9 :: Ini Nadi bukan Mira.

10.5K 1.2K 16
                                    

Never wonder where Iam, cause Iam always by your side...

The Power Of Love - Celine Dion

***

Cita menatap pantulan dirinya di cermin, tangannya sibuk memoles lip-tin pada bibirnya yang pada dasarnya memang berwarna pink alami. Sesekali tubuhnya bergoyang mengikuti musik yang dia putar dari hpnya.

“C'MON BE MY BABY C'MON! C'MON BE MY BABY C'MON!” nyanyi Cita sambil bergoyang kesana-kemari.

“I'M IN LOVE WITH THE SHAPE OF YOU! WE PUSH AND PULL LIKE A MAGNET—”

BRAK!

Pintu menjeblak terbuka. Dan Cita langsung mematung dengan posisi yang nggak banget. Kedua tangannya berada di udara dengan pinggulnya yang agak kesamping. Cita menghela napas lega saat melihat Aurell yang berdiri di depan pintu. Untung cuma Aurell.

“Nacitaaaaaa! Lo dandan apa konser sih?” tanya Aurell kesal.

Cita membenarkan posisinya. “Hehe maaf, Rell. Suara Ed Sheeran suka ngehipnotis gue supaya ikut nyanyi soalnya,”

Mata Cita yang berbinar polos saat mengucapkan itu membuat Aurell merasa kekesalan yang melandanya tadi seketika menghilang. “Yaudah, cepetan dandannya, eh konsernya. Lagi pula Ed Sheeran nggak ada di sini buat ngelihat elo nyanyi,”

Mata Cita membulat, dia memegang dadanya dengan dramatis. “Sumpah, Rell ... kata-kata lo menusuk banget,”

Aurell terkekeh pelan. “Cepetan, Nacitaaa.”

“Iya-iya, ini udah kok,” dengus Cita sambil mengambil sling bag-nya.

Aurell menggeleng pelan lalu mengikuti langkah Cita menuju mobil yang terparkir di halaman rumah Cita. Sebelumnya, Cita telah berteriak di depan pintu, meminta izin pada ibunya yang berada di dapur.

“Gue apa lo yang nyetir, nih?” tanya Aurell saat mereka sampai di samping mobil.

Cita pura-pura bersiul. “Waaahh, langit cerah ya hari ini? Itu tuuhh, burung-burung pun bernyanyi— eh kok gue nyanyi? Ya ampun bunganya cantik banget—”

“—bilang aja sih lo nggak mau nyetir.” potong Aurell dengan tampang super datar.

Cita mencolek dagu Aurell dengan centil. “Peka banget sih sahabatku ini, cini-cini aku kasih permen,”

Aurell memutar bola matanya. “Udah-udah masuk sana, udah jam berapa ini,” dia mendorong tubuh Cita hingga gadis mungil itu masuk ke dalam mobil. Lalu Aurell duduk di kursi pengemudi.

“Jujur ya, Rell. Dari dulu-dulu gue tuh penasaraaaan banget kemana lo pergi tiap minggu, kenapa baru sekarang sih lo baru ngajak gue ke 'tempat rahasia' lo itu?” kata Cita saat mobil meninggalkan halaman rumahnya.

“Lo nggak pernah nanya soalnya, jadi gue nggak pernah bilang. Dan omong-omong ini bukan tempat rahasia karena tempat ini bukan rahasia.” jawab Aurell.

Cita mengangkat bahu. “Gue nggak pernah nanya karena gue nggak enak gitu, untung kemarin gue punya keberanian gitu, hehe.”

Aurell mengulum senyum, “Lain kali nggak usah ngerasa nggak enak gitu. Kita sahabatan udah lama, lo boleh tanya apa aja sama gue, kok.”

“Oki-doki!” kata Cita sambil tersenyum lebar.

Tidak lama kemudian, mobil yang dikendarai Aurell dan Cita memasuki halaman rumah yang sangat luas.

Diary Of The Antagonist Where stories live. Discover now