Bagian 3

212 23 3
                                    

“Ayo Bima! Aku sudah memesan kendaraan.” ajak Rio ketika memastikan ketiganya telah pergi dari wilayah sekolah, namun Bima justru menghalangi tubuh Rio yang akan pergi dari kamar keduanya. Mereka memanglah Roommate, sehingga keduanya selalu kompak dalam merencanakan atau mengerjakan sesuatu.

“Lihat apa yang Julia lakukan!” Bima menunjuk layar transparan berukuran besar yang terbagi menjadi beberapa kotak kecil, itu adalah rekaman cctv langsung yang terpasang diseluruh sudut sekolah. Penyadapan ilegal adalah keahlian Rio dan Bima jadi tidak sulit untuk mereka mengetahui apa yang terjadi disekolah itu.

Dilayar itu, Julia masuk kedalam ruang ketua kedisiplinan. Rio dan Bima segera memakai Earphone dan mendengarkan pembicaraan yang Julia dan ketua kedisiplinan lakukan.

“Jadi apa inti dari hal yang kau khawatirkan Julia?” suara ketua kedisiplinan kini terdengar ditelinga keduanya, layar besar yang menunjukkan berpuluh-puluh kotak kecil kini menjadi satu kotak besar memperlihatkan Julia dan Ketua kedisiplinan yang tengah berbincang.

“Saya merasa tingkah Astri menjadi aneh, tadi malam ia mengemasi barang-barangnya dan ia membuat sebuah video yang menunjukkan beberapa kerusakan alam.” Mata Bima menyipit, sementara Rio segera mengambil tas kecil dan memasukkan beberapa remote juga beberapa buah benda berbagai bentuk berwarna merah.

“Begitu? Berarti alarm kebakaran itu sebuah pertanda buruk!” Ketua kedisiplinan mulai curiga, “Hawk! Telusuri siapa saja yang berdiam dikamar mereka saat peringatan kebakaran terjadi?!” sebuah komputer otomatis menampakan beribu-ribu layar cctv dan berhenti memperlihatkan keadaan kamar Rio dan Bima kini.

“Rio Ayo!” Bima segera menyambar tas miliknya dan segera berlari keluar kamar, Rio mengikutinya dari belakang.

Mereka berjalan cepat diantara murid-murid yang berlalu lalang dan berbelok kearah kiri saat lorong kamar-kamar tersebut terbagi menjadi sebuah perempatan, namun keduanya terhenti saat melihat puluhan anggota kedisiplinan berlari kearah mereka. Segera dengan cekatan Rio dan Bima memutar badanya dan berlari sekencang-kencangnya menjauh dari anggota kedisiplinan yang mengejar.

“Bima kanan!” Rio berteriak saat keduanya akan melewati tangga darurat yang berada disebelah kanan, Bima mengangguk dan membuka pintu tersebut. Rio mengeluarkan dua buah kotak kecil dari tasnya, masih dengan berlari menuruni tangga. Rio menekan tombol yang tersedia dimasing-masing kotak, kotak itu melebar dan menjadi sebuah papan seluncur yang cukup kecil, Rio mengangguk senang karena barang yang ia beli dengan harga tinggi benar-benar bekerja disaat yang tepat.

Anggota kedisiplinan mengejar mereka di belakang, terdengar beberapa teriakan yang memerintahkan keduanya untuk berhenti. Rio melirik kearah anggota itu, kemudian ia memberikan satu papan seluncur kepada Bima “Kerja bagus!” Bima segera menggunakan papan itu dikakinya dan berseluncur dengan mulus diatas tangga.

Bima dan Rio menjauh dengan cepat dari kejaran anggota kedisiplinan berkat papan seluncur canggih itu. Namun keduanya tahu, tidak semua anggota kedisiplinan mengejar mereka. Pasti beberapa dari yang lain menggunakan lift yang berjalan lebih cepat dan bersiap menghadang mereka di Aula A nanti.

“Rio, tongkat pemukul!” ucap Bima, tanpa banyak bertanya Rio melemparkan sebuah benda berbentuk tabung merah. Bima menekan tombol yang tersedia disana, dan tabung tersebut memanjang menjadi tongkat pemukul ditangannya.

Pintu yang ada didepan keduanya terbuka, dan benar saja beberapa anggota kedisiplinan menghadang mereka. Bima bersiap dengan tongkatnya, saat anggota kedisiplinan didepan merentangkan tangan mereka. Ia ayunkan tongkatnya, memukul beberapa anggota kedisiplinan itu sehingga terjatuh. Namun salah satu anggota berhasil meraih tas milik Rio dan ikut berseluncur diatas papan yang Rio injak. Bima melemparkan tongkat itu tepat mengenai anggota kedisiplinan hingga terjatuh, Rio tertawa sedikit kencang sementara Bima hanya terkekeh puas.

Tahun Baru Akhir DuniaWhere stories live. Discover now