Sepuluh

60 4 1
                                    

14 Februari bukanlah sesuatu yang dirayakan di SMA Dharma Bangsa secara resmi. Meskipun tidak ada acara khusus bukan berarti murid-muridnya tak memperingati hari kasih sayang tersebut.

14 Februari bahkan bisa dibilang hari yang paling dinanti-nantikan. Untuk yang jomblo, hari ini adalah hari yang cocok untuk melancarkan satu tembakan pada gebetan. Yang punya pasangan, tentu akan melalui 14 februari dengan bunga dan hadiah.

Jika bukan salah satu dari keduanya, mereka akan mengirim surat cinta pada orang yang disukai. Momen ini yang paling dinantikan para idola sekolah. Biasanya mereka akan menemukan tumpukan surat cinta di dalam loker mereka.

Karena itu lah, Raja berdiri di depan lokernya sembari merapal doa-doa. Berbeda sekali dengan ketiga temannya yang tak memiliki harapan sebanyak Raja.

"Ngapain sih lu?" tanya Rakshya yang bingung melihat tingkah Raja yang sedari tadi komat-kamit sembari sesekali menciumi lokernya.

"Biasa. Lagi nungguin surat cinta." Ethan menimpali dengan tawa geli.

"Set dah! Kayak ada aja yang mau ngirimin lu surat," cibir Rakshya yang sepintas mengingat bagaimana valentine pertama Raja di Dharma Bangsa.

Berbeda dari dua sahabatnya, Darrel tampak bersemangat menunggu hasil dari doa Raja.

"Buka, Ja!"

Raja menarik napas dalam, kemudian mengembuskannya dengan sangat diplomatis. Dia bahkan sempat menghitung satu sampai tiga sebelum akhirnya membuka lokernya.

Keempat murid XI itu melongok ke dalam loker Raja secara bersamaan. Hanya dalam hitungan detik, Raja menjadi lemas, sementara yang lainnya terlihat tertawa lebar.

Raja tak mendapat surat cinta. Tidak satupun.

"Mungkin kali ini lu belum beruntung sob. Coba lagi tahun depan," ujar Darrel seraya menepuk bahu sahabatnya itu.

Raja membalas ucapan Darrel barusan dengan bibir yang tersungut-sungut. Tampak jelas, Raja begitu tersinggung melihat reaksi ketiga sahabatnya.

"Rel, buku gue masih sama lu, kan?" tanya Ethan.

Darrel mengangguk, lantas membuka lokernya untuk mengambil buku Ethan. Seketika itu pula puluhan kertas berhamburan dari dalam loker Darrel. Sementara tiga orang di sekitar Darrel tercengang dengan mulut yang menganga lebar, Darrel malah terlihat mengerutkan kening.

Dengan wajah yang masih tak percaya, Raja membungkuk, memunguti kertas-kertas berupa surat cinta tersebut dengan perasaan yang tersakiti.

Alih-alih membantu Raja, Ethan dan Rakhsya membuka loker masing-masing. Alangkah terkejutnya Ethan begitu mendapati sepucuk surat berada di dalamnya.

"Oh my..." seru Rakhsya yang membuat Darrel ikut melongo ke dalam lokernya. Sudah ada 5 surat cinta menunggu dibaca oleh Rakshya.

Seketika itu pula, cowok bernama lengkap Raja Oli Nainggolan tersebut merasa dunia sedang memusuhinya.

"Indah. Sintia. Trisha. Gaby." Raja membaca satu persatu nama yang tertera di setiap amplop yang dipungutnya.

Semakin banyak nama yang diketahuinya, semakin kesal hatinya. Hampir semua cewek yang ditaksirnya mengirimi Darrel surat.

"Lu nggak berniat bacain ini surat?" tanya Raja jengkel.

Sedari tadi, Darrel tak pernah melihat tiap surat cinta yang tertuju padanya.

"Lu aja yang baca. Kecuali kalau ada surat dari yang namanya Karen," katanya santai. Darrel sama sekali tak berminat memeriksa surat-surat yang ditujukan padanya. Baginya itu hanya membuang-buang waktu.

KareninaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang