Part 5; Your Touch

18.8K 1K 6
                                    

Cherisia menghela nafas lelah. Rasanya kaki Cherisia mau patah saat melihat-lihat Universitas barunya. Oh, Universitas Greates benar-benar luas. Ini sudah dua jam sejak ia mengijakkan kaki ditempat ini dan belum semua dapat ia lihat ataupun kunjungi. Cherisia mendudukan diri disebuah bangku yang berada ditaman belakang Universitas, tangannya meraih kamera kesayangannya dalam tas punggung yang ia kenakan. Senyumannya kembali terukir saat matanya menangkap video Sean yang tidur ketika dipesawat. Lama ia menonton video itu hingga ia beberapa kali memutar ulang.

"Hey.." Panggil seseorang yang entah sejak kapan berdiri didepan Cherisia.

"Oh h-hello.." Jawab Cherisia balik dengan nada bingung.

"Hahaha.. boleh aku duduk disini?" Tanyanya dengan bahasa Indonesia.

"Kamu orang Indonesia?" Tanya Cherisia balik.

"Aku orang Amerika, hanya saja bisa bahasa indonesia.." Jawabnya seraya duduk disamping Cherisia. Cherisia mengangguk mengerti.

"Kamu orang Indonesia?" Cherisia mengangguk bangga.

"Kamu siswa baru? Boleh kutahu namamu.." Tanyanya lagi.

"Iya, namaku Cherisia Alyssa.." Jawab Cherisia dengan wajah berbinar.

"Marc Ethan.." Kenalnya pada Cherisia seraya mengulurkan tangannya. Cherisia menyambutnya dengan senyum dan membalas jabatan tangan pria bernama Marc Ethan itu.

"Kita bisa berteman?" Ucap Marc santai.

"Yes, we can.." Balas Cherisia cepat.

Cherisia tersenyum lembut begitupun dengan Marc yang balas dengan tawa pelan. Pemandangan yang indah, untuk satu pemuda dan seorang gadis yang baru saja saling mengenal. Sayang, sepertinya ada yang kurang suka dengan acara perkenalan ini.

Dari kejauhan Sean menatap sinis kedua orang yang sedang duduk beberapa meter didepannya. Niat awal Sean ingin menemui Cherisia untuk pertama kalinya setelah pertemuan terakhir mereka dibandara waktu itu, tapi lihat! Dia sepertinya mulai menikmati masa beranjak dewasanya.

"Cherisia?" Panggil Sean dengan nada datar. Cherisia menoleh. Matanya melebar melihat Sean kini berada didepannya.

"Om? Kok disini? Ngapain?" Tanya Cherisia dengan polos.

"Tadi aku dateng ke apartemen, aku lihat memo kamu.. jadi aku kemari.." Kata Sean dengan senyum miring dibibir tipisnya.

"Owh, ada apa?" Tanya Cherisia masih dengan tatapan lugunya.

"Apa tidak sebaiknya kau suruh dia pergi lebih dahulu?" Balas Sean masih dengan senyuman miringnya.

"Ah, Marc.. lain kali kita bicara lagi, terimakasih sudah menemani.." Kata Cherisia dan disambut anggukan mengerti dari Marc.

Baru saja Marc akan berdiri dan meninggalkan tempat itu, tapi tangannya sudah lebih dahulu ditahan oleh Cherisia. Sean tersenyum tidak percaya. Cih, gadis ini benar-benar diluar dugaan Sean. Ah, harus berapa kali Sean mengatakan gadis itu sangat menarik?

"Kamu disini saja, biar aku yang pergi sama Om Sean.." Sambung Cherisia.

"See you.." Balas Marc dengan senyuman hangatnya.

Cherisia berdiri, lalu menarik lengan kokoh Sean untuk pergi dari tempat itu. Dalam perjalanan menuju halaman depan kampus Sean terus saja menatap lengannya yang masih ditarik Cherisia. Entah mengapa ada rasanya berbeda ketika Cherisia yang menarik lengannya. Dan satu hal yang pasti yang dapat ia rasakan, tangan mungil itu begitu lembut ketika menyentuh telapak tangannya. Sean mengeram pelan, percaya atau tidak tiba-tiba hasratnya untuk menyentuh Cherisia secara intens kembali muncul dalam benaknya. 'Tunggu Sean.. ada waktunya..' Gumamnya dalam hati.

Cinta Rahasia (PART 1-21) [GOOGLE PLAY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang