6

2K 282 21
                                    

"Jadi, kau kenal dengan orang yang bernama Jeon Jungkook itu?" Yoongi memandang Hoseok yang sedang sibuk dengan buku-buku tebal ditangannya. "Ya, persis seperti yang diceritakan Jimin tadi."

"Apa dia benar-benar pandai menari?"

Hoseok sedikit berpikir, "Ya, menurutku dia benar-benar pandai menari. Tubuhnya benar-benar elastis, dia bisa mengekspresikan tarian dan perasaan dengan begitu sempurna. Tidak semua penari bisa melakukan itu"

Yoongi berdecak kagum, Jungkooknya benar-benar hebat, senyumnya berkembang. "Sehebat itukah dia?" Hoseok mengangguk cepat.

"Dia benar-benar hebat, kau tau. Suatu saat kau harus melihatnya menari. Kau akan terkejut melihatnya." Yoongi mengangguk, "Ya, akan aku usahakan."

Hoseok menatap Yoongi dengan dahi berkerut, "Apa?" Hoseok menggeleng.

"Sedari tadi kau menanyakan Jungkook dan ekspresimu menggambarkan jika kau suka membicarakannya, apa kau mengenal Jungkook? Atau kau—?

Menyukainya?"

Pertanyaan Hoseok membuat Yoongi tersentak. Yoongi menelan ludahnya gugup. "I-itu aku, aku tidak bisa mengatakannya padamu!"

"Kenapa?"

"Karena itu privasiku!"

Hoseok menyipitkan matanya, terlihat sekali jika ia tidak puas dengan jawaban Yoongi.

"Baiklah, baiklah. Suatu saat aku akan menjelaskan ini padamu!" final Yoongi. Hoseok menampakkan wajah kesalnya. "Kapan?"

"Ya, suatu saat."

Hoseok memutar bola matanya malas. "Baiklah kau berhutang penjelasan padaku!"

Hoseok dan Yoongi kembali membereskan buku-buku yang berserakan. Tidak ada pembicaraan dan hening mulai melanda. Hoseok menatap Yoongi yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Namja manis itu sedang menyusun buku sesuai dengan pengarangnya. Terlihat jika Yoongi sedang bersenandung, sangat bahagia. Raut wajahnya benar-benar sedang menggambarkan bahwa ia sedang bersuka ria.

Apa ini karena Jungkook? Hubungan apa sebenarnya yang terjadi antara Jungkook dan Yoongi? Apa mereka kakak-adik yang terpisah? Atau sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu?

Hoseok menggelengkan kepalanya, menghilangkan semua pendapat gilanya. Ia pun mengendikkan bahunya tidak peduli karena ini bukan urusannya.

Hoseok dan Yoongi berjalan keluar perpustakaan setelah mereka selesai membereskannya.

"Hah, pantas saja Kim saem menyuruhku membereskan perpustakaan. Membereskan perpustakaan sama saja dengan lari duapuluh putaran lapangan sepak bola! Huh, licik sekali orang itu."

Hoseok melakukan peregangan. Tubuhnya benar-benar sakit mengingat ia telah membereskan perpustakaan yang buku-bukunya tidak tersusun rapi.

"Terkutuklah para murid yang dengan tidak sopannya mengembalikkan buku tidak pada tempatnya. Huh, membuatku harus bekerja dua kali."

Yoongi terkikik melihat wajah Hoseok yang menurutnya benar-benar seperti kakek penggerutu. "Jika kau terus menggerutu seperti itu kau terlihat seperti kakek penggerutu kau tau!"

"Berisik!" Yoongi terbahak. "Wajahmu saat menggerutu itu benar-benar tidak bisa dikondisikan, huh?"

Hoseok menatap datar Yoongi, "Terus saja hina aku sampai kau puas!" Yoongi mencoba mengontrol tawanya yang begitu lepas.

"Abisnya kau itu lucu sih." Hoseok memutar matanya. "Terserah" Hoseok berjalan mendahului Yoongi.

"Hei jangan marah, aku hanya bercanda!" namun Hoseok mengacuhkannya, ia terus berjalan.

PAPER HEART ✔Where stories live. Discover now