15. Maaf dan Jawaban

5.1K 331 54
                                    

"Hiks... Hiks... Hiks"

Terdengar suara tangisan anak kecil dari balik pintu tersebut. Gelap dan sunyi menyelimuti ruang cukup luas tersebut. Hanya tangisan anak kecil yang menggema dalam kesunyian.

"Kenapa? Hiks.. Kenapa? Aku tidak, Hiks..."

'ceklek'

'Tap tap tap tap tap'

Langkah kaki menggema  beiringan dengan suara tangisan anak kecil. Menyadarkan akan kehadiran seseorang selain dirinya.

"Huh, amu angis?" tanya anak kecil dengan suara cadelnya.

Anak kecil tersebut mendongak dan mendapati seorang anak perempuan yang berdiri menghadap nya. Lalu, anak kecil tersebut berhenti dari tangisan nya.

"Eh, aku gak nangis kok lihat, enggak kan" bela anak kecil tersebut sembari memamilingkan wajah nya.

"Amu boong, kaca ibucu boong itu gak aik tau"

"Kamu mana ta-" ucap anak kecil tersebut terpotong.

Tak percaya. Itulah yang dirasakan anak kecil tersebut.

"Acu acan benyanyi agar amu gak nangis agi" kata gadis kecil tersebut tersenyum sambil mencium pipi sang anak tersebut.

"Hoi hoi, bangun bangun. Dasar pemalas, mau sampai kapan tidur terus, ini sudah siang tau"

"Hoahhhh, iya iya. Dasar tukang pemarah"

"Apa kamu bilang, hah!!?" amuk orang tersebut.

"Damai oke, damai. Bercanda saja" ucap seorang pria.

"Bercanda, bercanda kata mu hah, sudahlah aku keluar dulu. Ingat, cepat turun" tukas orang tersebut.

"Cuma mimpi ya, hah" ucap pria tersebut lesu.

Aiwa itsumo rarabai..anata ga yowai toki
Tada kokoro no tomo to watashi o yonde
Aiwa itsumo rarabai...

'Suara, suara ini. Suara yang sama dengan yang waktu itu' pikir sang lelaki tersebut.

"Dan aku tau suara ini berasal, aku akan segera menemukan mu" ucap sang lelaki memandang langit.

***

Memandang langit - langit yang cerah dan menikmati keindahan alam yang memukau. Itulah yang dilakukan gadis yang berada di gazebo, duduk sambil menyederkan kepalanya. Dibalut dengan gaun selutut dengan warna hijau muda bermotif bunga berwarna warni, menjadikan nya cantik dan tak lupa bando dengan hiasan pita diatas nya menambah kesan imut dalam diri gadis tersebut.

"Sungguh godaan yang menggiurkan bukan?" ucap Author 'plakk' 'bugg' 'door'.

"Hei Friska, bagaimana pendapat mu tentang nyanyian ku tadi" ucap gadis tersebut masih memandang langit.

Tidak mengetahui bahwa yang berada di belakang nya bukanlah Friska yang disebutkan nya. Melainkan Lelaki dengan rambut violet begitu pun dengan mata yang memancarkan intimidasi tersebut.

"Friska? Kenapa tidak menjawab pertayaanku, Friska?" ucap gadis tersebut kebingungan.

"Aku bukan Friska dan lumayan untuk suaramu itu, Alenta"

'Tunggu itu bukan suara Friska atau perempuan, dan sepertinya aku kenal suara dingin ini, tapi kenapa si pangeran mesum ada disini? Dan dimana Friska?' pikir Alenta yakin seratus persen bahwa yang ada di belakang nya adalah si pangeran mesum atau bisa dibilang pangeran Aegis.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Sep 04, 2017 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

The Singer And 4 Prince ImmortalDonde viven las historias. Descúbrelo ahora