SATU: GAGA

658K 35.4K 3.1K
                                    

SAYA BERSUMPAH AKAN MEMBERIKAN VOTE DAN KOMENTAR DI CERITA INI!

SELAMAT MEMBACA YA AYANG 😍

KOMENTAR SETIAP PARAGRAF YA 😘

ABSEN DULU SEBELUM MEMBACA 👋

***

Ciri-ciri Bagas Arsenio Risjad: Selalu berpakaian gaya, tepat waktu, suka makan roti gandum saat sarapan, pandai mengendarai motor, dan paling penting dia memiliki semacam magnet di dalam dirinya yang mampu mengundang semua perempuan tertarik padanya.

Gaga nama panggilannya, dianugerahi daya tarik yang luar biasa. Gaga memiliki badan yang tegap, berambut gelap, senyum yang karismatik, ditambah lagi sepasang mata yang tajam dengan alis tebalnya.

Jarum jam menunjukkan pukul tujuh saat Gaga melihat benda yang melingkar di pergelangan tangannya. Dia harus segera bergegas mengenakan jaket lalu menggendong tasnya, tidak lupa Gaga menyambar sarapan berupa roti gandum di meja makan.

Pagi ini, Gaga mengendarai motor besarnya dengan kecepatan sedang. Tidak butuh waktu yang lama dia sudah menempatkan motornya di parkiran sekolah. Ketika turun dari motor seperti ini, kemudian membuka helm dan menyisir rambut lebatnya dengan jari, hanya satu kata sederhana yang pantas terlontar untuk dirinya... memesona.

Langkah kakinya ringan melintasi gerbang sekolah SMA Nusa Bangsa. SMA Gaga merupakan salah satu SMA yang terbilang ternama. Gedung sekolahnya tiga lantai. Pohon-pohon besar yang ditanam di halaman menambah kesan sejuk sekolah itu. Halamannya pun sangat luas. Ralat, mungkin kurang luas sampai-sampai ada seorang perempuan entah datang dari mana tiba-tiba saja langsung menabraknya. Bukannya langsung menjauh, perempuan itu justru menempel di tubuh Gaga beberapa detik sambil menengadah memandangi wajah Gaga yang tampan.

Hati perempuan itu menggumam. Ini cowok ganteng banget.

"Ma-maaf..." Perempuan itu berusaha memberikan senyum terbaiknya walaupun dia merasa malu dan gugup.

Gaga memperhatikan seragam perempuan itu sesaat. Perempuan di hadapannya itu mengenakan seragam yang berbeda dari seragam resmi SMA Nusa Bangsa. Seragam yang dilapisi rompi bermotif kotak-kotak. Sudah pasti, anak baru. "Kalau jalan itu bukan cuma pake kaki, tapi lo perlu pake mata juga!" Gaga berdecak gusar.

Kening perempuan itu berkerut. "Kok lo nyolot gitu sih? Gue sudah minta maaf kali..." Perempuan itu mulai kesal sendiri dan menarik kata-katanya beberapa saat lalu yang memuji kegantengan cowok itu.

Gaga mengertak. "Maaf? Gue gak butuh kata maaf!"

"Jadi lo maunya apa?"

Bel sekolah yang berbunyi dari berbagai penjuru kelas seketika menghentikan perdebatan mereka. Gaga meninggalkan perempuan entah siapa dia itu—dia juga baru lihat hari ini.

"Woi... mau ke mana lo! Kalau orang nanya itu dijawab." Ada dorongan yang amat besar dari dalam diri perempuan itu untuk memukul punggung yang menjauh itu tetapi tak bisa. Jadi dia hanya melemparkan bekas botol minuman miliknya ke arah cowok itu. Perempuan itu kaget, lemparannya tepat sasaran.

"Bangke..." umpat Gaga karena merasa ada sesuatu yang mengenai kepalanya sehingga membuatnya berhenti berjalan. Perlahan Gaga memutar badan dan serta-merta memberikan tatapan tajam pada perempuan itu. Mereka berdua pun saling tatap.

Perempuan yang memiliki rambut lurus dihiasi jepit merah muda itu menggigit bibirnya sendiri. Dia menyesali perbuatannya. Namun, entah dapat bisikan mistis dari mana, perempuan itu justru mengacungkan kepalan tangannya, menantang cowok itu. "Apa lo..."

Pangeran KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang