Chapter 6

22.6K 1.7K 43
                                    

Sebelum memasuki perpustakaan, Arra menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Sejujurnya, selama bersekolah di SMA 45 Bakti Nusa, Arra tidak pernah sekali pun memasuki perpustakaan. Dia lebih suka nongkrong di kantin bersama Revan dan yang lainnya.

Sejak kecil Arra memang selalu juara pertama. IQ nya yang begitu tinggi membuatnya dikenal sebagai gadis jenius. Selama ini, dia hanya belajar melalui penjelasan guru di kelas dan membaca buku paket yang diberikan sekolah. Itu pun hanya sekali Arra membacanya. Tidak pernah sekali pun Arra membaca buku lain yang ia anggap tidak perlu untuk dibaca.

Setelah menyiapkan mental, Arra pun melangkah masuk. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling. Banyak sekali buku yang bertengger di rak-rak yang berjejer rapi. Di ruangan yang terasa asing itu, Arra juga melihat banyak anak-anak dari kelas IPA yang terlihat khusu' membaca. Hanya sedikit anak IPS dan anak Bahasa yang lalu lalang.

"Mau belajar?" Tanya seseorang dari belakang. Suaranya terdengar sangat tidak asing. Suara datar penuh kesombongan.

Arra berbalik. Benar dugaannya! Azka sudah berdiri dengan satu tangan memegang buku dan tangannya yang lain masuk ke saku celana. Arra melirik ke bawah, di samping celana Azka, sekedar melihat sekilas buku yang dipinjam Azka dari perpustakaan.

"Baguslah kalau kamu mau belajar. Dengan begini, aku jadi semakin merasa tertantang," ujar Azka tenang.

"Jangan bilang kalau lo takut!" Terka Arra sinis.

Azka menggeleng, tak membenarkan apa yang dikatakan Arra. "Tidak. Malah aku semakin semangat."

"Udahlah! Gue nggak mau buang-buang waktu! Mendingan gue langsung cari buku," Kata Arra lalu berbalik dan mulai melangkahkan kakinya.

"Tau tempatnya?"

Arra tercekat, tangannya mengepal, kemudian ia mendengus kesal. Lagi-lagi ia berbalik ke arah Azka lalu tersenyum sinis.

"Kalau tidak tahu, aku akan memberi tahumu," lanjut Azka seolah mengolok.

"Buku Latihan Soal Tes SBMPTN jalur IPS."

Azka tersenyum miring, tak ia sangka Arra akan menerima bantuannya. "Ikuti aku!" Seru Azka sambil berjalan.

"Buku itu terletak di rak nomor tiga, baris kedua dari atas, pojok kanan, nama pengarangnya Hartanto Farid Akbar, tahun terbit 2016, Jakarta, cetakan kedua," kata Arra sombong sambil melipat tangan.

Azka terhenti, matanya melebar. Ia tak menyangka kalau Arra bisa tahu sedetail itu tentang buku yang ia cari.

"Kenapa?" Arra berjalan mendekati Azka yang saat itu tengah mematung. "Keget?"

Sejujurnya, Azka memang kaget. Betapa tidak? Selama ini, Azka tidak pernah melihat Arra mampir di perpustakaan. Tapi kenapa gadis itu bisa tahu sangat detail tentang letak buku yang ia cari? Bahkan Azka sendiri hanya tahu tentang letak rak buku bagian latihan soal SBMPTN. Tapi Arra.....

"Bagaimana kamu bisa tahu sedetail itu?" Tanya Azka curiga. "Padahal kamu tidak pernah ke perpustakaan."

"Ya... gu..gue..." Arra terlihat bimbang berkata. Matanya ke sana kemari seolah mencari alasan. "Gue tau aja. Emangnya hanya seorang nerd kayak elo aja yang bisa hafal tata letak buku di perpustakaan ini?"

"Nerd?" Dahi Azka mengerut.

"Iya! Lo itu nerd!"

"Kamu itu...."

"Udah ah! Gue mau pergi aja! Mood gue jadi ilang nih!" Arra berjalan lancang melewati Azka. Ia keluar dari perpustakaan, mengurungkan niatnya untuk meminjam buku.

Flower Five [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang