Bab 1

72 6 0
                                    

“Ayah kemana Ma? Dia kok gak pulang-pulang?”

Kata-kata itu sering keluar dari mulut seorang cowok yang kini sedang berdiri menatap lurus ke depan. Dia sering bertanya kepada Mamanya, tapi saat dirinya masih sangat kecil dulu. Kini sudah 16 tahun sejak kejadian itu, namun ingatan itu masih terus membekas dalam relung hatinya.

Cowok itu kini sudah beranjak remaja, wajah tampan dengan kulit putih bersih, hidung yang membuat cowok manapun akan dengki setengah mati, serta pembawaannya yang tampak dewasa itu semakin menambah nilai plus dalam dirinya.

Daniel Alexi, itulah namanya. Dia berjalan masuk ke dalam sekolah. Beberapa wanita mulai melirik genit ke arah cowok itu, bahkan tak sedikit yang rela membuang-buang waktu mereka hanya untuk menarik perhatian Daniel. Tapi cowok itu tak peduli dia menganggap semuanya hanyalah angin lalu, tak ada gunanya mementingkan hal itu.

“Niel! Man tungguin gue kali!” Seorang cowok berlari tergesa-gesa, dengan sabar Daniel menunggu sampai dia kini berada tepat di sampingnya. Mereka kembali berlalu menuju ke kelasnya, kebetulan juga kedua cowok itu satu kelas.

“Gerry! Eh hay Niel.” Seorang cewek tiba-tiba datang langsung menggamit lengan cowok yang bernama Gerry Erlangga itu, sedang Daniel cuma tersenyum geli menatap mereka berdua. Sontak Gerry langsung mendengus karena merasa risih karena diperlakukan seorang cewek seperti itu.

“Eh Jess, bisa jaim dikit gak sih? Ini tempat umum gak malu diliatin orang.” Seseorang lagi yang sangat mirip dengan wajah cewek tadi muncul sambil bersungut. Jessika Meirina dan Alika Meirina si kembar yang sangat menggemaskan itu. Meski mempunyai kelakuan yang sangat jauh berbeda, tapi keduanya tetap kompak dalam hal apapun. Si Kakak, Jessi dan Adiknya Ika—nama panggilan Alika—tak pernah berkelahi bahkan dari kecil karena sudah diajarkan oleh orang tuanya bahwa tak semua persoalan harus diselesaikan dengan kekerasan.

“Ehehe sorry Ka, habisnya kangen banget ama curut gue.” Ucap Jessi gemas sambil mencubit pipi Gerry, sedang Ika cuma geleng-geleng liat kelakuan Kakaknya yang memang selalu malu-maluin itu.

“Kak Karel!” Teriakan itu langsung membuat langkah seorang cowok yang tak kalah tampan dibanding Daniel langsung terhenti. Dia menoleh dan tersenyum, kemudian cowok itu mendekat ke arah mereka.

Karel Yudhistira tersenyum menatap wajah-wajah Adik kelasnya ini, baginya mereka semua sudah seperti saudara. Daniel yang selalu bisa menjadi otak keduanya, Gerry yang pasti bisa memikirkan hal diluar pikirannya, serta Jessi dan Ika yang akan membuat cowok itu tersenyum. Tapi tak lupa bahwa dia masih memiliki satu orang yang paling disayanginya di dunia ini setelah kepergian kedua orang tuanya dulu.

Adiknya sendiri, entahlah dimana keberadaan sosok itu. Daritadi Karel memang mencarinya tapi sampai sekarang belum ketemu. Tapi dia tak mempermasalahkannya, Adiknya sudah besar dia pasti bisa menjaga dirinya. Akhirnya Karel membuang jauh pikiran tentang Adiknya dan fokus ke anak-anak di depannya sekarang, “Ada apa?”

“Gak kok Kak, nyapa doang.”

Karel mengangguk, kemudian pandangan mereka berempat tertuju ke sosok yang saat itu menuju ke arah mereka. Seorang cowok, berperawakan tinggi, dengan rambut ala boyband korea itu tersenyum-senyum. Tak ayal membuat salah satu dari mereka pipinya mulai memerah seperti udang rebus.

“Hey Rel, Niel, Ger, Jess. Hay Ika.” Dia tersenyum, ouhh manis sekali. Ika daritadi langsung menunduk tak sanggup melihat aura yang dipancarkan oleh cowok di depannya sekarang ini. Andai saja di sini ada kolam berenang, Ika sudah pasti memilih menceburkan diri ke air dibanding harus berhadapan dengan Reynand Danian si malaikat yang terdampar di kelas XI-1.

Semua orang tertawa geli menatap Ika, padahal tadinya cewek itu berisik sekali. Ternyata dia langsung keder saat berhadapan dengan Rey, Jessi langsung mencolet tangan Adiknya sambil senyam-senyum. Ika rasanya semakin terpojok sekarang ini. Tiba-tiba getaran HP terasa di celana Daniel, dengan sigap cowok itu menjawab panggilan masuk yang entah dari siapa.

Needless (Selesai)✔️Where stories live. Discover now