Chapter 8 : Three Meters and Crannies

5K 562 19
                                    

Mohon maaf karena telat update. Paketanku abis teman-teman :') . Bru bisa ngisi sekarang. Semoga lanjutan ini tidak tambah abal.

Happy read.

KookV

****
 

Hampir 15 menit Jungkook berdiri didepan pintu rumah Taehyung. Memandangi pintu bercat putih polos tersebut. Dan selama itu juga dia hanya terdiam, tidak berani mengetuknya ataupun memanggil nama namja manis itu. Hanya diam dengan pandangan menerawang ke depan.

Sekitar jam 7 pagi tadi, Jungkook membawa mobilnya menuju kerumah Taehyung. Mengabaikan jadwal sekolahnya hari ini. Jujur, sejak dua hari yang lalu dia tidak bisa tidur, memejamkan mata pun dia enggan. Pikirannya dipenuhi bayang Taehyung yang menangis ketakutan. Membuatnya terjaga setiap malam.

Dia ingin menemui Taehyung, dia ingin melihatnya. Sangat ingin. Tetapi, Jungkook takut... kehadirannya akan mengingatkan Taehyung pada Jimin dan kejadian buruk itu. Tanpa sadar kepalanya menunduk kebawah, ganti menerawang lantai yang dipijak oleh sepatunya. Dadanya bergemuruh.

Dia takut—Taehyung akan membencinya.

Jungkook sudah terlanjur jatuh dan sangat sulit bila Taehyung menjauhinya kembali. Namja itu sudah menempati tempat istimewa dihati Jungkook meski mereka masih berstatus ‘teman’ biasa. Cinta pada pandangan pertama mungkin hanyalah sebuah bualan dan mungkin saja Jungkook merasakan bualan itu sendiri. Awalnya bukan cinta akan tetapi—sebuah ‘benih’. Benih yang bertumbuh seiring mereka bersama setiap waktu.

Helaan nafas lelah keluar, berhembus dari bibirnya. Memantapkan hati untuk mengetuk pintu serta mempersiapkan hati untuk melihat reaksi Taehyung nantinya. Jangan lupakan, Jungkook juga mempasrahkan tubuhnya, bila Chanyeol akan memukulnya. Dan tangan itu bergerak hendak mengetuk pintu tapi—Tiba-tiba saja pintu terbuka dari dalam. Menampilkan sosok namja tinggi berwajah kusut, Chanyeol. Seketika itu juga Jungkook kembali menundukkan kepala, tidak berani memandang namja itu.

Chanyeol cukup terkejut mendapati Jungkook berdiri didepan rumahnya, setelah kejadian dicafe dua hari itu. Tadi dia hendak mengecek mobilnya digarasi. Matanya memicing memperhatikan penampilan si pemilik gigi kelinci tersebut, dari atas hingga kebawah. Rambut berantakan, wajah kusut seperti wajahnya (meski dia tetap tampan—menurutnya) serta jangan lupakan kantung mata dibawah kantung mata yang berwarna agak kehitaman itu.

Kepala berhias surai merah milik Chanyeol menggeleng pelan melihat Jungkook, sepertinya mereka bernasib sama. Sama-sama tidak bisa tidur karena sesuatu hal yang sama pula. Chanyeol memiringkan badannya kesamping, membuat Jungkook mengernyit heran.

“Ayo masuk” ucap Chanyeol dengan nada sedikit datar. Bukannya masuk, Jungkook malah diam ditempat dengan mulut sedikit terbuka. Tidak percaya dengan ucapan namja merah tersebut. Chanyeol mendengus karenanya, “Baiklah kalau tidak mau” ujar Chanyeol hendak menutup pintu tapi, Jungkook buru-buru menahannya.

“Tunggu Hyung! Aku masuk sekarang!!” saking cepatnya, Jungkook juga menggenggam pergelangan tangan Chanyeol dengan erat. Sadar akan tatapan tidak nyaman yang ditunjukkan padanya, Jungkook segera melepaskan genggamannya kemudian menggaruk tengkuknya, kikuk.

“Hn”

Jungkook perlahan memasuki rumah itu, diikuti Chanyeol yang baru saja menutup pintu. Mata Jungkook langsung saja mengobservasi ruangan didalam rumah. Memang tidak sebesar rumahnya tetapi, rumah ini terasa nyaman. Sebuah foto berbingkai biru yang tergantung didinding dekat vas bunga besar menarik perhatiannya, membawa langkahnya mendekat untuk melihat lebih jelas foto yang tercetak disana.

Sebuah senyuman tipis tampil dibibir Jungkook kala menatap foto tadi, disitu terlihat Taehyung sedang digendong Chanyeol dengan wajah belepotan es krim, keduanya memperlihatkan senyuman lebar tanpa beban. Ah, rasanya sedikit lega melihat senyuman Taehyung meski dalam foto. Tepukan pelan dibahu membuat Jungkook terlonjak kaget, tubuhnya diputar kebelakang dan Chanyeol yang berekspresi datarlah yang dilihatnya.

Protect My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang