Chaptet 12 : The First Word and Visit

4.5K 415 47
                                    

Maaf baru bisa up sekarang. Tolong sedia tisu, mungkin kalian akan mual setelah membacanya.

Peringatan : gaje, typo, abal, alur kecepetan dan b x b

Kookv

***

Satu hari, diminggu pagi dengan cuaca cerah diiringi udara segar. Chanyeol dan Taehyung duduk diatas ayunan yang dulu sering mereka naiki ketika bosan dimalam hari. Tidak ada yang bicara, hanya menggerakkan ayunan, maju dan mundur. Masing-masing menerawang jauh pada ingatan masa lalu mereka. Semua yang sudah dilalui hingga kini. Kenangan itu menguap dikala semilir angin semakin menyergap. Dedaunan pohon yang nakal berayun pelan mengikuti.

“Tae…” . Suara Chanyeol memecah keheningan itu, yang dipanggil menolehkan kepala. Melihat senyuman kecil diwajah Chanyeol. “Kau ingat saat pertama kali kita membeli bibit pohon itu?” tanya Chanyeol sembari menunjuk pohon berdaun hijau yang tidak terlalu tinggi dekat pagar belakang rumah.

Taehyung mengangguk pelan, “Hmm.. Tentu saja, waktu itu hyung sampai berebut dengan seorang paman tua yang cerewet”. Tawanya pecah begitu melihat wajah cemberut Chanyeol.

“Kalau saja memukul pak tua itu legal, maka aku pastikan dia sudah masuk rumah sakit!”. Dengusan kesal mengakhiri kalimatnya. Masih jelas di ingatannya, kejadian dimana dia berebut sebuah bibit pohon dengan seorang paman tua cerewet. Lalu, matanya kembali menerawang, “Sudah berapa lama ya itu?”

“Tiga tahun… mungkin” ujar Taehyung.

Chanyeol tidak menanggapi namun, tangannya terangkat pelan mengelus surai kecoklatan milik Taehyung. Sang empunya tidak menolak, malah menikmati hal tersebut. Membiarkan setiap jemari kakaknya menyentuh helai demi helai rambutnya. Taehyung sangat menyukai dan memfavoritkan elusan Chanyeol karena sejak kecil hanya hal tersebut yang bisa membuatnya tenang.

“Maaf Tae”

Taehyung memutar tubuh menghadap hyung-nya itu, menatapnya bingung. “Maaf? Untuk apa?”

“—Kau tumbuh sebesar ini tanpa orangtua” ujarnya dengan senyum kecil. “Maaf—hanya aku yang menjadi keluargamu”

Sebuah kesedihan terkandung dalam kalimat Chanyeol barusan, Taehyung yang mendengarnya langsung menangkap tangan kakaknya yang masih berada diatas kepalanya lalu menggenggamnya erat. “Tidak! Jangan katakan itu, hyung!” ujarnya sedih. “Aku—aku bahagia hidup bersama hyung, aku sangat bersyukur bisa memilikimu”. Matanya memanas kala melihat kilas balik kehidupannya yang jatuh bangun bersama Chanyeol. “Aku sangat berterima kasih”.

Satu airmata menetes turun dari manik kanan Chanyeol, “Aku juga bersyukur memilikimu, diantara semua kebusukan keluarga kita—Aku menemukanmu sebagai adikku” ujarnya menahan tangisan. “Aku juga masih ingat kata pertama yang kau ucapkan tepat dihari ulang tahunku”.

Taehyung mengerjapkan mata, dia tidak bisa mengingat hari dan kapan dia mengucapkan kata pertama. Yang jelas, pastilah itu sudah sangat lama. Chanyeol juga tidak pernah menceritakan hal itu. “Apa yang aku katakan hyung?” tanyanya penasaran. Chanyeol tersenyum lembut dengan airmata yang sudah turun.

“Yung..”

Hati Chanyeol menghangat ketika mengingat itu kembali. “Itu yang kau ucapkan Tae—kau memanggilku ‘hyung’ dengan kata yang belum jelas tapi—itu kata pertamamu sejak kau dilahirkan dan aku sangat bahagia”.

Ya. Kata pertama Taehyung hari itu sangat singkat dan tidak terlalu jelas namun, Chanyeol tahu Taehyung tengah memanggilnya. Saat itu, tidak ada perayaan besar untuk ulang tahunnya karena kedua orangtua mereka yang sibuk. Kemudian, dia merayakannya dikamar Taehyung dengan kue kecil dan satu lilin. Hanya berdua, tidak ada orang lain.

Protect My BrotherWhere stories live. Discover now