Bagian 11

1.2K 181 16
                                    

DISCLAIMER
Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki
Media © Original Artist
Story © Panillalicious

WARNING!
OOC, Typos, Bad EBI, Absurd, dll.

•••Enjoy•••


Midorima menaikkan kacamatanya sembari menatap Takao yang tengah menodongkan pistol padanya juga rekan-rekannya.

"Kau salah membuat keputusan, nanodayo," ujar pria berambut hijau itu.

"Huh?"

"Terang saja, kau kalah jumlah ...," jelas Akashi sembari tersenyum, "tapi, lebih baik jika satu lawan satu, bukan?"

"Midorima, ringkus dia, sebelum teman-temannya datang," lanjut pria bermata heterokrom itu.

"Baik, Akashi, lebih baik memang begitu," sahut Midorima sembari membenarkan posisi kacamatanya. "Juga, lebih baik kalian berusaha pergi dari sini secepatnya, nanodayo."

[Name], Kobori, Kise, dan yang lainnya pun mencari tempat persembunyian sementara, agar bisa merencanakan bagaimana cara mereka keluar dengan memanfaatkan timing yang tepat, yaitu saat Midorima berhasil menahan Takao.

"Huh? Kau yang akan menghadapiku, ya? Midorima Shintarou?" ujar Takao saat mendapati Midorima maju beberapa langkah, sementara teman-temannya mulai bersembunyi.

Takao menghela napas, sedikit kecewa karena dia diremehkan oleh geng dari Akashi.

"Kau akan mati hari ini, Tuan Nanodayo."

Takao langsung saja menembaki Midorima.

Lelaki berambut hijau dan ber-megane itu mendekati Takao, menghindari beberapa peluru yang diluncurkan oleh Takao, sementara Takao terus mundur, menghindari peluru yang juga dilayangkan oleh Midorima—yang sebelumnya sudah mengeluarkan pistol dari sarangnya.

"Apa aku perlu membantunya, Akashi?" tanya [name] yang tengah bersembunyi. "Aku bisa menghindari peluru dan menyerang pria itu dengan—"

Akashi tersenyum tipis. Dia menempelkan jari telunjuknya ke bibir [name], membuat gadis itu terdiam seketika dan memotong ucapannya sendiri.

"Tidak perlu, aku saja. Kau sudah mengalami hal sulit hari ini."

Takao tengah berfokus pada Midorima saat ini, sehingga hal itu dimanfaatkan oleh Akashi untuk mendekat. Takao yang terkejut langsung menembak ke arah Akashi. Hebatnya, Akashi bisa menghindarinya dengan santai, dan hal ini menimbulkan rasa kagum bagi Kise, [name], dan Kobori.

"Dia keren ...," gumam [name] dengan wajah yang sedikit berbinar cerah.

Aomine menguap lebar, yang direspon dengan tatapan sebal dari orang-orang di dekatnya.

"Kau tidak sopan, Aomine!" gerutu [name].

Aomine hanya menghela napas.

"Kau heran sekali, sih, melihat Akashi? Dia hanya bisa menebak pelurunya, itu saja."

[][][]

"Kagami, kau kejar saja penjahat yang masuk tadi, biar kami urus sebelah sini," pinta salah seorang anggota polisi yang jangkung dan bertubuh besar, Kiyoshi.

Kagami menghela napasnya sejenak, kemudian dia berujar, "Kenapa harus aku yang selalu mendapat bagian yang sulit?"

Hyuga, salah seorang anggota kepolisian yang mengenakan kacamata, mengepalkan tangannya dan menjitak kepala juniornya itu.

RED FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang