8. Who Is He?

3.5K 253 0
                                    

[Dia manusia baru yang mewarnai hidupuku, melindungiku dari yang namanya "Tangis."]

“Iya kak. Nanti, kalau mau datang kakak mesti bawain aku oleh – oleh yaa.” Kata Nabila melalui telpon yang sedang menempel pada telinganya.

“Iya – iya, kalau bisa kakak bakalan bawain kamu sekaligus dengan toko cinderamata nya.” Sahut Cynthia disertai dengan tawanya di seberang sana.

“Kakak cepet datang. Adek kangen banget sama kakak.” kata Nabila.

“Rindu kakak? Atau oleh – olehnya aja?.” tanya Cynthia masih dengan gelak tawa yang jelas disana.

“Ya rindu kakak lah”

“Beneran?”

“Iya kakakku sayang.”

Insya allah, kakak bakalan datang libur semester.”

“Itu kan, masih lama?”

“Tinggal seminggu lagi, adikku sayang”

“Beneran?”

“Iya.”

“Wohoo, yes! Oke adek tunggu ya, kak.”

“Iya. Kalau gitu, kakak tutup dulu telponnya. Soalnya kakak ada mata pelajaran, jam ini.”

“Oke, bye.”

bye.” Telpon terputus.

Nabila menaruh ponsel nya di atas nakas. Ia berbaring dan di tatapnya langit – langit kamar yang berwarna merah muda. Sedari tadi, pikirannya masih terganggu dengan kejadian sepulang sekolah . Untungnya, setelah berbicara dengan kakaknya Cynthia, mood nya bisa dibilang lebih membaik. Cynthia memang adalah moodbooster terbaiknya.

Ia memejamkan matanya. Saat ini, ia sangat lelah. Lelah karena bersekolah dan lelah akan pikiran - pikiran yang masih melayang – layang di otaknya. Ia juga lelah dengan kejadian yang menimpanya sewaktu istrahat, labrakan Dita. Tak terasa bulir -  bulir air mulai mengucur dari pelupuk matanya. Betapa miris dirinya saat ini, semua itu hanya karena satu orang. Zidane.

“Dek?” panggil Novita dari luar kamarnya.

“Iya, mah. Masuk aja, adek nggak kunci.” jawabnya, ia langsung menyeka air matanya yang masih mengalir dengan deras.

Novita membuka pintu. “Kamu dicari temen.”

Nabila melonjak bangun. “Siapa?”

“Cowok. Mama nggak tau siapa.”

“Siapa ya?” gumamnya. “Emm, mah. Kasitau, adek bakalan turun lima menit lagi.”

Novita mengangguk, lalu meninggalkan putrinya.

Nabila segera turun dari ranjangnya. Ia mengganti bajunya. Lalu memperbaiki ikatan rambut yang sudah terbongkar. Setelah itu, ia turun menuju ruang tamu untuk melihat siapa yang telah mencarinya.

Begitu sampai di ruang tamu. Matanya menyipit, ketika dlihatnya seorang cowok yang sedang duduk manis di sofa berwarna krem. Siapa cowok itu dan mau apa dia datang kesini?. Nabila sama sekali tidak mengenalnya.

“Siapa ya?” tanya Nabila to the point.

Cowok itu berdiri. “Gue Azka.” jawabnya dengan seulas senyum.

Nabila mengerutkan dahinya. “Azka? Tapi, gue nggak pernah kenal sama yang namanya Azka. Maaf.” katanya.

“Iya emang lo belum kenal gue. Karena, gue datang kesini di suruh seseorang.”

Again (COMPLETE)Where stories live. Discover now