8. Hutan Libert 2

5K 359 6
                                    

Seorang gadis terlihat berjalan sendiri di dalam hutan yang cukup menyeramkan dan berbahaya itu, dengan hanya bermodal kan tas pinggang yang terbuat dari anyaman serat pohon. Gadis tersebut sesekali menolehkan kepala nya kekiri dan kekanan. Memperhatikan sekeliling nya. Berharap ia dapat apa yang ia cari.

Di penuhi rasa penasara nya. Gadis itu tidak menyadari bahwa tempat yang ia datangi merupakan tempat yang sangat berbahaya, ia juga tidak menyadari mahluk apa yang menantikan nya di hutan tersebut.

PoV Alenta

'Mana sih, kok gak ada sih mahluk bercahaya itu' gerutu ku dalam hati.

Aku yakin pakek banget tuh cahaya berasal dari nih tempat, lah aku sendiri yang lihat ada cahaya pas aku istirahat beberapa waktu lalu, ingat kan. Tapi aneh nya kok gak ada ya.

Huh, menyebal kan apa iya aku harus masuk ke lebih dalam ke hutan ini. Apa itu cuman halusinasi ku saja yang berlebihan sampai - sampai aku membayangkan yang aneh - aneh. Tapi kalau itu nyata bagaimana? Ah masa bodoh, lebih baik cari tahu dari pada mati penasaran, iya nggak.

***

15 menit kemudian.
Aku sudah lelah sekali berjalan kesana kemari di hutan yang baru ku sadari menyeram kan ini. Sudah sekitar lima belas menit aku mencari keberadaan cahaya yang membuat ku penasaran, tetapi apa hasil tidak sesuai yang aku harap kan alias ZONK. Emang benar cahaya itu cuma halusinasi ku saja yang berlebihan.

Saat aku berbalik. Aku terkejut sekaligus senang melihat ada cahaya yang sama yang kulihat beberapa waktu lalu. Itu membuktikan kalau aku tidak berhalusinasi saja.

Aku perlahan - lahan mendekati sumber cahaya itu, samar - samar aku mendengar suara meminta tolong dari arah ku berjalan.

Saat aku mendekati sumber cahaya itu. Aku mendoangk untuk melihat siapa yang berada di atas pohon. Aku terkejut bukan main, melihat seorang mahluk yang sangat kecil, yang kupekira kan hanya sebesar telapak tangan orang dewasa. Terlihat dia sedang bersusah payah melepaskan diri dari perangkap jaring laba - laba.

Aku yang melihat mahluk kecil itu kesusahan, merasa kasihan dan ingin menolong nya, tapi aku ragu - ragu, bukan tidak ingin menolong nya melainkan tidak tau bagaimana cara nya.

Duh bagaimana ini, mana pohon nya tinggi banget lagi. Masa iya gue harus manjat, dulu sih sewaktu kecil aku jago kalau urusan manjat - memanjat, tapi itu dulu, sekarang sih lupa bagaiamana cara nya.

"Tolong tolong, selamat kan aku"

Aku mendengar suara mahluk kecil itu lagi, tapi terdengar lemah. Hebat banget ya kuping aku, bisa mendengar suara sekecil itu. Kok jadi bahas kuping sih. Kayak nya nggak ada cara lain. Semangat Alenta.

***

VoP Author

Di tempat lain.

"Kak Alenta kok lama" gerutu Fill sambil memetik daun - daun.

"Iya lama sekali, kak Alenta" tambah Lizy.

"Mungkin ketiduran" timpal Jill tanpa menoleh kepada ke dua adik nya.

"Mungkin saja, kak Alenta kan memang tukang tiduran" ucap Lizy menyetujui pendapat kakak nya.

"Kalau begitu aku aja yang membangun kan Kak Alenta" ucap Fill bersemangat.

"Tidak, aku saja yang membangun kan Kak Alenta," ucap Lizy keberatan

The Singer And 4 Prince ImmortalWhere stories live. Discover now