Bagian 4

199 24 5
                                    

Astri, Luis dan Jina duduk diluar resort yang mereka pesan, ketiganya menunggu setelah mendapat kabar dari Bima bahwa ia dan Rio akan segera datang menemui mereka. Namun, sudah lebih dari satu jam mereka terdiam dikursi itu dan sudah berulang kali Astri menuangkan teh kedalam cangkirnya agar terisi penuh.

“Apakah mereka baik-baik saja?” Jina mulai khawatir ketika jam menunjukkan pukul 8.30, Astri melirik jam elektronik yang berdiri diatas meja.

“Masih ada waktu 30 menit lagi untuk menginjak jam 9 Jina, aku yakin Bima dapat menepati janjinya.” Luis menenangkan keduanya, walaupun hanya Jina yang membuka suara namun raut kekhawatiran dari wajah Astri tidak dapat disembunyikan.

Kini hanya Luis yang dapat dan harus dapat menenangkan keduanya, sebab jika ia ikut panik seperti kedua gadis ini hal yang buruk mungkin saja dapat terjadi.

“Apa tidak sebaiknya kita menghubungi mereka Luis?” Astri memberi saran, setidaknya hanya untuk memastikan keadaan kedua temannya benar-benar baik.

“Baiklah, kita hubungi mereka!” Luis mengeluarkan ponselnya dan segera menghubungi Rio, lama menunggu akhirnya sambungan itu berhasil diangkat.

“Ada apa Luis?” tanya suara yang ketiganya yakini adalah suara Rio,

“Bagaimana keadaan kalian? Mengapa sampai saat ini kalian belum juga sampai?” Astri menyela Luis dan Jina yang juga ingin bertanya, terdengar tawaan ringan dari Rio.

“Tenanglah, kami sudah menatap kalian yang tengah berkumpul memandangi sebuah ponsel didepan sebuah resort!” Astri, Jina dan Luis sontak mengangkat kepala mereka dan menatap kearah dua orang lelaki yang tersenyum pada ketiganya.

Astri dan Jina segera berlari memeluk salah satu diantara keduanya, Jina memeluk Rio sedangkan Astri memeluk Bima dan setelahnya mereka bergantian, Jina memeluk Bima dan Astri memeluk Rio. Terdengar kekehan dari Rio, sementara Bima hanya tersenyum samar. Luis dengan santai menghampiri keduanya dan berjabatan tangan seraya saling menabrakan bahu, ciri khas para lelaki.

“Ayo masuk! Lebih baik kita bicarakan semuanya didalam.” ucap Rio yang melangkah masuk kedalam resort yang telah mereka pesan.

“Apa yang terjadi?” tanya Jina menatap Rio yang menghempaskan dirinya keatas sofa, Bima dengan santainya duduk disamping Luis dan Astri.

“Ceritanya pajang! Dan yang pasti, kita harus terus menjalankan tujuan awal kita. Karena kita tidak bisa lagi kembali kesana, kita ada dalam daftar pencarian saat ini.” Bima menjelaskan hal penting pada ketiganya, Astri berjalan mengambil lima buah gelas dan mengisinya dengan cola dari sebuah mesin pembuat cola yang tersedia disana.

“Daftar pencarian?” Luis seakan tidak mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh Bima barusan,

“Benar, kita berlima masuk kedalam Daftar pencarian karena telah merusak pagar pembatas sekolah yang sangat mahal, membuat alarm kebakaran palsu yang mengakibatkan kerugian materil, memukul anggota kedisiplinan, melakukan penyadapan cctv ilegal, memecahkan kaca Aula B yang terbuat dari kaca bertekhnologi mutakhir, dan kabur dari sekolah.” Jelas Rio yang bangkit dari posisi berbaringnya,

“Oh dan satu lagi yang dilupakan, melanggar aturan sekolah!” sambungnya dengan sebuah senyuman palsu dan meminum cola yang ada dihadapannya.

“Tapi kenapa harus kita dimasukkan kedalam daftar pencarian?” Luis tetap bertanya demikian,

“Karena kita adalah tersangka!” ucap Bima, Jina dan Astri yang tadinya biasa saja dengan pembahasan mereka kini mulai terkejut dengan ucapan Bima.

“Tersangka? Bukankah kita tidak melakukan tindak kejahatan?” Jina merasa keberatan dengan statusnya kini,

“Bagi mereka, hal yang kita lakukan adalah sebuah kejahatan Jina.” Ucap Rio mengacak-acak rambutnya sendiri dengan rasa penat.

Tahun Baru Akhir DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang