🍂🍂 hujan dan air mata 🍂🍂

1.4K 75 0
                                    

Part 9

Hujan...
Dulu ia sangat aku nanti
Dulu sering ku duduk di pelataran
Sambil bermain dengan khayalan
Dan jari jemari ini asik memainkan
Setiap tetesan yg jatuh ke bumi
........
Kamu tahu? Ada kenangan masa lampau di balik rintik hujan.
Saat pertama kali-nya aku mengenal dirimu, saat pertama kali pula ada getaran di dalam hati.
Ingat kah kau??
Saat hujan itu, aku tengah sendiri
Aku tengah bingung dan pupus harapan. Namun kau datang bah payung yg melindungi.
Tapi...
Untuk sekarang. Dan untuk pertama kalinya aku...
Iyaa aku...
Membenci hujan itu
Yapp itu karna diri mu.
Bah petir di tengah hujan.
Yang membuat hujan itu mengerikan

......

Setelah kejadian istirahat itu. Aku enggan berbicara kepada siapapun, aku lebih memilih Diam dan bertengkar dengan fikiran ku.

" fatim" panggil Hani di samping ku

"Hhmm.. " jawab ku singkat

"Hayuu kita pulang, sudah bel dari tadi" ajak nya

" iya " lagi lagi aku menjawabnya dengan singkat

" fatim, sudah ya jangan fikirkan hal yg tadi, lebih baik nanti pulang kita mampir dulu ke kedai es krim itu, uhh.. Sudah lama kan kita tidak ke sana, nanti aku traktir deh, hehe.. Yukk fatim " ajak nya sambil menarik tangan ku yg masi tertahan

"Maaf han, tapi sepertinya aku ingin langsung pulang. "

"Ohh.. Hmm.. Yasudah aku antar ya??"

"Hhmm.... Tapi.."

Belum selesai aku berbicara hani menarik tangan ku. Dan akhirnya aku menurutinya.

Saat kami sudah di ujung koriodor sekolah tiba² hujan turun. Tidak deras memang.

"Yahh fatim hujan nih, eh tp sudah lama kan aku sma kamu gk main hujan² nan. Yukk " ajaknya.

Saat aku hendak menuruti permintaan hani. Sontak mata ku menemukan dua buah insan yg tengah duduk di ujung koridor sana di bangku panjang, mereka sedang berbincang sambil sesekali senyum di keduanya terukir. Dan jari jemari mereka lihay memainkan rintikan hujan. Dan di selingi candaan yg membuat mereka tertawa.

Seketika perasaan ini bah tersambar petir di tengah hujan. Bagai di iris dengan sembilu. Dan tanpa sadar ada yg ikut jatuh juga selain hujan. Dia mengalir pelan melewati pipi dan menetes ke bumi bercampur dengan air hujan.

Laki-laki itu. Mengukir sebuah senyum yg entah mengapa aku rindukam, namun sayang senyum itu terukir bukan karna ku dan bukan untuk ku.

"Fatim ayoo kita... "
Belum selesai berbicara hani melihat aku menangis lagi sambil sekali kali tersenyum getir. Lalu dia langsung memelukku yg tengah menahan sesak.
Aku pun membalas pelukkannya dan menangis sejadi jadinya dalam pelukan nya.

" kamu tak akan percaya dengan apa yg aku lihat" kata ku

"Apa yg kamu lihat?" tanya hani penasaran

"Kamu lihat lah ke ujung koridor, " sambil terus aku menangis.

Lalu hani menoloh ke arah yg aku tunjukan lalu ia pun sontak kaget. Dan mengusap kepalaku yg terbalut kerudung putih ini.

" sudah fatim, ikhlaskan karna allah yg maha membolak balikan hati"

Lalu dia melepaskan pelukannya dan memegang ke dua pundak ku dan berkata lagi

" kamu harus ingat perkataan khalifah umar bin khatab, beliau mengatakan aku senang karna mengetahui apa yg melewatkan ku berarti bukan menjadi milikku. Dan apa yg telah menjadi milik ku. Takkan pernah melewatkan ku , kamu harus tau itu, sudah jangan nangis ya. Yuk kita hujan hujanan hihi "
sambil menarik tangan ku, namun aku menahan tarikkan itu.

" aku memang menyukai hujan, tapi sekarang untuk pertama kalinya aku BENCI HUJAN"

"Aku tau ini memang menyakitkan tapi kamu tak bisa menyalahkan hujan. Kamu tak pernah tau bagaimana jadi hujan yg terus menerus jatuh , tapi dia tak pernah mengeluh walau sering di jatuhkan"

Aku terdiam, dan mencerna perkataan hani baik baik. Lalu mata ku melihat ke ujung koridor itu dan tanpa sengaja mata sayup itu pun melihat ke arah ku. Mata kami saat itu saling bertatapan. Namun ada ekspresi aneh darinya, ia seperti kaget ketika aku melihat nya. Lalu aku memaling kan pandangan ku. Ke arah hujan.

"Gimana fatim, kita jadi hujan hujanan kan?"

" hmm.. Yasudah aku lepas sepatu dulu ya. "

"Nahh gitu dong. " sambil tersenyum memperlihatkan giginya yg di pageri oleh kawat gigi berwarna hijau toska.
Saat aku hendak melepas sepatu ku. Tiba tiba suara lembut yg sangat aku hafal memanggil nama ku

"Fatim "

Sontak aku kaget lalu aku menoleh ka arah suara itu, namun tak lama aku membuang pandangan ku ke hanni.

"Fatim ... Ada yg ingin aku bicarakan" katanya

"Maaf aku sedang tidak ingin berbicara apa pun "

"Apa tadi kamu melihat...... "

"Iyaa dil aku melihatnya, aku melihatnya jelas dengan kedua mata ku ini "

" itu tidak seperti yg kamu bayangkan fatim. Aku bisa jelaskan, tolong percaya lah "

"Tolong bantu aku fadil. Tolong bantu aku untuk mempercayai bahwa tidak semua laki² itu sama seperti mu!!!,"

"Hah?? Apa maksud mu fatim, aku tak mengerti"

" aku sadar, seharusnya aku tak termakan janji manis mu ketika di masjid itu, "

" kamu haruss tau..... Bahwa ka fitri itu hanya..."

Hy guys, udh ada di konflik ajh ya ini ceritanya. Maaf ya authors nya lg uts jd harap di maklumkan ka hehe,
Btw apa sih yg sebetulnya ingin di katakan fadil, duhh jd penasaran.
Makanya di tunggu kelanjutannya ya.
Jangan lupa vote, coment and share ya kawan.

HIJRAH HATIWhere stories live. Discover now