6. Kesialan (part a)

3.7K 284 5
                                    


[menepis rasa yang kembali timbul itu sangatlah susah. Terlebih pernah mencintainya.]

Zidane duduk di balkon Rumahnya sambil memetik satu persatu senar Gitar miliknya dan mengeluarkan suara beratnya sesuai dengan irama petikan Gitar di malam yang suntuk. Ia mencoba menepis pikiran yang sedari tadi masih melayang di otaknya. Kenapa Nabila tiba – tiba langsung pergi?.

Ia meraih ponsel miliknya di atas meja. Dan segera dibukanya aplikasi LINE, ia mengetikkan beberapa buah kata dan langsung mengirimnya kepada seseorang.
***

Nabila merebahkan tubuh rapuhnya di kasur yang empuk. Menutup matanya secara perlahan. Sedari tadi ia merutuki dirinya sendiri, Karena dengan bodoh ia telah melepas topeng yang sudah ia persiapkan di depan Zidane, sewaktu di belakang Perpustakaan tadi. Ternyata, mencoba menghilangkan rasa yang kembali timbul itu sangatlah susah. Terlebih ia memang pernah mencintai cowok itu.

Tiba – tiba ponselnya berbunyi. Segera, diraihnya ponsel berwarna kuning itu di atas nakas dan membuka kunci pada layar ponsel tersebut.

Zidane Keano : kenapa tadi kamu tiba - tiba ninggalin aku?

Sepersekian detik kemudian setelah membaca pesan. Betapa terkejutnya dia ketika melihat siapa yang mengirimkan pesan tersebut. Sejak kapan Zidane meng- ADD nya sebagai kontak? Dan sejak kapan pula ID nya bisa diketahui oleh cowok itu?.

Nabila segera mengetikkan satu persatu huruf pada keyboard ponsel miliknya, sehingga terangkai menjadi beberapa kata dalam kalimat yang utuh.

Nabila Cita P. : kenapa nanya?
Nabila Cita P. : yang ngasih ID LINE gue siapa?

Zidane Keano : soalnya tadi kamu ninggalin aku tiba – tiba.
Zidane Keano : Raina.

Mata Nabila membelalak ketika melihat pesan terakhir Zidane. Raina? Kenapa? Sejak kapan Zidane mengenal Raina, dan begitu pula sebaliknya. Ia menepuk pelan dahinya, baru teringat bahwa Zidane yang telah mengantar Raina dan Fida sewaktu pulang dari rumah Lala. Otomatis pasti mereka mengenal satu sama lain.

Ponselnya kembali berbunyi, tanda pesan masuk. Lagi, ia harus membuka kunci pada ponselnya.

Zidane Keano : kenapa nggak bales?

Nabila Cita P. : terserah gue lah.

Zidane Keano : kok kamu kayak berubah, Nab? Kamu sekarang jadi kasar sama aku.

Ketika melihat pesan  Zidane, detak jantungnya terasa memompa darah lebih cepat. Kenapa Zidane bisa bilang seperti itu?. Gue nggak berubah, Dane. Hanya keadaan yang maksa gue kayak gini. Dan yang kedua, karena elo Dane.

Nabila Cita P. : gue nggak berubah, dari dulu juga gue kayak gini. Btw, lo mestinya nggak usah pake logat aku-kamu ke gue. Ingat, kita udah putus dari dua tahun yang lalu.

Zidane Keano : tapi Nab. Sampai kapan pun aku tetap akan berbicara seperti ini sama kamu.

Nabila Cita P. : ya udah terserah lo😒

Zidane Keano : Nab, kamu belum jawab permintaan maaf aku. Kamu mau maafin aku?

Nabila Cita P. : nggak. Gak akan pernah!

Zidane Keano : maaf Nab. Kalo ternyata kamu segitunya benci sama aku. Sampai – sampai kamu nggak mau maafin aku.

Nabila Cita P. : basi lo!

Setelah mengetikkan pesan terakhir. Hati Nabila seperti teriris. Kenapa? Seakan – akan dirinya lah sebagai pemeran antagonis antara dia dan Zidane. Padahal sebenarnya ia tidak bermaksud seperti itu, ia hanya kembali memasang topeng dan tembok yang kokoh. Agar tidak ada yang tahu kesedihan dan rapuhnya dia, serta tak ada yang bisa meruntuhkan tembok pertahanannya.

Lagi – lagi ponselnya kembali berbunyi tanda pesan masuk. Dan kembali pula ia harus membuka kunci pada ponsel miliknya.

Fida Natasya : Nab!!

Nabila Cita P. : iye?

Fida Natasya : LO SEKARANG JADI TRENDING TOPIC SEKOLAH!

Dahi Nabila berkerut. Kenapa dirinya menjadi Trending Topic sekolah?.

Nabila Cita P. : kenapa?😦

Fida Natasya : Jenny bilang, lo ama kak Zidane yang cakep itu, pelukan di belakang perpus.

Mampus!

Nabila tersentak. Kenapa Jenny harus menyebarkan berita kotor itu?.

Nabila Cita P. : gue? Lo gila ya?! Mana ada bego.

Fida Natasya : iya, suerrrr gue Nab. Udah tersebar keseluruh penjuru sekolah!.

Nabila Cita P. : gue nggak kenal sama kak Zidane itu. Gimana bisa langsung pelukan? Ngaco lo.

Fida Natasya : tapi – tapi. Indah bilang dia yang mergokin elo.

Nabila Cita P. : bodoh amat lah.

Fida Natasya : tapi lo besok bakalan di labrak sama kak Dita dkk.

Nabila Cita P. : siapa lagi itu?-_-

Fida Natasya : menurut informasi yang gue dapet. Dia itu lagi nyantol sama kak Zidane.

Nabila Cita P. : terus hubungannya apa, sama gue bangke?

Fida Natasya : yaampun bolot! Dia itu kan suka sama kak Zidane, otomatis siapa yang dekat dengan kak Zidane bakalan dia tuntasin goblok!

Nabila Cita P. : ngapain takut? Gue kan nggak kenal kak Zidane itu, Onta!!!!!

Fida Natasya : yee yakin lo nggak takut? Si Gladys aja, yang Cuma ngebantuin kak Zidane. Kemarin di labrak sama kak Dita. Sampe – sampe mati kutu.

Nabila Cita P. : alay banget kayak cucur.

Fida Natasya : itu yang namanya Cinta, Kambing!

Nabila memijit pelipis nya yang sudah penat. Lengkap sudah kesialannya hari ini. Terlebih besok? Ia mungkin akan berhadapan dengan kakak kelas alay yang akan menemuinya dengan cara melabrak dan kembali lagi ia harus berbohong. Sebenarnya ia lelah tapi mau bagaimana lagi? Senjata yang paling ampuh ya hanya kebohongan. Itulah yang terus akan dilakukannya, ketika orang menanyakan hubungannya dengan Zidane.
***
Voment nya di perlukan😅

Again (COMPLETE)Where stories live. Discover now