Jilid 5

5.7K 59 0
                                    

Tepuk sorak menyambut ucapan ini dan Suling Emas segera bangkit dari tempat duduknya, berdiri dan menjura ke sekeliling panggung. 

Melihat tubuh Suling Emas yang tinggi besar dan tegap, se­pasang mata di bawah topi lebar yang tajam berkilat, muka yang bagian bawahnya ditutupi saputangan, semua pengemis memandang dengan bermacam-macam perasaan. Ada yang heran, ada yang kagum, penuh harapan, curiga dan seba­gainya. 

Puluhan tahun yang lalu, Yu Kang Tianglo muncul untuk membunuh It-gan Kai-ong kemudian melenyapkan diri kembali. Tak seorang pun di antara para pengemis yang belum mendengar namanya, namun tidak ada yang pernah melihat mukanya. Kini tokoh besar itu muncul lagi dengan muka tertutup se­hingga bermacam dugaan yang aneh-aneh timbul. Ketika Suling Emas berdiri, ke­adaan menjadi sunyi dan semua orang menanti dengan hati berdebar untuk mendengarkan apa yang hendak dikatakan oleh Yu Kang Tianglo, tokoh pengemis yang tak pernah dijumpai orang namun namanya amat terkenal itu.

Dua pasang mata memandang ke arah Suling Emas dengan penuh perhatian dan juga dengan terheran-heran betapa be­raninya memalsukan nama orang yang sudah meninggal dunia. Kwi Lan terheran bercampur marah sedangkan Yu Siang Ki terheran dan ingin sekali tahu siapa orang itu dan apa kehendaknya.

"Saudara-saudara para pimpinan dan anggauta kai-pang!" Suara Suling Emas lantang dan nyaring, akan tetapi halus. "Maafkan bahwa saya menutupi muka, karena memang sesungguhnya bukan mak­sud saya mencari ketenaran diri dengan hadir saya di sini. Sudah semenjak dahulu saya selalu berusaha menyembunyikan diri dan menjauhkan diri dari pada urus­an dunia. Akan tetapi, dua kali saya ter­paksa menampilkan diri, pertama kali dahulu di waktu It-gan Kai-ong mengo­torkan dunia pengemis dengan kejahatan­nya. Sekarang, mendengar betapa dunia pengemis kembali diselundupi kaum sesat, mau tidak mau saya terpaksa menampil­kan diri untuk menegakkan kembali kebenaran dan kebersihan di dunia penge­mis. Terutama sekali Khong-sim Kai­-pang yang semenjak mendiang Ayah saya dahulu merupakan kai-pang yang bersih dan gagah ternyata telah diselundupi oknum-oknum jahat yang mengangkat diri sendiri menjadi pimpinan dan menyelewengkan kai-pang ke jalan sesat. Terpaksa saya turun tangan membasmi mereka. Karena itu, dalam kesempatan ini saya peringatkan kepada saudara-saudara pim­pinan kai-pang lain agar berhati-hati dan bersatu padu untuk menghalau kaum sesat yang hendak mencari tempat dan me­nguasai kai-pang."

"Bagus, bagus."

"Akur....! Akur....!"

Para pengemis bertepuk sorak. Yu Siang Ki mengangguk-angguk dan hatinya lega. Kiranya benar seperti dugaannya. Orang aneh ini sengaja memalsukan nama mendiang ayahnya dengan maksud baik, yaitu hendak mengandalkan nama ayah­nya untuk mempengaruhi kai-pang dan mengajak mereka melawan kaum sesat. Ia menoleh ke arah Kwi Lan yang juga memandang ke atas panggung dengan mata terbelalak. Pada saat itu, Kwi Lan menyentuh tangannya.

"Siang Ki, lihat....!"

Yu Siang Ki cepat menengok dan ma­tanya tajam masih sempat melihat sinar hitam melayang ke arah leher dan lam­bung orang aneh yang memalsukan nama ayahnya itu. Jelas bahwa sinar itu adalah senjata rahasia yang halus sekali, yaitu jarum-jarum rahasia!

"Celaka!" bisiknya khawatir. Akan tetapi ia dan Kwi Lan memandang de­ngan melongo ketika Suling Emas dengan tenang menerima jarum-jarum itu dengan leher dan lambung, kemudian tangan ki­rinya seperti mengusir lalat di leher dan lambungnya dan sekali tangannya berge­rak, sinar hitam melesat dan jarum-ja­rum itu sudah di "retour" kembali kepada pengirimnya, namun dengan kecepatan dan kekuatan yang dahsyat sekali. Ter­dengar jerit-jerit kesakitan dan dua orang pengemis baju bersih yang berdiri di antara banyak pengemis itu roboh dan tewas seketika karena leher dan lambung mereka termakan jarum rahasia mereka sendiri!

Hanya para pengemis yang sudah tinggi ilmunya saja menyaksikan gerakan Suling Emas dan maklum apa yang telah terjadi. Yang tidak begitu tinggi ilmunya terheran-heran dan tidak tahu apa yang terjadi sehingga keadaan menjadi panik.

Serial Bu Kek Siansu (Manusia Setengah Dewa) - Asmaraman S. Kho Ping HooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang