Part 6; Your Touch 2

17.5K 940 2
                                    

Krieeeettt...

Cherisia membuka pintu apartemennya, lalu disusul Sean dibelakangnya. Sebenarnya tadi Sean sempat memarahinya karena password pintu yang Cherisia ganti, tapi ia tidak ingin memperpanjang pertengkarannya dengan Sean jadi dia diam saja. Cherisia berjalan menuju dapur dan ia meletakan tas pinggangnya di atas sofa ruang tengah, ia mengambil beberapa sayuran yang dirinya beli sebelumnya.

Sean berjalan menuju konter dapur lalu duduk disana seraya memperhatikan Cherisia yang mencoba memasak makanan.

"Om~ jadi pesen makanan atau tidak?" Tanya Cherisia.

"Hn, tidak.."

"Mau minta masakanku tidak?" Tanyanya lagi.

"Kau mau masak apa? Aku tidak suka dengan paprika, mentimun, kol dan juga sawi.." Ucap Sean membuat Cherisia berfikir keras apa yang akan ia masak.

"Baiklah, jadi tolong iris tipis bawang merah, bawah bombai dan bawang putih.. aku akan mengiris salmonnya.. Om maukan? Om Sean kan makan juga.." Kata Cherisia lembut.

"Cih, tidak.. aku yang potong salmonnya.. kau yang mengiris para bawang itu.." Tolak Sean dengan nada kesal.

"Baiklah, tapi salmonnya iris tipis ya.. seperti ini.." Kata Cherisia sambil mengiris pelan ikan salmonnya.

"Terserah aku.." Sahut Sean. Cherisia tertawa pelan mendengar jawaban Sean yang terdengar jutek.

Sean mulai mengiris salmon sementara Cherisia mengiris bawang-bawang didepannya. Cherisia bahkan terlihat trampil mengiris bawang-bawang itu cepat, sementara Sean berusaha keras menyamakan irisannya tapi sialnya tak ada sama sekali irisanya yang terlihat tipis maupun rapi. Cherisia yang telah selesai dengan irisannya menatap Sean dengan tawa yang ditahan.

"Udah sih Om~ biar Cheris aja.." Kata Cherisia berjalan menghampiri Sean yang duduk didepan meja konter.

"Kenapa tidak sejak tadi?" Cela Sean. Cherisia hanya diam dan mulai mengiris salmon dengan hati-hati dan rapi. Sean menatap Cherisia yang sedang serius.

Perasaannya saja atau Cherisia memang terlihat lebih menggoda dari sebelumnya. Sean menarik tubuhnya untuk berdiri, lengan kokohnya merambati pinggang kecil Cherisia. Disaat yang bersamaan tubuh Cherisia menegang merasakan tangan Sean yang kini memeluk erat pinggangnya. Ia ingin menjauh dari Sean, namun sayangnya otak dan tubuhnya berkhianat satu sama lain. Gerakkan mengirisnya terhenti ketika leher putihnya merasakan hembusan nafas Sean.

"Cherry, harum seperti permen ceri.." Gerakan bibir Sean bahkan sesekali menyentuh permukaan leher Cherisia. Sean menghirup aroma tubuh Cherisia kuat-kuat.

"Aku sudah sangat lapar, jangan sampai aku memakanmu, jadi.. selesaikan ini dengan cepat.." Sean langsung beranjak menjauhi tubuh Cherisia. Sementara Cherisia menghela nafas lega saat Sean beranjak pergi keruang tengah dengan langkah santai.

Cherisia mengenggam salah satu kursi dengan erat. Dadanya berdetak sepuluh kali lebih cepat dari biasanya. Sensasi dekatnya Sean dengan dirinya benar-benar luar biasa. Merasakan dekapan Sean dari belakang tubuhnya membuatnya hampir saja kehilangan kendali atas gerak motorik tubuhnya. Ini kali ketiga ia merasakan hal yang sama ketika berada didekat Sean. Jauh berbeda ketika ia dekat dengan beberapa lelaki lainnya.

Yang ia rasakan bahkan seratus kali jauh lebih mendebarkankan dibandingkan hal ia rasakan ketika bersama cinta pertama ataupun mendapatkan perhatian sang Ayah untuk pertama kalinya.

Apa ini? Perasaan apa.. apa aku baik-baik saja?

"It's ok, i'm fine.." Gumam Cherisia pada dirinya sendiri.

Cinta Rahasia (PART 1-21) [GOOGLE PLAY]Where stories live. Discover now