk pulang bersama namun, karena dia harus ke ruang musik mengembalikan kertas partitur yang dipinjamnya kemarin.

Dia ingin. Sangat malah, pulang bersama Taehyung karena berada didekat sunbae-nya itu bisa membuatnya merasakan sebuah ketenangan. Mengingat segala tingkah-laku namja tersebut membuat Jinoo tersenyum-senyum sendiri. Ternyata meski dia sunbae, tingkahnya bagaikan anak kecil berumur 5 tahun, bebas juga polos. Namun, bila bersama orang lain Taehyung akan merubah image menjadi pribadi yang tenang, tidak banyak tingkah.

Jinoo merasa beruntung, bisa melihat sifat asli namja manis itu dan sekarang sudah tidak terasa 2 minggu mereka menjalin pertemanan meski harus selalu berkumpul dilapangan basket kemarin atau taman jika lapangan digunakan karena mereka sama-sama malas untuk menghampiri kelas masing-masing selain kelas yang berjauhan juga karena beberapa orang tidak suka Jinoo berhubungan dekat dengan Taehyung. Mereka sering menjahili Jinoo karena itu.

Contohnya sekarang, loker penyimpanan sepatunya rusak. Engsel pintunya terlepas mengakibatkan pintu loker melayang hampir lepas dari tempatnya, sepatunya juga robek disana-sini jangan lupakan kalimat ancaman yang tertulis disepatu putih itu.

‘Jauhi dia!’ 

Menggigit bibir bawahnya dengan keras, tangan putih tersebut mengepal erat. Ini sepatu ke 10 yang dirusak. Dia marah juga kesal namun, dia bisa apa? Melawan pun tidak akan sanggup. Sebelum bertemu Taehyung, Jinoo hanya dibully lewat hinaan, kata-kata menusuk serta tatapan tidak suka dan setelah berteman dengannya tidak hanya hinaan yang dia terima tapi juga sedikit kekerasan.

Tidak. Jinoo tidak akan pernah menyalahkan Taehyung yang sangat baik itu. Dia hanya menyalahkan dirinya sendiri yang terlalu lemah. Sampai hari ini, Jinoo menutup mulut tentang hal ini dari Taehyung. Dia tidak mau sunbae manis itu merasa bersalah dan menjauhinya. Tidak. Jinoo tidak akan pernah mau jika Taehyung berhenti bersamanya dan tidak akan pernah mau membayangkannya.

Meraih ponsel disaku celana lalu mencari satu kontak yang harus dihubungi saat ini, setelah menemukannya dia langsung menelpon kontak itu, “Tolong jemput aku sekarang” ujarnya pelan serta tenang diponsel itu. Seseorang diseberang sana hanya mengiyakan perkataan Jinoo dengan suara patuh penuh hormat.

Setelah itu dia mematikan sambungan teleponnya, kemudian berbalik kebelakang. Menoleh untuk mendapati tatapan mematikan dari seseorang yang dia rasa sudah mengamatinya sejak tadi. Dia mengenalinya, orang itu adalah sunbaenya disini. Jinoo meneguk ludah kasar kala melihat senyum miring tercipta dibibir orang itu membuat bulu kuduk Jinoo meremang seketika. Tidak ada pergerakan diantara mereka hingga orang tersebut berbalik menjauhi Jinoo setelah sebelumnya berkata,

“Jauhi dia atau mati”

***

Taehyung bersenandung kecil sambil tersenyum-senyum kala memasuki cafe membuat Sehun yang melihatnya bergidik ngeri.

“Mengerikan” ujarnya mencibir sambil menjauh dari Taehyung yang kebetulan sedang ada dihadapannya. Mendengar hal itu, bibir Taehyung langsung mengerucut sebal.

Protect My BrotherWhere stories live. Discover now