15

1.5K 226 23
                                    

Jungkook bersiul riang sembari menata tatanan rambutnya agar terlihat keren. Ia lalu menambahkan sedikit gel rambut dan meratakannya dirambut cokelat madunya.

"Perfect!" ia bergumam.

Ia lalu meraih botol parfum dan menyemprotkannya disetiap inci tubuhnya.

Aroma kesegaran lemongrass dicampur bunga chamomile merupakan perpaduan sempurna antara maskulinitas dan calm.

Jungkook kemudian menyaut jaket denim dan memakainya, ia lalu kembali mematut dirinya. "Wow, aku benar-benar tampan!"

Ia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul sembilan lewat empat belas, ada sekitar empatpuluh enam menit lagi untuk Jungkook bertemu dengan Yoongi.

Drrt... Drrt...

Sebuah pesan masuk kedalam ponsel Jungkook, pesan singkat dari Kim Taeyeon.

Kau ada dimana sekarang? Apa kau sakit? Kenapa kau tidak masuk sekolah?

Jungkook mendecih, "Aku geli disetiap perhatiannya!"

Jungkook memasukkan ponselnya kedalam jeansnya. Tidak berniat membalas pesan singkat Taeyeon. Ia memang tidak berangkat sekolah sekarang, ia melakukan ini karena ada sesuatu yang penting antara dirinya dan Yoongi.

Ia mengambil black conversenya dan memakainya. Saat menyimpulkan tali sepatunya ponselnya kembali bergetar.

Sebuah pesan dari Kim Taeyeon, lagi.

Aku tau kau tidak akan membalas pesanku, oleh karena itu aku akan ke apartemenmu!

Jungkook menggigit bibirnya gelisah, "Jangan sampai Taeyeon datang ke apartemen ini! Aku harus cepat pergi!"

Jungkook bergegas merapikan kembali penampilan yang sudah sangat sempurna ini. Ia kemudian menyaut kunci mobilnya sejurus kemudian ia berlari menuju area basement untuk mengambil mobilnya.

"Berhasil!" ia bergumam saat mobilnya membelah jalanan kota Seoul.

Sampai ia tidak mengetahui sebuah audi hitam yang terparkir didepan apartemen sedang mengikutinya.

"Dan aku tau kau pasti akan pergi, Jeon!"

.......

Chanyeol memasukan laptopnya kedalam tas hitam miliknya. Ia kemudian menyampirkannya dibahu tegapnya. Ia ada kuliah pagi hari ini, jadi ia harus bergegas sekarang.

Ia berjalan malas keluar dari kamarnya. Ia berhenti dan menatap pintu yang berada tepat disampingnya. Chanyeol mendesah lelah, ia lalu memutar knop pintu tersebut.

Ia menatap hampa ruangan kosong nan gelap tersebut. Langkah kakinya memaksanya menuju jendela dikamar tersebut, jari panjangnya menarik gorden biru sehingga memungkinkan cahaya matahari memasuki kamar yang sudah ditinggal pemiliknya itu.

Ia kembali menatap kamar adiknya ini, "Pergi kemana kau?"

Aku akan pergi mengikuti kata hatiku!

Ucapan Jimin kemarin kembali terngiang dibenak Chanyeol, "Aku gagal sebagai kakak!" ia mengusap kasar wajah tampannya.

"Dasar tidak berguna kau, Park Chanyeol!" ia frustasi lalu mengacak rambutnya kasar, "Tidak ada gunanya aku menyesal, sial!"

PAPER HEART ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang