3. Tak Sengaja Bertemu

4.3K 327 21
                                    

[Kenapa luka ini kembali membuka, bukankah sudah kututup rapat-rapat?]

Raina memonyongkan bibirnya membentuk kerucut. “Iya deh”
***
Nabila dan Lala keluar meninggalkan Raina seorang diri. Mereka berjalan menuju Toilet yang terletak di dekat kamar Rayyan, kakak laki - laki Lala.

Namun, begitu melewati kamar Rayyan. Samar – samar Nabila mendengar suara yang sangat ia kenal. Seketika Nabila berhenti dan mencoba mendengar secara lebih jelas pemilik suara itu.

"Mungkin cuma halusinasi"

“Nab, ngapain berhenti. Buruan gue kebelet nih.” Kata Fida dengan wajah yang merah padam, menahan urine yang akan keluar.

Nabila terperanjat. “Eh iya, yuk.”

Setelah Fida buang air kecil, mereka pun kembali berjalan menuju kamar Lala. Dan lagi – lagi suara itu kembali terdengar ketika melewati kamar Rayyan.

Namun, kali ini Nabila tak sebodoh tadi yang akan berhenti tiba – tiba. Takut Fida akan curiga padanya.

“Lama banget ke toilet nya.” Cerocos Raina begitu melihat keduanya masuk.

“Fida sih, buang air kecilnya lama.” Jawab Nabila.

“Yee songong banget sih, tadi kan lo berhenti di depan kamar abangnya Lala.” Kata Fida tak terima dengan jawaban Nabila.

“Bang Rayyan udah pulang?” tanya Lala.

“Iya La, abang lo sama temen – temennya kayaknya.” Jawab Nabila.

“Mungkin temen basketnya kali.” Kata Lala. “Gue Line dia dulu.”

“Kenapa nggak sekalian ke kamarnya aja?” tanya Raina.

“Males gue, temen cowoknya demen amat goda gua.”

“Yaelah sok jual mahal sih lo.”

“Yee nggak papa kali."

Lala segera mengetikkan pesan yang akan ia sampaikan kepada abangnya. Dan secepat kedipan mata abangnya pun membalas, kira - kira begitulah kecanggihan internet sekarang.

“Kata abang dia sama temen Band nya.” Katanya.

“Lo kenal juga sama teman Band nya?” tanya Fida.

“Nggak, ini dengar namanya juga baru.”

“Siapa – siapa?”

“Kalo gue sebutin lo juga gak bakal tau kali”

“Yee, nggak papa kan Cuma nanya. Siapa tau cakep.”

“Iya. Gue sebutin yah ada Raka, Vano, Dimas, dan Zidane.”

Seketika Nabila memuntahkan minuman berperisa apel dari mulutnya ketika mendengar nama terakhir itu di sebutkan.

“Ternyata dia beneran.”  Batinnya.

“Lo kenapa Nab?” tanya Fida alisnya menyatu.

“Eh, nggak ada kok. Minumannya dingin banget.” Jawabnya sekenanya saja.

Raina memasang wajah cemberut. “Masa? Perasaan minumannya nggak dingin – dingin amat.”

“Ah udahlah lupain.” Nabila bermasa bodoh.

“Ehh, abang gue nge- PAP nih. Wow! Nab, cogan yang kita lihat di kantin ternyata temennya abang. Mau lihat nggak?” tanya Lala.

“Eh iya lihat dong!!.” Seru Fida.

Again (COMPLETE)Where stories live. Discover now