Bagian 2

322 32 5
                                    

Pagi itu datang dengan cepat, tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 09.45. Astri sudah bersiap didalam kamarnya dengan tas yang akan ia bawa, sementara teman sekamarnya Julia telah pergi masuk kedalam kelas. Ia (Astri) tengah duduk diatas kursi yang dapat berputar seraya mengayunkan kedua kakinya, matanya melirik keseluruh penjuru kamarnya.

Merasa bosan atas apa yang ia lakukan, akhirnya ia berdiri dan membuka kembali lemari pakaiannya dengan tanpa tujuan.
Saat Astri sibuk dengan beberapa pakaiannya, handphone yang sengaja ia taruh diatas meja mulai berbunyi.

"Oh tidak!" maka dengan tergesa-gesa ia memasukkan seluruh pakaian yang ia keluarkan kembali kedalam lemari tanpa dilipat.

"Halo..." Astri menyapa orang yang menelphone nya, terdengar suara helaan dari seorang pemuda ditelinganya.

"Dari mana saja? Kau telat mengangkat panggilan!" tegur seseorang yang Astri yakini suara itu milik Luis,

"Hanya telat beberapa detik saja!" bela Astri pada dirinya sendiri, segera ia mengenakan jaket pinknya dan menyambar tas yang sudah ia siapkan.

"Sudahlah, sekarang dengarkan aku!" kini Rio berucap membuat Astri terdiam dengan serius, "Kalian pergilah menuju Aula A lantai dasar sekarang, ingat! Agar selalu terhubung dengan sambungan telphone ku!" Astri mengambil Wireless Earphone nya dan menyelipkan benda tersebut di telinga kanan, sementara handphone miliknya ia masukkan kedalam saku jaket dengan tujuan agar tidak ada satu orangpun yang tahu ia tengah terhubung dengan seseorang.

"Oke, aku akan mulai keluar kamar." Ucap Jina dari sambungan mereka, Astri pun mulai melangkah keluar kamar miliknya.

"Ingat kawan, jangan terlihat mencurigakan! Kalian cukup berbisik "No" untuk bahaya atau penolakkan dan "Sip" untuk aman atau persetujuan, oke?"

"Sip!" bisik Jina, Luis dan Astri bersamaan.

Saat keluar kamar, Astri melirik beberapa orang yang terlihat tidak peduli padanya, penampilan para murid disekolah ini memang terlihat berbeda-beda sehingga tidak ada yang curiga dengan penampilan Astri kali ini.

Lift lantai 59 mulai terbuka, dan Astri dengan segala keteguhannya menekan tombol A dengan sidik jarinya menuju Aula.

"Oh, no!" terdengar bisikan Jina yang terkesan panik, Astri sedikit terkejut dan khawatir dengan temannya tersebut beberapa pikiran buruk tiba-tiba saja terlintas dikepalanya yang membuat ia gugup.

"Ada apa Jina?" suara Rio terdengar, Astri terdiam dan sebisa mungkin untuk tidak terlihat mencurigakan didalam lift.

"It's Ok, hah~" terdengar bisikan lega dari Jina, membuat Astri menghela nafasnya yang sempat tercekat. Pintu lift mulai terbuka, Aula besar itu terlihat begitu ramai oleh murid yang berlalu lalang. Astri berusaha berbaur seraya melirik kearah kiri dan kananya, mencari keberadaan temannya yang lain.

"Teruslah bersikap seperti biasa!" Astri mengelurkan handphone nya dan berpura-pura memainkan benda tersebut, ia berjalan tanpa arah mengelilingi Aula yang besar itu dan mendekati pintu D. Terlintas dipikirannya mengenai kedua temannya yang tidak kunjung terlihat, terlalu banyak orang disana.

Kriiiinggg! Sirine kebakaran terdengar begitu jelas membuat seluruh murid panik, dan pintu-pintu besar mulai terbuka lebar Astri sedikit terkejut dengan hal itu.

"Terbang!" Rio berteriak, Astri tahu itulah aba-abanya. Segera saja ia berlari kerah pintu D, beberapa murid yang panik berkali-kali menubruknya karena posisinya yang kini memotong jalan menuju pintu F. Astri tetap berusaha berlari kearah pintu D, terlihat Jina telah berlari kearah pintu itu.

"Jina!" Astri berteriak ketika tubuhnya terdorong kearah pintu F, terlihat Jina menghentikan langkahnya dan melirik kebelakang.

"Astri?" Jina hendak berbalik melawan arus untuk membantu Astri,

Tahun Baru Akhir DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang