Part 16; Winter Day

10.9K 726 57
                                    

Memasak. Entah mengapa ia menyukai hal itu belakangan ini. Atau mungkin lebih pada ada perasaan bangga saat Sean mengatakan jika masakan buatannya itu enak. Walau Sean tidak mengatakannya secara langsung, tapi Cherisia senang jika Sean selalu menghabiskan setiap makanan yang ia buat.

Perlahan tapi pasti, gadis itu merasakan bagaimana dirinya mulai membutuhkan Sean. Membutuhkan disini memiliki arti yang berbeda ketika ia membutuhkan Darwin atau Hyesung. Yang ia rasakan pada Sean lebih seperti, perasaan yang sejauh ini belum pernah ia rasakan, asing tapi menyenangkan.

Cherisia menatap hasil masakannya sendu. Tapi untuk apa ia masak seperti jika Sean baru saja mengiriminya pesan dia tak jadi datang hari ini.

"Lagipula siapa yang menunggunya?"

—aku..

Cherisia mengambil nasi dari dalam rice cooker untuk dirinya sendiri. Bukannya segera makan, tapi ia hanya melihatnya tanpa berniat menyentuh atau memakannya.

"Aku.. ada apa denganku?" Tanya Cherisia pada dirinya sendiri.

—aku merindukannya...

XOXO
-
XOXO

Jutaan salju semakin lebat menutupi jalanan. Cherisia mengeratkan topi rajutnya pada telinga. Entah minus berapa suhu hari ini, yang pasti ini sangatlah dingin. Matanya menatap kosong jalanan tertutup salju didepannya. Perasaannya saja, atau memang ada orang yang sedang mengikutinya? Cherisia berbalik dengan cepat. Matanya melihat seorang pria yang pernah ia lihat sebelumnya ketika ia pergi ke festival musim dingin bersama violet.

"Sepertinya orang itu memang suruhan Om Sean yang selama ini mengawasiku.." Gumam Cherisia pelan.

Cherisia tidak berniat menghindari orang itu. Biar sajalah, yang penting bukan orang jahat yang berniat macam-macam padanya.

Cherisia kembali melanjutkan langkahnya hingga dibelokan jalan tiba-tiba saja ada yang menarik tangannya hingga ia masuk kedalam gang dan seorang pria yang menarik tangan Cherisia itu langsung membawanya masuk kedalam gerbang sebuah rumah yang kebetulan sedang terbuka.

Cherisia berusaha berontak, namun pria itu  mendorongnya pada pagar tembok yang ada dibelakang Cherisia seraya membekap bibir tipis Cherisia dengan tanganya yang terlapisi sarung tangan. Cherisia hanya bisa diam ketika pria itu mengunci gerakannya dengan menjepit tubuhnya dengan pagar tembok.

Belum lagi, dagu  pria itu bahkan menyentuh pucuk kepala Cherisia. Berada dalam jarak seperti ini dengan pria yang bukan Sean benar-benar membuatnya risih. Samar-samar ia mendengar suara langkah kaki tergesa mendekat kerahnya tapi Cherisia bisa apa dalam keadaan tidak berkutik seperti ini?

Pria yang tadi membekap mulut Cherisia akhirnya melonggarkan bekapannya dan membiarkan Cherisia mendongak dan melihat dirinya.

Xavier Figee.

Pria itu adalah Xavier Figee.

"Jangan kaget begitu, aku ingin mengajakmu kesuatu tempat dan tentu, tanpa orang suruhan Sean.." Bisik Xavier tepat diatas bibir Cherisia. Cherisia hanya diam.

"Tapi sebelum itu, ternyata kau minta apartemen baru ya pada Sean?" Sambung Xavier dengan seringai mengejek pada Cherisia.

"Ada masalah? Dia sudah minta tubuhku.." Balas Cherisia tanpa ada guratan takut sedikitpun pada Xavier.

Rasa Cherisia ingin sekali menyumpal mulutnya sendiri dengan sampah ketika secara tidak langsung ia mengatakan murah pada dirinya sendiri. Xavier semakin menyeringai lebar, mendengar ucapan Cherisia.

Cinta Rahasia (PART 1-21) [GOOGLE PLAY]Where stories live. Discover now