2 - Langit

537 31 0
                                    

Hujan baru saja mengguyur langit Jakarta, Langit yang baru saja sampai dirumahnya langsung membuat coklat panas kesukaannya di dapur. Pikirannya masih mengawang, tentang Vanny. Ya, cewek yang sudah ia relakan pada Petir. Namun, begitu saja dibuang oleh Petir. Selesai membuat coklat panas, Langit pun duduk pada sudut meja dapur. Sambil menyesap sedikit demi sedikit coklat panas miliknya, ia merogoh sebuah benda pipih berwarna putih pada saku celananya. Ia mencoba mengetikkan beberapa pesan pada seseorang.

Langit Zhartlan : Hai, Van.

Vanny Xenya : Hai, kak. kenapa?

Langit Zhartlan : Lagi ngapain?

Vanny Xenya : Lagi bernafas, gerak balas chat, nangis, galau, malas.

Langit Zhartlan : Ya kali, kamu nggak nafas. Hehe.😂

Vanny Xenya : udah deh, kak gue lagi males basa basi nih. To the point aja.

Langit Zhartlan : Van, gue mungkin kayak mengada-ada ngatain ini. Tapi jujur, Van. Gue sayang sama lo. Gu nggak ingin kehilangan lo.

Vanny Xenya : Jadi?

Langit Zhartlan : Will you be my girlfriend?

Vanny Xenya : Serius lo kak?

Langit Zhartlan : Kapan gue bohong, Van? Gue cuma mau jadi pengobat hati lo. Gue tau lo baru dicampakkan sama Petir, maka dari itu gue dateng buat ngobatin luka lo. Gue sayang sama lo, Van.

Vanny Xenya : ❤❤❤❤❤

Langit Zhartlan : Lo mau?

Vanny Xenya : Siapa sih cewek yang bakalan nolak lo kak. Bego dong gue kalo mau nolak.

Langit Zhartlan : Gue sayang lo Van.

Vanny Xenya : Too

Begitulah nasib Langit, si pecinta rumput tetangga. Selalu saja bekas Petir dia yang tampung. Ya, walaupun terlihat kasar tapi inilah dia mencintai setiap perempuan yang pernah menjadi milik Petir adalah hobinya.
---

Again (COMPLETE)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant