9: Roman Picisan (D1)

2.8K 165 6
                                    

Selesai ditulis 28 Oktober 2017

FASHYA berkali-kali mematut dirinya sejak kemarin. Malam minggu pekan ini, dirinya tidak akan menjadi bujang lapuk karena dimakan rayap di kamar. Sudah tiga hari sejak insiden di UKS, Aksa selalu aktif mengirim line pada Fashya. Pertanyaan monoton yang ditanyakan bisa lebih dari tiga kali sehari. Fashyalah yang lebih aktif menjawab, atau menanyai Aksa hal sepele yang tidak diperhatikan sebelumnya. Itu pun dijawab seadanya, tidak terlalu bergairah seperti Fashya yang menjawabnya dengan excited, sampai-sampai typo di chat nya bertebaran. Membuat Aksa kadang gemas sendiri. Ya, bagaimana pun, chat dengan Fashya adalah rutinitasnya akhir-akhir ini, meskipun bersifat sementara.

"Fashya, dicari temen!!" teriak Dewi dari ruang tamu.

"Iya, Ma!" jawabnya balas teriak.

Fashya memoles lipstick mate pada bibirnya. Mematut penampilannya sekali lagi. Sweater kebesaran miliknya warna abu-abu miliknya, dipadu dengan jeans warna pudar, dan sepatu kets warna putih yang selalu fleksibel. Rambutnya dikuncir kuda, lalu mematut sekali lagi. Setelah dirasanya cukup sempurna, dirinya lalu turun. Mendapati Aksa yang berbincang hangat dengan Mamanya.

"Eh, Fashya udah turun." kata Dewi yang pertama kali mendapati Fashya turun.

Aksa menoleh, mendapati Fashya yang tengah tersenyum simpul, sebelum akhirnya pudar ketika dia menatapnya datar. Aksa hanya ingin semua cepat berakhir. Itu saja. Tapi rasanya agak geli ketika melihat bajunya dan Fashya sama-sana abu-abu

"Ya sudah, ayo." ajak Aksa yang masih kaku.

Fashya mengangguk. Masih pukul lima, dan mereka sudah on the way ngedate. Keburu tidak sabar atau gimana?

"Tante, kita pergi dulu ya." kata Aksa sembari mencium tangan Dewi, diikuti Fashya.

Saat sudah di ambang pintu dan Aksa sudah keluar, Fashya menengok pada Dewi. "Idaman!" katanya sambil mengacungkan dua ibu jarinya. Fashya hanya geleng-geleng pasrah mengikuti Aksa dari belakang.

***

"Kita mau ke mana?" tanya Fashya memecah keheningan.

"Ada." jawab Aksa singkat membuat Fashya mendengus sebal.

Posisinya benar-benar tidak mengenakkan saat ini. Aksa di depan dengan sopir taksi, sedang Fashya duduk di belakang, sendirian. Sumpah, dirinya malu kepada sopir taksi. Alhasil, dia hanya diam sampai taksi itu sampai taksi itu berhenti pada salah satu objek wisata. Ratu Boko.

Fashya berjalan pelan beberapa langkah di belakang Aksa. Ini kali pertamanya dia datang ke sini. Setelah sebelumnya melihat dari Ada Apa Dengan Cinta 2. Matahari yang mulai bergelayut manja di barat menambah kesan romantis. Hari ini cukup ramai karena malam Minggu. Sebenarnya, Fashya ingin mengumpat keras-keras karena demi Tuhan, ini indah sekali. Apalagi ditemani oleh orang terkasih.

Memang Ratu Boko sudah indah. Tapi ibarat Coca-Cola yang lebih nikmat dinikmati dingin. Ratu Boko juga makin indah kalau ditemani Aksa.

"Sumpah, ini kali pertama gue ke sini!" katanya sambil melihat-lihat dramatis, dijawab lirikan Aksa yang terlihat apatis.

"Ahh, kenapa nggak dari dulu coba gue ke sini sama Keenan?" kata Fashya berbicara pada dirinya sendiri. Kali ini langkah Aksa dipelankan.

"Shit, nikmat Tuhan mana lagi yang aku dustakan?" tanya Fashya pada dirinya sendiri, lalu tertawa. Kali ini langkah Aksa benar-benar terhenti. Membuat Fashya yang tidak fokus pada jalanan menabrak punggung Aksa.

Sweet PoliceWhere stories live. Discover now