Bagian 10

1.2K 191 42
                                    

DISCLAIMER
Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki
Media © Original Artist
Story © Panillalicious

WARNING!
OOC, Typos, Bad EBI, Absurd, Garing, dll.

•••Enjoy•••


Akashi, Midorima, dan Kuroko mengikuti arahan Aomine untuk segera berlari menuju elevator. Sementara si pria tan itu menjadi tameng hidup sementara-sebenarnya tidak juga, kemampuan Aomine sebagai seorang anggota kepolisian tak perlu diragukan, dia bisa menghindari peluru-peluru yang datang.

"Cepatlah, Akashi!" seru Aomine.

Akashi cepat-cepat menekan tombol elevator, membuat pintunya terbuka. Midorima dan Kuroko masuk terlebih dahulu, diikuti oleh Akashi.

"Daiki, masuk!" titah Akashi.

Aomine sedikit mendecih, kemudian buru-buru masuk ke elevator sebelum pintunya tertutup sempurna.

Asap yang dihasilkan dari smoke bomb milik Midorima mulai menipis, sehingga indera penglihatan para penjaga sudah mulai berfungsi dan dapat melihat dengan baik nan jelas.

"Kemana perginya mereka?!"

"Mereka ke atas! Ayo hentikan mereka!"

Sebelum para penjaga berbalik untuk menuju tangga darurat yang bisa menghubungkan mereka ke lantai dua, mereka sudah dihadang oleh anggota kepolisian yang dikirimkan oleh Kagami Taiga.

"Jatuhkan senjata kalian!" seru polisi dengan gaya sok macho dan memiliki rambut berwarna merah, Kagami Taiga.

[][][]

"Kau baik-baik saja, Aomine-kun­?" tanya Kuroko yang nampak mengkhawatirkan rekan berkulit gelapnya itu.

Aomine hanya tertawa hingga matanya menyipit. Tangan besarnya itu menepuk kepala Kuroko dan mengacak helaian rambut baby blue itu.

"Aku baik-baik saja, Tetsu. Yang bisa mengalahkanku, hanyalah aku," ujar Aomine dengan mantap.

Akashi, Midorima, dan Kuroko facepalm. Mereka menghela napas bersamaan dan menggerutu pelan.

"Kau terlalu percaya diri, Aomine-kun," ujar Kuroko.

TING!

Pintu lift terbuka, menampilkan raut keterkejutan di wajah Midorima, Akashi, Kuroko, dan Aomine saat mereka menjumpai orang-orang yang mereka cari tengah melawan para penjaga. Kuroko dan yang lainnya buru-buru keluar dari elevator dan mempersiapkan senjata mereka masing-masing, terutama Aomine.

"Kalian berdua kalah jumlah, nanodayo," tutur Midorima sembari menaikkan kacamatanya yang sedikit bergeser dari tempatnya semula, enggan mengangkat senjata.

Akashi pun enggan mengangkat senjatanya pula dan hanya menghampiri [name], sembari sedikit meringis ketika dia menyadari bahwa tubuh [name] terdapat memar di beberapa bagian.

"Penyusup!" seru Sakamoto, terkejut melihat Akashi dkk berhasil masuk ke lantai dua. "Kenapa mereka bisa membiarkan empat orang ini lolos!"

Sakamoto dan Akahoshi yang semula hanya beradu fisik dengan [name] dan Kobori pun mengambil jarak dan mengeluarkan pistol mereka masing-masing, tak peduli dengan lebam yang ada di tubuh mereka.

RED FATEUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum