11. Pangeran Mesum

5.6K 330 8
                                    

Awas ya, ada adegan gitu - gitu, pokok nya dosa tanggung sendiri. Titik.

Burung yang berkicau di atas ranting pohon, tanah lapang yang sangat luas dengan banyak nya rumput liar yang tumbuh subur, angin yang sepoi - sepoi menggoyang kan rumput liar seolah - olah menari mengikuti sang angin.

Terdapat sungai menghiasi tanah lapang tersebut. Sungai dengan permukaan sebening kaca membuat siapapun mampu melihat yang di dalam sungai itu. Dengan bebatuan cukup besar sebagai penghias sungai tersebut. Membuat betah siapa saja yang ingin menikmati kenidahan alam.

Benar - benar mempesona dan indah.

Tapi, tidak dengan gadis yang berada di dalam kereta kuda. Bendera berkibar di atas kereta kuda, berlambang perisai dengan sisi kanan dan kiri terdapat sayap malaikat. Meskipun sang alam menunjuk kan keindahan nya, sang gadis malahan menunjuk kan kebalik kan nya. Benar - benar sosok yang berbeda dan menakut kan.

"Heii, apakah pemandangan di luar lebih bagus daripada pemandangan di depan mu"

Lupa ternyata, selain sang gadis ada pula sang laki - laki yang menaiki kereta kuda. Berhadapan satu sama lain.

Sang laki - laki memakai baju berlengan panjang berwarna purih berkancing di padukan dengan celana panjang berwarna senada, tidak lupa sepatu boots hitam.

Sedang kan sang gadis memakai  gaun selutut berlengan berwarna biru muda dengan motif polos. Sekilas baju tersebut terlihat sederhana, tidak lupa sandal dengan bahan serat kayu itu menghiasi kaki sang gadis. Mekipun telihat sederhana tetapi tidak mengurangi pesona nya. Sayang, keadaan tidak memungkin kan di saat seperti ini.

Sang gadis mengalih kan pandangan yang semula menatap luar, kini menatap sang laki - laki dengan sangat tajam.

"Kenapa menatap ku seperti itu, itu membuat ku merasa sudah meleceh kan mu saja, ya mekipun terasa enak sih, tapi kukata kan, itu bukan kesengajaan"

"...."

Merasa sang lelaki salah mengucap kan kalimat, tiba - tiba hawa pembunuh semakin terasa memenuhi ruangan cukup luas tersebut. Satu hal yang tidak di ketahui sang lelaki, yaitu jangan membuat perempuan marah kalau tidak ya jadi begini.

Sang lelaki merasakan hawa pembunuh yang terpancar di depan nya hanya meneguk ludah. Merasa seperti kena hukum gantung.

"Su-sudah ku-katan it-u bukan kese-ngajaan" kata lelaki tersebut tergagap.

Sang gadis mulai mendekati sang lelaki yang mulai ketakutan melihat sang gadis memancarkan aura mengerikan.

Setelah sang gadis cukup dekat dengan sang lelaki, ia mengucap kan sesuatu di telinga sang lelaki.

"Bagaimana kau tak berbohong, melihat wajah mu saja aku sudah tau, A-EG-IS" tekan sang gadis di kata terakhir.

"Maaf" kata itu meluncur begitu saja di mulut Aegis, kata yang sangat haram untuk Aegis.

"Apa yang kau katakan, Aegis?" ucap sang gadis masih di telinga Aegis.

"Maaf Alenta, aku mengaku salah" ucap Aegis tulus.

Perlahan aura pembunuh yang dipancarkan Alenta berangsur - angsur berkurang, Alenta menempati tempat duduk nya semula. Menghela nafas.

Pov Alenta

"Berkata begitu saja sulit sekali, apa harga diri mu terlalu tinggi hah" sindir ku.

Jujur ya, aku belum merasa belum puas, atas apa yang di perbuat nya kepada ku. Ingin rasa nya kumutilasi tubuh nya, kumakan kan ke mahluk yang ada di hutan libert. Sayang nya ide itu hanya tinggal kenangan doang. Akan di hukum matu kalau sampai melakukan tindakan tersebut. Mengingat kedudu kan nya yang biasa di panggil 'pangeran'.

The Singer And 4 Prince ImmortalWhere stories live. Discover now