Part 4; Manhattan

14.4K 868 11
                                    

Cherisia menghela nafas pasrah ketika ia selalu kalah untuk mendapatkan taksi. Astaga, ini sudah sejak tigapuluh menit lalu sejak pesawatnya sukses mendarat di Bandara Internasional ini. Untungnya ia adalah orang pertama yang berhasil melewati petugas imigrasi hingga dirinya tidak perlu mengantri.

Mata Cherisia menyipit ketika melihat seseorang yang baru saja datang justru lebih dahulu mendapatkan taksi. Yang benar saja? Cherisia membanting kopernya, lalu mendudukinya dengan wajah kesal.

"Menyebalkan.." Gumam Cherisia kesal.

"Apa yang menyebalkan?" Tanya seseorang dan membuat Cherisia kaget. Sean tersenyum miring melihat Cherisia yang terlihat putus asa mencari taksi.

"Taksinya gak mau berenti Om, kalaupun berhenti diambil orang.." Keluh Cherisia kembali menyangga dagunya seraya menatap jalan yang masih berada dikawasan bandara.

Sean mengangguk mengerti. Seorang lelaki dengan pakaian formal berwarna hitam berjalan menghampiri Sean. Ia bahkan menunduk hormat pada Sean. Sean membisikkan sesuatu pada pria itu, lalu pria itu kembali meninggalkan Sean untuk masuk kedalam bandara.

Tangan Sean terangkat dan langsung menghentikan sebuah taksi berwarna putih didepannya. Kemudian sedikit berbincang dengan si sopir. Cherisia memutar matanya bosan, ia sudah menduganya jika Sean akan dapatkan taksi lebih cepat darinya.

"Bangunlah dan cepat masuk.." Kata Sean membuat Cherisia menatap heran pada Sean. Apa taksi itu untuknya?

"Aku sudah katakan padanya untuk mengantarmu ke apartemenku.." Sambung Sean membuat Cherisia mengedipkan matanya beberapa kali.

"Trus Om naik apa?"

"Ck, sebaiknya kamu diam dan segera masuk kedalam taksi atau kamu ingin aku menyuruhnya pergi lagi.." Desak Sean.

Cherisia langsung bangun dari duduknya dan menarik kopernya untuk ia bawa masuk kedalam taksi. Sean memutar bola matanya bosan, lalu menarik koper Cherisia dan memasukkannya kedalam bagasi taksi. Cherisia tersenyum manis pada Sean seraya mengucapkan terimakasih. Sean menutup pintu taksinya menyuruh si sopir untuk cepat pergi.

Sean menatap taksi Cherisia dengan senyum aneh. Entah mengapa ia merasa benar-benar menang, padahal sama sekali tidak melakukan apapun. Sampai sebuah suara membuyarkan lamunannya.

"Sean, siapa yang kau lihat.." Tanyanya lembut.

"Ah, hanya wanita tua yang membutuhkan taksi.." Jawab Sean tenang. Serena Leonee mengangguk mengerti. Lalu segera berjalan menuju mobil yang sudah anak buah Sean siapkan untuk mereka.

Cherisia Alyssa. Gadis itu akan jadi miliknya..

oxo
.
oxo

Cherisia mengerjapkan matanya. Astaga, bagaimana mungkin ia tinggal di apartemen semewah ini? Saat ini Cherisia sedang berada didepan pintu apartemen Sean. Wajar saja jika Sean menginginkan harga US$500 atau mungkin itu kurang mahal untuk apartemen semewah ini. Tapi, sebenarnya apa alasan Sean menyuruhnya tinggal diapartemen ini? Apa benar hanya untuk menjadikan Cherisia pembantu di apartemen ini? Rasa-rasanya itu tidak mungkin. Sean pasti punya maksud tersembunyi dibalik itu semua. Tapi apa?

Cherisia menutup pintu apartemen. Lalu berjalan berkeliling melihat seluruh isi apartemen milik pria yang baru saja dikenalnya. Ada dua kamar tidur dengan kamar mandi dimasing-masih kamar, dapur, ruang tamu dan satu ruang untuk bersantai.

"Sebaiknya aku mandi.."

Drttt.. drttt..

Belum sampai Cherisia menarik kopernya untuk ia bereskan dikamarnya, ponselnya bergetar. Matanya mengerjap melihat nomor orang yang baru saja mengirim pesan pada ponsel. Nomor siapa? Fikirnya.

Cinta Rahasia (PART 1-21) [GOOGLE PLAY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang