Chapter 5

25.2K 1.8K 27
                                    

Siang itu, langit terlihat mendung. Hanya ada warna abu-abu dan sedikit semburat warna putih yang bertengger di langit. Tawa Revan dan yang lainnya seketika itu terhenti saat Azka menghampiri mereka.

"Bisa bicara sebentar?" Tanya Azka datar, matanya tertuju pada Arra.

"Oke," jawab Arra malas.

Azka memberikan isyarat mata agar Arra mengikutinya. Mereka pun berjalan menuju koridor sekolah, dekat tangga yang tak jauh dari kelas Arra.

"Mau ngomong apa? Cepetan! Gue sibuk!" kata Arra judes.

"Tentang majalah sekolah, apa kamu yang menyetujui tema itu?" Azka langsung mengeluarkan sebuah pertanyaan. Dia juga tidak suka berbasa-basi.

Arra hanya mengangguk malas.

"Kenapa kamu menyetujui tema seperti itu?" Dahi Azka mengernyit.

"Pengen beda aja!"

Azka menghela napas, mencoba menahan amarah. Sebenarnya, dia begitu geram dengan gadis yang sekarang berdiri di depannya. Dia ingin sekali mencaci maki gadis yang tak tahu aturan itu.

"Kenapa? Nggak suka?" Tanya Arra nyolot.

"Iya. Aku tidak suka," jawab Azka jujur. "Menurutku, tema seperti itu sangat tidak cocok bila diterbitkan di majalah sekolah."

"Whatever!"

"Walaupun kamu ketua OSIS, kamu seharusnya tidak memutuskannya secara sepihak seperti itu."

"Ya.... ya.... ya...."

"Tanpa berunding dulu denganku, kamu menyetujui tema seperti itu?"

"Buat apa gue berunding sama lo? Toh akhirnya lo bakalan nggak setuju!" gumam Arra malas. "Asal lo tau ya, Ka! Gue nggak sembarang pilih tema."

Salah satu sudut bibir Azka terangkat. Ia seolah meremehkan perkataan Arra.

"Perlu lo tau juga, kalau gue sudah melakukan riset untuk memilih tema majalah sekolah!" Lanjut Arra.

"Riset?" Salah satu alis Azka terangkat. "Riset seperti apa maksudmu? Riset dari drama korea yang kerap kamu tonton?" Nada bicara Azka seolah menghina keputusan Arra selaku ketua OSIS.

Ya. Arra adalah seorang gadis biasa pecinta drama korea. Dia tergila-gila dengan segala sesuatu yang berbau korea. Bahkan di rumahnya, terdapat beberapa poster artis-artis ternama yang ia suka, seperti Lee Min Hoo, Ji Chang Wook, Yoo Ah In, dan masih banyak yang lainnya.

Arra meniup udara ke atas sehingga poninya sempat melayang sejenak, tangannya mengepal. Ucapan Azka sudah jelas pertanda genderang perang telah ditabuh.

"Jadi menurut lo, majalah yang baik itu kayak gimana?" Arra melipat tangan.

"Ya tentu saja majalah yang mendidik yang penuh dengan pengetahuan."

"Terus, apakah majalah yang seperti itu pernah dibaca sama siswa-siswa di sekolah ini?"

Azka tercekat. Apa yang dikatakan Arra ada benarnya juga. Selama ini, jarang sekali ada siswa di SMA 45 Bakti Nusa ini yang membaca majalah sekolah. Lebih parahnya, banyak majalah sekolah yang ditinggal begitu saja di meja, loker, bahkan ada yang langsung di buang di tong sampah. Hanya segelintir siswa saja yang benar-benar membaca apa yang tertulis dalam majalah. Mengingat akan hal itu, hati Azka terasa miris.

"Kita butuh sesuatu yang fresh. Sesuatu yang dapat menarik minat baca anak-anak muda seperti kita," papar Arra ngotot.

"Lantas menurutmu, tema Belajar VS Drama Korea itu dapat menarik minat baca?"

Flower Five [COMPLETED]Where stories live. Discover now