10. Aegis Benedict Deimos

5.1K 413 7
                                    

Mata gadis tersebut yang semula menutup, perlahan terbuka menampil sorot mata biru laut yang menenang kan ketika di pandang. Bola mata itu, bergerak kekiri dan kekanan. Menerka dimana ia sedang berada, yang menurut nya ia berada di kamar tidur, tapi kamar siapa ini?

'ini dimana dan kenapa aku bisa di tempat asing ini' pikir gadis tersebut.

Dahi nya mengkerut menandakan ia sedang berpikir. Mencoba mengingat apa yang terjadi, sehingga ia bisa di tempat asing ini.

"Aha!! Aku ingat semua nya" gadis tersebut berseru senang.

PoV Alenta

Ya ya ya, aku ingat semua mengenai jati diri ku sebenar nya yang seorang singer, bagaimana aku masuk ke hutan terkutuk itu, bertemu dengan peri hitam dan mahluk berkepala sapi yang menghadiah kan bogeman di perut ku.

Syukurlah, aku dapat lolos dari maut yang hampir saja menemui ku, keberuntungan ada dipihak ku ternyata, huh aku tidak akan masuk tuh hutan mengerikan lagi. Kapok.

ngomong - ngomong siapa yang menolong ku saat di hutan terkutuk itu. Aku bertanya - tanya apakah ada orang waras yang berani masuk tuh hutan terkutuk, selain aku memang. Kalau iya pasti tuh orang gila bener, berani betul masuk tuh hutan. Tapi mungkin ia orang baik, karena ia yang mau menolong gadis yang baru pertama di jumpai ini.

Pokok nya terlepas dari gila atau tidak, baik atau tidak, aku tetap harus berterimakasih pada penolong ku.

Mungkin kalau aku mengindah kan larangan Lizy untuk amsuk tuh hutan pasti tidak akan terjadi hal semacam ini. Tapi tidak apalah ikuti jalur takdir yang ada. Toh juga aku jadi tau jati diri ku yang sebenar nya, meskipun aku masih sulit mempercayai hal itu.

Cklek

Aku mendengar seseorang membuka pintu. Otomatis aku menutup mata, pura - pura belum bangun. Melangkah mendekati ku yang terbaring di tempat tidur ini.

'Mungkin kah ini penyelamat ku' pikir ku masih memejam kan mata. Kenapa aku jadi gugup begini ya. Santai Alenta, santai.

"Huh, gadis menyusah kan. Lihat, gara - gara menunggu mu bangun, sekarang aku terlambat sampai di istana. Belum lagi harus menghadiri jamuan istana. Benar - benar gadis menyusah kan orang saja" gerutu seseorang laki - laki yang masih dapat ku dengar.

Aku yang mendengar keluh kesah nya, ah tidak sindiran nya, yang pasti di tujukan kepada ku. Membuat ku jengkel seketika.

'Apa - apaan coba, mengatai ku seperti itu. Menyusah kan. Hah, Kalau tak ikhlas menolong, kenapa menolong ku, dasar laki - laki tak berhati' pikir ku berteriak marah mendengar tutur kata laki - laki itu.

Awal nya ingin ku tonjok tuh mulut yang enak nya ceplas - ceplos, biar sekalian saja gak bisa bicara, bisu juga gak papa. Tapi mengingat ia berbaik hati menolong ku, salah terpaksa menolong ku. Jadi ku urungkan niat baik ku. Lain kali tak kan kulepas, hanya sekali ini saja.

Ternyata aku salah menilai, baik apanya coba, menolong aja gak ikhlas. Membuat hati jengkel saja.

Aku membuka mata ku jengkel. Ingin memprotes kata - kata yang di ucapakan tadi. Ternyata ia memunggungi ku. Jadi aku tidak melihat wajah lelaki yang mempunyai warna rambut violet tersebut. Aku jengkel sekali, sebab ia tak juga berbalik. Dasar laki - laki tak peka. Menjengkel kan.

"Ekhem"

Tak ada respon juga. Menjengkel kan.

"Ekhem"

Masih tak ada respon. Melamun ternyata.

"Ekhem!!"

"Apa an!! menggangu orang saja"
Sungut laki - laki tersebut.

Waduh, kenapa nih orang marah, kan yang marah kan seharus nya aku.

Laki - laki tersebut berbalik.

PoV Author

Alenta terpaku begitu pun laki - laki yang ada di hadap nya. Seolah terhanyut oleh pesona masing - masing dua insan. Mendadak suasana hening merayapi ruangan tersebut.

Sang perempuan terpesona melihat wajah sang lelaki. Benar benar ketampanan tingkat dewa. Memiliki wajah ala - ala pangeran di negeri dongeng yang sering di baca Alenta saat kecil nya dulu. Apalagi bola mata violet sang lelaki yang mengintimidasi, lebih menambah kadar ketampanan nya yang memang sudah sangat tampan.

Begitupun sang lelaki, meskipun sudah melihat wajah cantik? Sang gadis, tapi beda lagi jika gadis tersebut sadar. Terhipnotis oleh bola mata biru laut milik sang gadis. Menenang kan.

"Ekhem" deheman sang laki - laki membuat Alenta tersadar dari lamuna nya. Mungkin pipi nya memerah. Uh, memalukan.

Alenta merasa jantung nya berdetak dua kali lebih cepat dari pada semesti nya.

"Aku tau, aku tampan, jadi tak usah melihat ku seperti itu" ucap laki dengan percaya diri nya.

"Si-apa ya-ng melihat mu, percaya diri amat dah" ucap Alenta tergagap. Ingin rasa nya Alenta membuat lubang dan mengubur wajah nya dalam - dalam. Malu banget dah.

"Yakin enggak terpesona liat muka tampan ku ini" goda lelaki yang mempunyai percaya diri selangit itu.

"Hah, dunia mau kiamat kali ya, sampai aku terpesona oleh wajah mu, percaya diri amat" ucap ku jengkel. 'Memang sih tampan' pikir ku.

"Hah, gak usah mengelak, aku sudah tau dasar gadis menyusah kan"

"Heh siapa yang menyusah kan, kalau emang menyusah kan, kenapa repot - repot menolong gadis asing seperti ku, lelaki tak berhati" balas ku tak kalah tajam.

"Hai, siapa yang kau panggil dengan sebutan itu hah, emang aku mau menolong gadis asing yang menyusah kan seperti mu hah" ucap lelaki itu tak terima.

"Dasar tak tau terimakasih" tambah lelaki ini sekaligus menyindir gadis di depan nya.

'Sabar Alenta, sabar' pikir ku mencoba sesabar mungkin menghadapi lelaki menjengkel kan ini.

Hening beberapa saat.

"Terimakasih sudah menolong ku" kata ku tak lupa senyum tulus ku.

Melihat senyum gadis itu, membuat lelaki itu tertegun beberapa saat, sebelum menutupi nya.

'gadis berbahaya' pikir lelaki itu.

"Aegis Benedict Deimos" kata lelaki itu.

Gadis itu hanya melongo, memasang muka polos nya, gagal paham.

Lelaki itu menghentak - hentak kaki nya, seperti anak kecil.

"Maksudku nama ku Aegis Benedict Deimos" ucap Aegis jengkel.

"Oooh, nama ku Alenta Altara Arion, senang bertemu dengan mu Aegis" ucap Alenta mengulur kan tangan nya.

Aegis menerima uluran tangan Alenta.

Kalung yang ada di leher Alenta bersinar, tapi hanya beberapa detik sebelum kembali meredup kembali dan Saat itu lah takdir mereka terikat satu sama lain. Bagai kan sebuah benang yang terikat satu sama lain, tak terpisah kan, hanya maut yang dapat memotong benang tersebut.

Apakah ini awal jalan yang Alenta tapaki?

Apakah pertemuan ini menjadi salah satu pertemuann yang akan menyingkap takdir yang sesungguh nya?

Tidak ada yang tau, takdir akan mempermai kan seseorang macam apa, tak ada yang tau keinginan takdir bukan.

Hallo readers!!
Mungkin Author hanya berpesan, bulan ini mungkin Author up date nya agak lama. Kenapa?

Karena bulan ini, Author akan ada UKK, oleh itu Waktu Author jadi makin dikit buat nih cerita, yang mungkin akan berdampak pada up date cerita ini. Mohon pengertian semua readers.🙏🙏

Oh iya, ini enak nya cover di ganti atau gak? Jawab y😊😊😊

Wajib follow dan pencet bintang!!!

Saran dan kritik sangat diterima!!

The Singer And 4 Prince ImmortalOnde histórias criam vida. Descubra agora