Dream Sugar : 11

9.3K 626 29
                                    

A/N : agak panjang ney. Untuk readers makasih masih setia baca cerita gue yang mulai berbelit-belit. Sekali lagi gue masih butuh kritik saran okey? Vomments setia di tunggu loh!

* 

Sugar POV

Flashback On

Di sepanjang koridor yang ku telusuri aku berpas-pasan dengan Dirga yang tampak tergesa-gesa. Entah angin dari mana kaki ku membawaku ke hadapan Dirga. Awalnya dia tampak heran namun dia dapat menyembunyikan keheranannya dengan senyuman tipis.

"Hmm, lo kayaknya buru-buru banget? Ada urusan penting ya?"tanyaku berbasa-basi. 

Sumpah aku gak tau tujuanku mengajak ngobrol Dirga. Semua seakan berjalan dengan sendirinya.

"Haha masa sih? Iya nih,gue mau jenguk Ninzzy,"

Aku tersenyum miris lalu mengangguk-angguk paham.

"Lo mau ikut?"tawar Dirga . 

Aku bergumam lalu menggeleng pelan. Lebih baik aku di rumah walaupun sendiri dari pada bersama Dirga yang pada akhirnya aku hanya menonton dia dan Ninzzy mengobrol.

Tangan Dirga terulur ke atas. Dia mengacak-ngacak tatanan rambutku. Hobi banget deh ngeberantakin rambut orang.

"Gue suka ekspresi lo,"ungkap Dirga membuat pipiku merona. 

Aihh, blushing!

"Ekspresi lo kayak Ninzzy. Gue suka,"tambah Dirga tanpa kuduga. 

Tatapan matanya mendadak meredup namun senyuman masih terlukis di bibirnya.

"Gue duluan ya,"pamit Dirga yang tak menyadari ekspresi wajahku yang berubah. Aku mengangguk tanpa melihat wajahnya. Hingga Dirga menghilang dari pandangan aku masih diam di tempat.

"Gue di samain sama Ninzzy? Hahaha gak usah banyak berharap Sug. Dirga emang gak pernah tulus muji lo,"

Flashback Off

*

Untuk kedua kalinya aku di samakan oleh orang lain. Aku benci itu. Kenapa orang dengan lancang nya menyamakanku dengan orang yang disayangnya?

Tama. Ya,dia menyamakanku dengan Zendaya. Tak masalah sebenarnya namun dalam keadaan tertentu karena masalah tertentu aku tak suka kalau dia menyamakanku dengan orang lain.

Kupertegas Aku ya Aku. Dia ya Dia. Mudah kan?

"Sug!"

Tanpa menganalisis siapa yang memanggil aku sudah dapat menebak. Panggilan Tama sama sekali tidak ku indahkan. Justru aku semakin mempercepat langkahku. Tak sadar sudah berapa jauh aku melangkah suara Tama mulai tak terdengar. Aku menghela nafas panjang.

"Akhirnya ketemu,"

Aku mengerjapkan mata kaget saat melihat sosok yang ada di sampingku. Tama hanya tersenyum miring lalu duduk mendekat.

"Capek ngejar lo,"komentar Tama mengisi kekosongan yang menyelimuti kami. 

Aku tak menanggapi komentarnya. Cukup diam saja.

Suasana kembali hening. Yang terdengar hanya kicauan burung yang bertengger di dahan dan suara gemerisik rumput yang melambai lembut. Kami sibuk dengan pikiran masing-masing. Tidak ada yang berminat untuk memecah keheningan.

"Gue...,"Tama menggantungkan kalimatnya membuatku merengut penasaran.

"Gue minta maaf tadi udah nyamain lo dengan Zendaya. Sumpah gue gak maksud gitu. Tadi gue cuman-,"

{1} Sugar : Dream SugarWhere stories live. Discover now