Bagian 4

1.6K 242 34
                                    

Disclaimer
Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki
Media © artist
Story © Panilla IceCream

Warning!
OOC, Typos, Bad EBI, dll.

••Enjoy••

...

"Jadi, kau sudah menemukan satu di antara mereka?" tanya (name) pada Akashi di ruang ganti (name).

Akashi mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja dan menatap kekasih pura-puranya itu. "Begitulah."

(Name) menghela napas penuh kelegaan. "Baguslah kalau begitu, suasana di panggung tadi sangat ricuh dan aku juga ... takut."

Mendengar lirihan di akhir kalimat (name) membuat pria berambut merah itu bangkit dari tempatnya duduk dan menghampiri gadis berambut [hair colour] itu. "Kau pasti lelah dengan semua yang terjadi. Aku tahu itu, (name). Tapi tenang saja, kau akan aman bersamaku dan Shintaro," ujar Akashi sembari mengusap rambut (name) dengan perlahan.

(Name) hanya mengangguk kecil dan sedikit menundukkan kepalanya. Dirasa kliennya sudah berangsur tenang, Akashi menghentikan kegiatannya sejenak.

"Kau mengenal Susa Yoshinori?" tanya Akashi.

"Siapa ...?" tanya (name) kembali, ia kurang mendengar nama yang disebutkan Akashi tadi.

Akashi menghela napas. "Bodoh, tentu saja kau tak mengenalnya. Aku menduga dia yang merencanakan pembunuhan anggota dewan. Tapi yang merencanakan pembunuhanmu tadi bernama Iwamura, apa kau mengenalnya?"

Iris [eye colour] milik (name) melebar mendengar perkataan Akashi.

"Iwamura-san? D-dia petugas keamanan di sini ...." Jawaban dari (name) membuat Akashi tersentak.

"Jadi ... kalau kau ikut aku ke kantor polisi sekarang, bagaimana?" tawar Akashi.

(Name) nampak menimbang-nimbang tawaran dari Akashi. Senyuman tipis nampak di wajah Akashi saat (name) menganggukkan kepalanya.

°°°

"K-kau ... mendatangiku ternyata, (surname)-san," ujar Iwamura yang saat ini tengah diinterogasi oleh Aomine dan seorang polisi lainnya, Kagami Taiga.

(Name) berjalan dengan gugup didampingi oleh Akashi ke hadapan Iwamura.

"Kenapa kau lakukan semua itu?" lirih (name).

Iwamura tersenyum kecut. "Ini perintah kakakmu."

Deg!

Iris [eye colour] (name) melebar. Tanpa sadar, tangan mungil yang biasa ia gunakan untuk menekan tuts piano itu mencengkeram kerah kemeja putih yang nampak lusuh milik Iwamura.

"BOHONG!" teriak (name).

Akashi yang mulai memahami situasi pun memberi kode pada Kagami dan Aomine untuk keluar dari ruangan itu. Paham dengan kode itu, Aomine dan Kagami keluar dengan terburu-buru dan tak sengaja menutup pintu dengan kasar hingga (name) tersentak dan melepaskan cengkeraman tangannya.

Pandangan (name) mulai memburam. Ia menatap pria di hadapannya itu sekali lagi.

"Itu bohong, 'kan? Tolong katakan kalau itu bohong ...," lirih (name).

RED FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang