2 - Cemburu?

151 5 0
                                    

Sore ini seperti biasa anak Rexus akan ngumpul di Warung capcin. Ada yang membahas mengenai cewek terbohay di Sekolah, ada yang malah bahas masalah PUBG, dan sisanya ngebahas perang dingin antara Rexus dengan Itangs. Salah satu geng terkenal dari SMK Nusabakti.

Sudah 3 hari ini Itangs gencar melakukan penculikan lalu memukul beberapa anggota Rexus. Delon, Bagas, Heru dan lainnya sudah pernah mengalami nasib na'as tersebut.

Petir selaku ketua yang diamanatkan alumni anggota Rexus tengah memikirkan cara bagaimana cara agar Itangs tidak berlaku semena-mena terhadap mereka,

Tawuran.

Itulah kata yang sialnya sedari tadi berkelit diotaknya, Itangs sudah tidak dapat di tolerir. Cukup sampai sini Rexus diam bagai pengecut, sekarang mereka akan membalas perbuatan Rehan yang merupakan ketua Itangs.

Disaat dilanda kegundahan Petir harus merasa terganggu ketika Awan dan Langit masuk sambil bersenandung kecil.

"Oi, liat noh si Bila dari tadi nungguin lo di Parkiran," itu ucapan Langit walaupun saat ini mereka sedang perang dingin.

Petir mengangguk, ia hampir lupa dengan gadis yang sudah dua bulan ini menjadi pacarnya.

Baru saja Petir ingin mendatangi Bila, gadis itu sekarang sudah terlihat didepan warung capcin. Tak lupa gadis itu bersolek terlebih dahulu kemudian masuk kedalam.

"Petir!" pekik Bila sambil menggaet manja lengannya. "Petir aku mau ngomong sama kamu,"

"Ngomong apa?" tanya Petir.

"Masa, katanya Awan kamu dijodohin sama Pelangi emang bener?" tanya Bila yang membuat Petir terdiam.

Sementara disisi lain, Pelangi sedari tadi menggerutu kesal pada Daun karena gadis itu memaksanya pergi ke Basecamp Rexus untuk menemui Awan. Lagi-lagi dia harus jadi Nyamuk.

Saat mereka baru sampai didepan Warung Capcin Pelangi harus disuguhi dengan pemandangan Petir dan Bila yang sedang bercengkrama.

"Masa, katanya Awan kamu dijodohin sama Pelangi emang bener?" tanya Bila yang membuat Petir terdiam.

Awan sialan! Ternyata dia sudah mulai bermain kotor.

"Ya nggaklah, masa aku mau sama gadis petakilan, bar-bar kaya Pelangi. Dia cuma tetangga aku sayang, mana ada coba acara dijodohin ini bukan jaman Siti Nurbaya," jawab Petir lancar mencoba meyakinkan gadis dihadapannya. Ia menambahkan adegan mengacak rambut agar Bila percaya. Bisa berabe urusannya kalo Bila tau sekarang.

Pelangi mengepalkan tangannya, entah kenapa ia sangat tidak terima dengan jawaban Petir. Seperti ada perasaan lain yang membelenggu hatinya saat ini.

"Ngi," panggil Daun saat melihat gadis disampingnya sudah menatap nyalang punggung cowok didepan nya.

Bukannya Pelangi yang menoleh tapi Petir lah, cobaan apa lagi ini?

"Lo masuk ya, gua mau pulang dulu. Gue kebelet boker nih, duh perut gue sakit!" suruh Pelangi yang masih sempat-sempatnya bertingkah nyeleneh. Tidak, Petir tidak harus melihatnya lemah.

Daun mengangguk, ia tau saat ini Pelangi tak dapat dibantah.

Petir bingung antara mengejar Pelangi untuk menjelaskan semuanya atau tetap menemani Bila disini. Ia sangat dilema dikarena dua cewek ini

"Yang, aku haus." kata Bila polos.

"Yaudah, yuk!" ajak Petir setengah hati kemudian masuk kedalam Warung.

--

"Bu, batalin perjodohannya. Please, Petir itu punya pacar. Langi nggak mau jadi pelakor dihubungan orang!" sedari tadi Pelangi asik mengganggu acara memasak Jenny.

"Nggak, mau Petir punya pacar, mau nggak kamu tetep dijodohin sama Petir!" titah Jenny tanpa bisa diganggu gugat.

"Tapi, Bu--"

"Dari pada Ibu jodohin sama Guntur?" Pelangi lantas terdiam untuk apa ia dijodohkan sama Guntur yang jelas-jelas menyukai sahabatnya.

"Nggak usah pake acara jodohin napa sih, Bu, nggak guna juga. Pelangi bisa nyari cowok sendiri!" kini Pelangi sudah berada diambang batas kesabarannya.

Jenny mematikan api kompor lantas terdiam melihat kemarahan sang Putri, "bukannya kamu dulu naksir Petir? Sekarang Ibu kabulin kok nggak mau,"

"Ibu tau dari mana?"

"Buku diary SMP kamu."

"IBU!"

"Udah, ah, intinya mau nggak mau kamu mesti terima. Ini udah kesepakatan Ayah, Ibu sama orangtuanya Petir," Jenny menjelaskan dengan tenang sembari mengelus kepala sang bungsu.

Pelangi diam, tidak tau harus mengatakan apalagi, Jenny tidak lagi dapat diganggu gugat. Ternyata keras kepalanya turun dari sang Ibu. Gadis itu meninggalkan Dapur dengan keadaan gusar menuju kamarnya.

Tepatnya dibalkon, Pelangi asik menatap langit-langit tatapan muramnya begitu menjelaskan bahwa saat ini keadaan hatinya sedang tidak membaik.

"Kalo aku jadi kamu, aku bakalan nerima Petir. Dia kan ganteng, keren, terkenal. Sayangnya dijamanku nggak ada cowok yang seperti Petir," Pelangi tau siapa pemilik suara ini. Siapa lagi kalau bukan hantu yang selalu mengikutinya kemana saja.

Pelangi mendelik, menatap tak suka pada Asya, "dih cantik lo? dasar nguping!"

"Hihihi, kok tau." jawab Asya sembari cekikikan yang cukup membuat bulu kudung meremang.

"Tapi kok tadi gue nggak liat lo?" tanya Pelangi bingung.

"Kamu kaya nggak tau kaumku aja, kita kan bisa muncul bisa ngilang,"

Pelangi mengangguk-angguk, benar mengapa ia bisa melupakan hal yang satu ini?

"Yauda si, sana lu, jauh-jauh ngga usah deketin gue!" hardik Pelangi pada Asya.

"Kasian ya kamu, cantik-cantik tapi lagi galauin tetangga sebelah, hihi..." Asya nyengir lebar pede padahal sangat mengerikan jika dilihat.

"BACOT SETAN!"

--
HOLA EYO WASSAPPPP, JD AKU BAKAL KMBALI NGOLAH CRITA INI JADI STAY TUNE AJA. INSHAA ALLAH BAKAL RAJIN TP TGG AKU UTBK DLU SAYANGG💜💜💜💜

Again (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang