Dream Sugar : 6

10.7K 622 4
                                    

"Sumpah dari tadi kita muterin jalan yang sama tanpa ada tujuan yang jelas. Sebenernya lo mau makan dimana sih?"

Aku beargumen dengan kesal. Bosan rasanya memutari tempat yang sama secara terus-menerus.

"Gue bingung mau makan apa,"jawab Tama polos dengan pandangan terfokus ke jalan. 

Aku menahan nafas lalu menatap Tama ganas.

"Plis lo tau gak sih? Lo udah ngebuang-buang waktu gue sebanyak 42 menit 20 detik. Itu berharga banget buat gue!"

Setelah mengatakan hal tersebut dengan dramatisnya aku menghela nafas panjang, sedari tadi aku menahan nafas.

"Nah ini tempat favorit gue sama..."Tama menggantungkan kalimatnya membuatku penasaran setengah idup. 

Eh bentar untuk apa aku penasaran dengan urusan si Tama? EW.

"You know lah sama siapa,"

Tama terkekeh kecil membuatku gondok. Gimana mau tau sih kalau dia nya main tebak-tebakan gini? Tama tak menghiraukan tatapan mataku yang mulai buas, dia malah sibuk memarkikan mobilnya di suatu kafe berukuran sedang.

Kafe ini berasitektur roma dan letaknya cukup strategis kalau melihat banyak orang yang berminat untuk mampir ke kafe ini. Kami memilih tempat di dekat dengan jendela sehingga memudahkanku untuk melihat pemandangan sekitar.

"Lo mau mesen apa?"tanya Tama. 

Aku berpikir sembari melihat menu yang sudah tersedia di atas meja. Gak ada yang aku minati, mungkin berhubung dengan perutku yang sudah kenyang aku jadi gak minat makan.

"Gue gak usah deh. Udah kenyang,"tolakku. 

Tama mengangkat alis, wajahnya seakan berkata 'yakin-lo-udah-kenyang?' , aku membalas tatapan wajahnya dengan bahasa wajah juga.

"Yaudah berarti gue aja yang mesen. Tapi, lo gak usah minta-minta makanan gue nanti,"

Tama memperingati seakan nanti aku akan memintai makanannya. Hell-o,udah kenyang plis. Aku mengangguk malas. Capek menghabiskan tenaga hanya untuk berdebat dengan Tama yang gak ada ujungnya. Tama pun memanggil pelayan lalu menyebutkan pesanannya.

Aku memutuskan untuk memainkan iPhone ku sembari mengisi kekosongan waktu. Aku mengecek line. Ternyata ada beberapa line yang masuk.

Chocholaudy : anjir gue nemu cogan gaizzz

Sugar Adrenalin : embat sono. Buruan tembak biar ga di php-in kayak Dion

Aku tersenyum puas setelah membalas line Chocho. Aku pun membuka line dari Voila.

Voila Melodin : woi Sug. Lo harus tau! Murid yang nilainya di bawah rata-rata,harus ikut pelajaran tambahan setiap hari senin,rabu sama jum'at. OH GOD. Kehidupan remaja gue di ambang kepurukkan

Sugar Adrenalin : baguslah buat kesehatan mental dan batin lo

Aku tersenyum empati saat membaca line yang berisi berita buruk bagi Voila. Aku beruntung nilaiku masih di atas rata-rata sehingga pelajaran tambahan itu tidak ada sangkut pautnya denganku. Saat aku mengalihkan pandangan dari iPhone ke depan. Tama telah menghilang entah kemana. Paling tuh anak pergi ke toilet.

Ternyata duduk diam sembari bermain iPhone dapat menyerang rasa bosan. Kakiku juga mulai gatal berjalan. Akhirnya Tama datang dengan senyuman tebar pesona yang rasanya membuatku ingin mencabik-cabik mulutnya.

"Sorry nunggunya lama," kata Tama sembari menggeser kursinya.

Aku memandangnya dongkol. Siapa lagi yang nungguin dia? Ge-er banget. Tak lama Tama duduk,pesanan Tama sudah datang. Aku memandang Tama yang sibuk dengan makanannya dengan bosan. Aku pun memutuskan untuk mengelilingi kafe ini. Suara Tama menghentikanku saat aku hendak berdiri.

{1} Sugar : Dream SugarWhere stories live. Discover now