🍂 jarak terindah 🍂

465 27 3
                                    


"Kita memang berada di belahan bumi yang tidak sama, dengan ribuan kilo jarak yang memisahkan kita, namun dari sini kita belajar banyak hal, belajar untuk sama sama menjaga hati, belajar untuk menghargai kebersamaan, belajar menjadi dewasa dengan meredam ego masing masing dari kita, dan belajar untuk meyakini bahwa takdir tuhan tidak akan pernah salah orang, tempat dan waktu"

          Kau tau, kini mentari tak sehangat seperti biasanya, ia terus menerus meredup, di balik kelam nya awan di langit, sesekali air langit turun menyapa bumi, mengguyur aku yang tengah berjalan lambat seolah tidak memperdulikan aku yang sudah mulai basah kuyup.

          Sudah seminggu ini, semenjak kepergian mu, tidak satu tanda baca pun yang kau kirim kepada ku, karna seputus asa ini, se khawatir ini aku kepada mu, bahkan untuk aku mengetahui kau baik baik saja di sana pun, aku harus bertarung dengan fikiran negative ku tentang mu.

         Aku yang kini tengah berjalan menuju rumah setelah pulang dari tempat kerja, aku sengaja memilih menaiki angkutan umum, dan berjalan dari depan gang menuju rumah ku, bukan ku tak tau jika hujan akan turun, bahkan ini adalah salah satu ingin ku, bisa berjalan di tengah deras nya hujan, karna tidak ada satu orang pun yang tau jika aku menangis menahan rindu, lebih tepat nya menahan rasa gelisah ku.

Aku memang sengaja memperlambat langkah kaki ku menuju rumah, aku ingin menikmati dingin nya udara yang sudah mendekap ku karna aku yang sudah basah kuyup ini, ku nikmati setiap semilir angin yang merasuk ke setiap relung tulang ku. Membiarkan air hujan mengkamuflase air mata yang sudah jelas turun sangat deras.

Silahkan saja menilai aku lebay, aku terlalu protect tak masalah, karna ini lah yang aku rasakan, rasa takut dan berbagai macam fikiran negative yang mulai berdatangan seolah ingin menerobos ke dalam pertahanan fikiran positif yang selalu ku tanamkan dalam otak ku.

Tak terasa, setelah berdrama sendu dengan hujan, aku sampai di depan gerbang rumah ku, aku sudah mempersiapkan alasan ketika se isi rumah akan mengintrogasi ku yang masuk dalam ke adaan seperti gembel basah kuyup ini, aku mulai masuk dan mengetok pintu rumah yang ternyata terkunci dari dalam.

TOK... TOK... TOKTOKTOK...!!

"Assalammualaikum, umii..., abii..., adek..., kaka pulang"

Tidak ada jawaban dari dalam,

Aku yang masih menunggu di depan pintu sembari tubuh ku yang sudah menggigil karna kedingan.

"wa'alaikumussalam" tiba-tiba, sahut suara dari balik pintu, suara yang sering ku dengar, iya itu suara umii

Umi membuka pintu nya dan melihat ku yang sudah basah kuyup ini sontak kaget.

" ya allah, fatimm, kok bis...."

" handphone ku mati, jadi aku tidak bisa pesan ojek online jadi aku naik angkot, dan aku lupa bawa payung, jadi nya aku terpaksa nerobos hujan mii"

Potong ku, aku begitu malas rasanya mendengar umi yang begitu khawatir kepada ku, bukan maksud aku ingin durhaka, namun aku tidak tega melihat umi yang begitu khawatir, namun aku yang begitu bodoh untuk seorang yang berusia 19 tahun hanya karna merindukan orang lain.

" umi aku masuk dulu ya, dingin nih, aku ganti baju dulu, abis itu umii boleh deh lanjut nanya nya ya, fatim gak kuat dingin nya nih mii"

HIJRAH HATIKde žijí příběhy. Začni objevovat