DUA BELAS: UNGKAPAN RASA GAGA

178K 11.3K 358
                                    

HALO, APA KABAR?

SELAMAT MEMBACA YA AYANG 😍

KOMENTAR SETIAP PARAGRAF YA 😘

ABSEN DULU SEBELUM MEMBACA 👋

***

Seulas senyum tergambar jelas di wajah Gaga, sekarang dia sedang menikmati udara segar malam dari balkon. Kedua tangannya menggenggam pembatas pagar yang terbuat dari stainless. Balkon lantai dua rumah Gaga dipenuhi pot-pot hias yang diisi bunga anggrek dan bunga berwana-warnai yang selalu tampak segar, membuat gedung berwana putih itu terlihat asri.

Gaga memandang langit yang enggan menampilkan hiasannya. Udara yang dingin membawa pikirannya ke mana-mana. Cowok yang sedang mengenakan baju kaus berwana hitam itu mengingat-ingat kembali pertemuan pertama kalinya dengan Ashila di sekolah. Tidak mudah bagi Gaga tertawa sendiri saat memikirkan seseorang seperti saat ini.

Di saat seperti ini, Gaga sepenuhnya mengerti ada yang berbeda dari Ashila. Tidak tahu kenapa dia bisa sampai memiliki rasa ketertarikan pada perempuan itu. Gaga tidak pernah menyangka sebelumnya jika perempuan yang menurutnya di awal pertemuan itu sangat menyebalkan, kini terus saja bersarang di pikirannya. Perempuan itu selalu melayang-melayang di benak Gaga. Perasaan Gaga kini susah untuk dijelaskan. Tidak sesederhana orang-orang katakan selama ini, yaitu benci jadi cinta.

Gaga menghela napas panjang, gerimis datang membasahi jalanan perlahan-lahan. Bulir-bulir yang jatuh dari langit membuat Gaga memutuskan untuk berpindah tempat, meninggalkan balkon menuju kamarnya. Untuk ukuran seorang laki-laki, kamar Gaga terbilang sangat rapi, belum lagi warna yang didonimasi putih pun membuat kesan itu tak dapat didustakan.

Gaga membaringkan tubuhnya di ranjang. Kedua matanya menatap langit-langit kamar. Sunyi. Tidak ada suara kecuali tetesan air hujan yang jatuh ke atap rumahnya. Suasana seperti ini membuat Gaga bertanya pada dirinya sendiri. Sebuah pertanyaan naruliah seorang laki-laki yang sedang kasmaran. Apakah Ashila sudah memiliki pacar?

***

Gaga bersandar di depan kelas menatap Ashila yang berjalan di koridor. Semenjak tadi malam Gaga selalu memikirkan perempuan itu. Gaga memperhatikan senyum merah muda itu dari ambang pintu. Gaga menarik napas panjang, seorang cowok baru saja menghalau langkah Ashila. Gaga bergeming mencoba menebak apa gelagat cowok di kelas sebelah.

"Hai, cantik... anak baru yah?" goda cowok tersebut ketika Ashila baru saja ingin melintasi kelasnya.

Siapa yang tidak mengenal Riski, seorang siswa yang tidak lulus sekolah hingga harus mengulang kembali pelajaran kelas dua belas sekali lagi. Posturnya yang besar membuat Riski menjadi salah satu orang yang ditakuti di sekolah. Bisa dibilang dia adalah premannya SMA Nusa Bangsa. Banyak siswa yang tidak mau berurusan dengan dirinya. Namun, Gaga tidak mau memikirkan rapor Riski yang tidak pernah terkalahkan itu.

"Eh?" Ashila terkejut.

Riski mencolek dagu Ashila. "Kenalan bisa kali."

"Gak usah jual mahal sama gue." lanjutnya lalu memegang tangan Ashila.

Ashila menarik tangannya, mencoba melepaskan pegangan erat itu. "Apaan sih?"

"Tangannya mulus banget." info Riski ke segerombolan temannya yang berdiri di belakang tubuhnya.

Gaga yang terus memperhatikan dari ambang pintu kelas akhirnya tidak tahan lagi. Ini sudah melewati batas. Gaga berjalan untuk ikut campur. "Dasar kampungan lo semua!"

"Wih... ada pahlawan kesiangan nih." Cowok berbadan besar itu mendorong Gaga.

Riski mencengkeram kerah baju Gaga. "Mau apa lo?"

Pangeran KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang