A to E (That's how we express our feelings)

5.5K 443 160
                                    

A for Aljabar

"Jika limit x sama dengan c, maka jika kita substitusikan nilai x nya, limit 3x²+5 adalah 3(2)²+5. Dengan demikian, dihasilkan nilai 3.4+5 sama dengan tujuh belas. Sudah mengerti kan?"

Jungkook tersenyum kecil, melepas kacamata hitam yang bertengger manis dihidungnya. Maniknya yang berwarna kelam menatap lembut sosok Kim Taehyung yang kini hanya memandangnya bak orang dungu.

Berkedip sekali, kemudian dua kali. Pria manis itu menggeleng dengan mata bulat menatapnya lucu. Sungguh, Jungkook ingin sekali menggigit pemuda menggemaskan dihadapannya ini.

"Astagaa, harus berapa kali lagi aku menjelaskannya padamu?" Jeon Jungkook mengacak rambutnya kemudian meremasnya kesal, menatap Taehyung dengan pandangan tajam yang kentara.

Sedang pria Kim yang menjadi objek kekesalannya hanya mampu menunjukkan senyum kotak lebar seolah tak merasa bersalah. "Aku rasa kau harus mengajariku sampai mati jika ingin aku mengerti."

Hell, sejenius apapun Jeon Jungkook dalam urusan matematika, rasanya ia lebih memiliki mati dibanding mengajari dungu matematika seperti Kim Taehyung.

B for Blue

"Kau berada disini lagi?" Jungkook mendongak, menatap sumber suara yang berbicara padanya. Sudut bibir tertarik keatas ketika didapatinya Kim Taehyung berdiri membelakangi matahari.

Sang pemuda jenius kembali menutup matanya, meletakkan kedua tangan dibelakang kepala sebagai bantalan. Meski demikian, senyum tipis yang terpatri masih tak pudar.

"Hey!" Jungkook mengerang kesal, membuka sebelah matanya dan menatap malas pada Taehyung yang berkacak pinggang, sebelum ikut menarik si manis hingga jatuh ke pelukannya.

"Jung—" Kecupan kecil mendarat pada pelipis kanannya, cukup untuk menghentikan perkataan yang hendak terlontar dari bibir Taehyung. "Diamlah."

Kim Taehyung tetaplah Kim Taehyung. Si manis yang tak pernah bisa diam dan yang akan selalu membangkang segala hal yang dikatakan padanya. "Kenapa kau begitu menyukai atap sekolah?"

Jungkook mengubah posisinya menjadi menyamping, masih dengan Taehyung dipelukannya. Menatap lurus mata Taehyung yang menggunakan lensa biru. "Aku suka biru."

Sorot mata Taehyung berubah ceria, seolah-olah baru mengetahui hal yang begitu penting untuknya. "Benar juga! Langit kan berwarna biru."

Taehyung hanya tidak menyadari, senyuman geli Jungkook dan sorot mata yang tampak kecewa. Bodoh.

C for Crisantum

"Aku benar-benar tidak menyangka, bunga bisa menjadi bukti pelaku sebenarnya." Taehyung menatap kagum pemuda yang berjalan santai disebelahnya, seolah ia tidak baru saja menangkap pelaku pembunuhan di Vila Kurogane.

Pemuda bersurai kelam yang dinyatakan sebagai objek kekaguman Kim Taehyung hanya menarik sebelah bibir. "Segala hal bisa menjadi bukti, baik yang menguntungkanmu, maupun yang mencelakakanmu."

Taehyung mengangguk setuju, "Kau benar. Dan aku tidak pernah menyangka Shizuka-san akan membunuh suami yang dicintainya."

Jungkook mengendikkan bahu, menatap lurus kedepan namun ia tahu bahwa pandangan Kim Taehyung masih tertuju padanya. "Paling tidak, ia menunjukkan penyesalan dengan meletakkan mawar merah diatas jasadnya. Hell, sayang sekali hal itulah yang menjadi bukti kehancurannya."

Taehyung tersenyum kecil, menendang kerikil yang menghalangi jalan mereka. Awal musim dingin, ketika salju belum turun namun dingin menusuk tulang.

Kookv Drabble CollectionWhere stories live. Discover now