17

91.5K 5K 50
                                    

***

Flo tengah memainkan ponsel nya didalam kamar, sesampainya dirumah, Dira memutuskan untuk membuat bubur untuk Flo. Padahal gadis itu menolak.

Flo membuka aplikasi chating nya, sejak tadi ponselnya merengek untuk dibuka.

Mata Flo menangkap roomchat group Cewek Emesh. Grup dirinya dengan ketiga temannya. Ada beberapa pesan disana.

Fikachu: Si Flo mana nih? Gue mau tanya soal Om nya.

Andine Cantikz BGT: Iya. Gue ngefans deh sama Om nya. Namanya siapa sih?

Andine Cantikz BGT: Tadi doi belum sempet ngenalin diri.

Anggi Cantikz BGT: Si Flo, nemu Om dimana yah?

Andine Cantikz BGT: Njs namanya plagiat-,-

Flo terkekeh. Rupanya ketiga temannya tengah memperebutkan Dira yang jelas-jelas adalah suaminya.

Flora C.O: Bacot anjir lu pada, lagi duduk sampingan aja chat segala. Iya kan? Lu pada masih disekolah? Udah jangan berisik gue mau istirahat.

Flo mematikan sambungan data ponselnya kemudian menaruhnya asal diatas nakas.

"Makanan dulu!"seru Dira seraya membuka pintu kamar Flo. Tangannya sibuk memegang nampan berisi bubur dan segelas susu strawberry dingin, tadi Flo yang memesan. Flo menatap nampan yang Dira bawa dengan malas.

"Kok masih bikin bubur sih, Dir? Gue kan gak mau, gue cuma mau susu nya doang."gerutu Flo. Tangannya ia ulurkan untuk meminta susu strawberry nya pada Dira.

"Susu nya dong, Dir."

"Makan dulu, tadi kata bi Siti, kamu gak sarapan?"Dira menolak permintaan Flo dan justru malah bertanya.

"Kenapa sih, kamu bandel banget? Semalem juga saya nyuruh kamu tidur dikamar saya kan? Kenapa masih tidur dikarpet?"

"Males! Udah dong siniin susunya Dir, lo balik ke kantor aja. Makasih udah mau jemput gue pulang!"

Dira membolakan mata sempurna begitu mendengar jawaban istri 'kecil' nya.

"Kamu beneran pengen saya marah?"tanya Dira datar. Flo terkekeh.

"Yaudah marah aja kali, marah pake bilang-bilang."tantang Flo. Ia justru meraih ponsel nya, mengecek semua akun sosial media nya.

Tanpa membalas ucapan Flo, Dira lebih memilih untuk beranjak keluar, membiar gadisnya didalam kamar sendirian.


***

Perdebatan kecil dengan Flo membuat Dira lebih memilih untuk kembali kekantor

Rama, salah satu teman Dira yang sudah sangat mengenal Dira secara luar dalam, terkekeh saat melihat penampilan Dira. Pakaiannya sangat berantakan, wajahnya kusut persis pakaiannya belum disetrika bertahun-tahun tetapi sudah ditimpah pakaian-pakaian baru.

"Woi, lo kenapa?" Rama menyenggol pundak Dira yang tengah berdiri diambang pintu ruang kerjanya, membuat pria itu mendesah malas.

"pasti soal Flo lagi yah? Kenapa sih lo seneng banget berantem sama dia."

"Gue gak ngerti sama cara pemikiran, Flo, Ram," Dira kembali menghelas nafasnya sebelum melanjutkan perkataannya.

"gue khawatir sama dia, gue mau dia baik-baik aja tapi giliran gue nunjukin kalo gue care sama dia eh dia malah gak peduli sama sekali." lanjut Dira. Rama menepuk pundak Dira berkali-kali sambil terkekeh.

"Flo masih remaja Ra, istri lo itu masih labil. Belum jelas kemauannya apa, dia bakal ngelakuin apapun yang terlintas diotaknya, kayak gak pernah ngalamin masa sekolah aja lo," Rama berucap layaknya seseorang yang sudah sangat mengenal seluk-beluk soal cinta.

"kalo menurut gue, lo gak usah terlalu nunjukin kalo lo peduli sama Flo, cuek aja. Pilihan lo cuma itu, lo cuek sama Flo atau lo pasrah diapain aja sama dia." lanjut Rama. Dira menatap sahabatnya. Telapak tangannya terulur untuk menyentuh kening Rama.

"Lo sakit? Sok bener!" pungkas Dira. Pria itu berjalan menuju meja kerjanya, mengacuhkan Rama yang masih berdiri diambang pintu.

"Gue emang belum pernah nikah Ra, tapi mantan gue dimana-mana, Anak SMK ada, Mahasiswi ada, sampe yang tante-tante juga masuk golongan mantan gue, seharusnya lo gak usah ragu sama gue!" Rama merentangkan kedua tangannya, membanggakan dirinya sendiri. Dira menatap malas temannya yang menurutnya sok ganteng.

"Iya lo meh gila! Anak SMP aja sampe dipacarin." Dira berucap, membeberkan rahasia Rama yang tidak diketahui siapapun kecuali dirinya.

"Bangsat lo Ra! Aib gue itu!" Rama tak terima membuat Dira justru menertawai sahabatnya.

"Jadi sekarang gue harus gimana sama Flo?" Dira menghentikan tawanya.

"Tinggal pilih lo cuek sama Flo atau lo tetep peduli walau dia acuh sama lo. It's simple bro!"

"Udah ah gue balik keruangan gue dulu, masih banyak kerjaan. Udah jangan galau mulu, malu kali, apa lo gak denger tadi karyawan pada bisik-bisik soal tampilan lo yang lecek begitu."

"Peduli apa gue sama omongan mereka. Bodo amat!"

"Terserah bro! CEO sih memang bebas." kekeh Rama kemudian pria itu mulai berjalan keluar dari ruang kerja Dira.



***

Dira sampai dirumah saat jam 8 malam. Dirinya memang sengaja pulang jam segini agar ada alasan untuk tidak makan malam bersama Flo. Dira akan berusaha cuek pada Flo sampai gadis itu menghargai rasa pedulinya.

Flo menatap Dira saat pria itu berjalan melewati ruang keluarga untuk memasuki ruang kerjanya. Flo tidak bisa makan dimeja makan sendirian.

"Liat Om itu, gak sopan banget lewat terus gak nyapa sama sekali." umpat Flo. Tangannya dengan gemas mengetuk-ngetuk piring menggunakan sendok.

Perasaannya saat ini susah dipahami. Flo senang jika Dira begitu peduli dengannya tapi entahlah Flo terlalu gengsi untuk menerima perhatian dari Dira.

Gadis itu pun kembali melanjutkan makannya sambil sesekali tangannya memencet remote televisi, mencari acara yang menurutnya seru.





---
Huahhhh ngetik disambi segala-gala meh gini jam segini baru kelar :D

Gue baru jadi admin digrup line Wattpad CO jadi yagitu lagi sok sibuk :'v



Love,
Agnes

FLORA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang