08

2.6K 378 73
                                    

Akan kubuat kau menjadi milikku.
Apapun caranya.....

.
.
.
.
.

Lagi-lagi Jungkook menemukan Jimin dan Yoongi sedang berlatih bernyanyi di ruang latihan. Berduaan. Sesekali terdengar umpatan kesal dari Jimin dan juga kata-kata ketus dari Yoongi. Mereka berdua akan membawakan lagu ciptaan dari Jimin, A Thousand Reasons Why. Lagu yang dulu sempat Jimin tawarkan pada Jungkook, namun di tolak oleh Jungkook sendiri.

Jungkook memicingkan matanya ketika melihat kedekatan yang dilakukan pasangan duet itu. Jungkook seperti... Menyesal? Tidak ia tidak menyesalkan keputusannya untuk menolak berduet dengan Jimin. Hanya saja, ia seperti merasa kehilangan. Melihat Jimin yang kadang bersikap kasar namun tetap terkesan lembut itu jarang sekali dilihatnya. Dan Jungkook seperti tidak rela jika Jimin dekat dengan orang lain selain dirinya.

Jungkook menggelengkan kepalanya. Tidak. Ada apa dengan dirinya ini? Ia dan Jimin hanya bersahabat sedari SMP dan memutuskan untuk tinggal bersama karena suatu hal, tak lebih. Apa yang bisa diharapkannya? Ia merasa biasa saja jika Jimin melakukan skinship dengannya. Tapi mengapa ia tidak suka jika Jimin melakukan hal itu pada orang lain?

Jungkook menggenggam erat tali tasnya. Ia kemudian melangkahkan kakinya menjauhi ruangan itu.

~~~PAPER HEART~~~


Jungkook tak berminat menghabiskan es krim kesukaannya yang baru saja ia beli. Entahlah. Ia merasa tak tertarik dengan apapun saat ini. Ia kemudian menarik napas, lalu menghembuskannya secara perlahan. Ia dan Jimin hanya bersahabat, tak lebih.

Jungkook memandang sekeliling taman. Tak ada pengunjung taman itu selain dirinya. Jungkook tersenyum, ditutupnya matanya dan di bukanya secara perlahan mulutnya, melantunkan lagu dari salah satu singlenya.

Please don’t see
Just a boy caught up in dreams and fantasies.
Plesae see me
Reacing out for someone I can’t see.

Take my hand let’s see where we wake up tomorrow
Best laid plans sometimes are just a one night stands
I’d be damned cupid’s demanding back his arrow
So let’s get drunk on our tears and

God, tell us the reason youth is wasted on the young
It’s hunting season and the lambs are on the run
Searching for meaning
But are we all lost stars, trying to light up the dark?


PLOK!! PLOK!! PLOK!!

“Wah! Aku tak menyangka suaramu seindah ini Kook-ah.”

Jungkook terkejut mendengarnya, ia lalu membuka matanya dan menoleh ke sumber suara tadi. Dilihatnya Taehyung yang berjalan perlahan kearahnya.

Omo! Ta... Taehyung. Apa yang harus kulakukan? Batin Jungkook panik. Ia sedang tak ingin di ganggu siapapun, termasuk namja bersenyum kotak ini.

Taehyung mendudukkan dirinya di samping Jungkook. “Suaramu indah sekali Kook-ah” pujinya.

Jungkook menunduk sambil memainkan jari tangannya. Entahlah, Jungkook bingung mau bagaimana merespon ucapan dari namja di sebelahnya ini. Jungkook jarang berinteraksi dengan siapapun kecuali Jimin. Trauma semasa kecilnya membuatnya seperti ini, itu sebabnya ia enggan jika bernyanyi di hadapan siapa pun. Namun Jimin menawarkan ide gila dengan menyuruhnya memakai topeng saja jika bernyanyi, dan dengan bodohnya Jungkook menerima tawaran itu.

Taehyung memandang Jungkook yang sedari tadi terdiam dengan tatapan sendu. Mengapa sikap Jungkook berbeda sekali jika berhadapan dengannya dari pada dengan Jimin? Ia seringkali memperhatikan Jungkook beberapa bulan ini. Melihatnya tersenyum, tetawa, dan sesekali bercanda dengan Jimin. Taehyung ingin merasakan hal itu juga. Taehyung merasa tidak rela.

Paper Heart [Sebuah Lagu Tentang Kamu] [TaeKook / VKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang