Part 18; Blank Space

10.8K 858 65
                                    

Cherisia menggeliat pelan diatas tempat tidurnya. Tubuhnya terasa sangat pegal setelah Sean menyerangnya semalaman. Cherisia melirik Sean yang duduk bersandar ketika ia menerima telfon dan terlihat bicara serius dengan orang diseberang telfon. Sean masih bertelanjang dada dan selimut yang hanya menutupi bagian bawahnya, Cherisia juga yakin jika Sean belum akan segera pergi dari apartemennya ini.

"Om~.." Panggil Cherisia. Sean tidak menjawab panggilan Cherisia dan hanya memberikan isyarat agar Cherisia diam.

"Kamu tahu kami menghabiskan malam yang indah semalam, dan kurasa dia kelelahan.." Cherisia menaikan ujung alisnya mendengar perkataan Sean.

"Iya, sebaiknya kamu menelfon lagi nanti.." Kata Sean menutup telfon. Tunggu dulu, itu ponsel Cherisia. Cherisia menarik selimut tebalnya untuk menutupi tubuh telanjangnya. Gadis cantik itu segera bangun dan menarik poselnya dari genggaman Sean.

Apa-apaan itu tadi. Mengapa ia mengangkat telfon Cherisia.  Bicara dengan siapa Sean barusan?

Cherisia mengerucutkan kedua belah bibirnya. Lalu memeriksa log ponsel miliknya. Marc Ethan. Yang menelfon keponselnya barusan adalah Marc dan Sean yang mengangkatnya. Duh, Cherisia jadi takut kalau-kalau Sean marah mengingat dia masih berhubungan dengan Marc.

"Om, Cheris mau mandi dulu ya.." Pamit Cherisia agak takut.

Belum sempat Cherisia beranjak dari ranjangnya namun lengan putihnya sudah lebih dahulu dicekal oleh Sean dan membuatnya kembali terhampas kasar ke atas ranjang. Sean menyeringai, Cherisia sedikit ketakutan karenanya. Cherisia meneguk ludahnya paksa.

"Kamu belum menceritakan tentang hubunganmu dengan Darwin dan Jisung.." Sean mengalihkan pembicaraan. Setidaknya ia sudah tahu bagaimana cara menghadapi Marc. Apalagi ketika ditelfon suara Marc terdengar sedikit bergetar setelah ia mengatakan ia dan Cherisia menghabiskan malam yang indah.

Sebagai seorang pria tentu Marc tahu apa arti kalimat yang baru saja Sean katakan.

"Aku sudah bilang Darwin itu Papaku.. dan Jisung adalah Pamanku.." Jawab Cherisia mulai tidak suka.

"Iya kamu benar, tapi aku tidak melihat hubunganmu layaknya anak dan ayah ataupun paman dan keponakan.." Ujar Sean tidak mau kalah.

"Baiklah, tapi berjanjilah tidak akan memberitahukan ini pada siapapun.." Sean mengangguk mengerti.

"Statusku dimata hukum aku ini adalah anak adopsinya, berbeda dengan Andien Paulinino yang secara hukum dan sosial dia sah anak kandungnya, andai statusku sebenarnya memanglah anak adopsinya Cheris mungkin merasa lebih baik, setidaknya aku tidak akan menuntut untuk disayangi olehnya.." Keluh Cherisia. Sean masih diam menunggu kalimat selanjutnya yang akan Cherisia katakan.

"Tapi kenyataannya aku punya DNA yang sama dengannya.." Sambung Cherisia membuat Sean terkejut. Sangat terkejut. Apa maksudnya dengan punya DNA yang sama dengan Darwin sementara ia mengatakan ia hanya anak adopsi Darwin?

"Aku sedikit tidak mengerti, maksudmu kamu anak kandung Darwin dan Melisa yang sengaja disembunyikan begitu?" Sela Sean.

Cherisia menghela nafas pelan. Sean tahu tentang Melisa juga ternyata. Cherisia kira Sean hanya mengenal Darwin saja mengingat Sean bilang mereka rekan bisnis.

"Kalau Mama Melisa Ibu kandungku, maka Hyun Jisung bukan Pamanku.." Balas Cherisia tenang.

"Baiklah aku tidak akan menyela lagi, silahkan lanjutkan.." Jawab Sean.

"Aku anak selingkuhan Papaku, namanya Hyun Hyesung adik dari Hyun Jisung, Mommom tertabrak mobil karena menyelamatkanku.. sebelum meninggal ia menitipkanku pada Papa, kukira dia akan menyayangiku setelah sekian lama bersamanya, tapi sepertinya aku memang bukan sesuatu yang diharapkan,.." Cherisia berhenti sejenak. Airmatanya mulai menetes tanpa ia inginkan. Ini membuatnya semakin terlihat lemah dimata Sean.

Cinta Rahasia (PART 1-21) [GOOGLE PLAY]Where stories live. Discover now