Bagian 16

158 15 3
                                    

Ingatan Akashi seakan diajak kembali ke beberapa waktu silam di Hotel Akasaka, lebih tepatnya terhadap kasus pembunuhan yang terjadi kepada seorang tokoh penting negara. Hal yang membuat Akashi mengerutkan dahi karena kasus ini berkaitan dengan kakak dari [name], Kasamatsu Yukio, walau belum ia selesaikan sampai detik ini karena keraguannya sendiri. Apakah Imayoshi memang berencana membuat bentangan jurang antara ia dan [name], gadis yang belakangan ini memenuhi benaknya? Bagaimana bisa Imayoshi mengetahui kasus tersebut?

Pada waktu itu Akashi datang dengan ayahnya, Akashi Masaomi, di sebuah pesta perayaan ulang tahun salah seorang anggota legislatif dari pihak pendukung pemerintah bernama Kasamatsu Satoshi. Walaupun Akashi Masaomi ada di pihak oposisi, tetapi semasa muda mereka cukup akrab karena berasal dari perguruan tinggi yang sama.

"Ah, Masaomi!" sapa pria paruh baya berambut gelap seraya menghampiri Masaomi dan dirinya.

Di samping Kasamatsu Satoshi, Akashi melihat pemuda seumuran dengannya. Akashi menduga dia adalah anak dari pria paruh baya tersebut, walau wajahnya sedikit berbeda dari dugaannya. Pria berambut crimson itu pun berasumsi bahwa pemuda itu seorang anak angkat.

Masaomi yang semula berbasa-basi singkat dengan Satoshi menyadari tatapan anaknya kepada anak dari rekannya, seolah-olah sedang berdeduksi tentang suatu hal.

"Satoshi, kau ingat Seijuro putraku?" ucap Masaomi. "Sepertinya ia baru sekarang bertemu dengan putramu."

Satoshi terkekeh. Ia menepuk punggung putranya seraya menatap Akashi dengan senyuman terpatri di wajah.

"Ah iya, kenalkan dia Kasamatsu Yukio, putraku yang kubanggakan. Kuharap kau bisa akur dengannya, Seijuro."

Akashi pun balas tersenyum. Dia mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Kasamatsu Yukio, yang tentunya ikut disambut dengan pria berambut spike gelap itu. Ada aura kurang menyenangkan saat Akashi menatapnya, ia bisa lihat jika Kasamatsu Satoshi benar-benar menyayangi putranya—ah, putra angkatnya. Namun, ia tidak melihat tatapan penuh emosi itu di mata Kasamatsu Yukio, justru ada rasa kebencian tersirat di dalamnya.

[][][]

Akashi bukannya tidak menyukai pesta, hanya saja ia lelah berbasa-basi dan terlibat dalam pembicaraan dangkal dengan rekan-rekan ayahnya di pemerintahan. Pria itu menghela napas sembari memutar-mutar gelas flute berisi anggur dengan pelan. Tiba-tiba, ia merasakan eksistensi seseorang di sampingnya, yakni Kasamatsu Yukio.

"Kau pasti sudah menduga kalau aku anak angkat," ujar Yukio tiba-tiba, yang tidak ayal membuat Akashi menaruh atensi pada pria berambut spike itu.

"Dari tatapanmu, seakan sedang menelanjangiku." Yukio tertawa kecil dengan gurauannya sendiri, Akashi pun sedikit mengulas senyum.

Akashi meminum sedikit anggurnya, lantas menatap Yukio dari balik gelasnya. "Kenapa kau tidak menyukai ayahmu? Beliau orang yang hebat."

Yukio mendengkus. "Kau juga akan membenci ayahmu kalau kau mengetahui rahasia kelam dan jahat miliknya, Akashi." Seusai mengatakannya, pandangannya seolah-olah menerawang jauh, seolah tengah mencari sesuatu yang telah lama hilang.

Akashi mengangguk, ia tidak ingin mengganggu privasi Yukio. Toh, ia baru mengenalnya hari ini dan juga belum dalam tahap berteman. Akan tetapi, ada sesuatu di balik perkataan Yukio tadi yang mengusiknya.

Kau juga akan membenci ayahmu kalau kau mengetahui rahasia kelam dan jahat miliknya.

Ia menggelengkan kepala. Hubungannya dengan sang ayah tidak sedekat itu, ia memang mewarisi bisnis keluarga dari sang ayah, tetapi di dalam rumah suasananya seperti ... formal? Entahlah, sejak ibunya tiada, suasana di dalam rumah menjadi kaku dan dingin. Wajar jika ayahnya menyimpan rahasia di belakang Akashi karena hubungan mereka tidak sedekat ayah dan anak pada umumnya, bukan? Kenapa perkataan itu mengusiknya?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 28, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RED FATEWhere stories live. Discover now